Aneurisma - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Aneurisma terjadi ketika bagian darigt;pembuluh darah (arteri) menonjol atau membengkak, baik karena struktur pembuluh darah yang rusak, atau karena ada kelemahan pada dinding pembuluh darah tersebut.

Ketika aneurisma terjadi, maka pembuluh darah akan menggembung pada bagian tertentu. Penonjolan bisa sangat kecil atau sangat besar, pembesaran inilah yang akan menimbulkan tekanan pada organ sekitarnya. Selain itu ada pula resiko pecahnya pembuluh darah, ya seperti sebuah balon apabila volumenya terus bertambah maka bisa pecah, begitu pula dengan balon aneurisma ini.

Kita bisa bayangkan apa yang terjadi ketika pembuluh darah arteri pecah, tentu ini dapat menyebabkan perdarahan dalam yang berat, dan komplikasi lainnya, termasuk kematian mendadak.

Pada prinsipnya Aneurisma dapat terjadi pada setiap bagian pembuluh darah dalam tubuh kita. Namun cenderung terjadi paling sering pada dinding aorta - arteri batang besar yang membawa darah dari ventrikel kiri jantung menuju ke seluruh tubuh. Bisa juga terjadi pada pembuluh darah di otak.

Dengan demikian, ada dua jenis utama aneurisma:

  • Aneurisma aorta - terjadi pada aorta. Bisa aorta perut (aorta abdominalis), atau di dada (aorta thoracalis).
  • Aneurisma otak - terjadi pada arteri di otak.

Gejala Aneurisma

Gejala yang timbul akan terkait dengan seberapa besar ukuran aneurisma yang terjadi, kecepatan pertumbuhannya dan lokasinya. Jika ukurannya sangat kecil, maka bisanya tidak menimbulkan masalah apapun. Sedangkan aneurisma otak yang besar dapat menekan jaringan saraf dan memicu mati rasa di wajah, atau masalah dengan mata.

Gejala Aneurisma Otak

Gejala-gejala berikut mungkin akan dialami sebelum aneurisma otak pecah: Sakit kepala parah yang terjadi tiba-tiba, mual, muntah, masalah penglihatan, kejang, penurunan kesadaran, kebingungan, kelopak mata terkulai, kaku leher, dan sensitif terhadap cahaya.

Jika aneurism otak pecah, maka akan menyebabkan pendarahan di otak dan stroke hemoragik, artinya juga dapat menyebabkan hematoma intrakranial (penumpukan darah di sekitar otak menyebabkan desak ruang).

Gejala Aneurisma Aorta

Sebagian besar aneurisma aorta terjadi pada aorta perut pasien. Ini sangat sulit dideteksi karena biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Bahkan aneurisma aorta ini jarang pecah.

Ketika gejala-gejala aneurisma aorta muncul, maka akan seperti ini: Sensasi berdenyut di perut, sakit punggung, dan sakit perut yang biasanya menjalar ke belakang.

Jika aneurisma terus tumbuh dan menekan tulang belakang atau organ dada pasien, maka gejalanya meliputi: Batuk, suara serak atau hilang, kesulitan bernapas, dan gangguan menelan.

Penyebab Aneurisma

Aneurisma bisa terjadi karena memang sejak lahir dinding pmbuluh darah arteri dalam kondisi lemah pada titik tertentu, kemudian sejumlah faktor dapat mempengaruhi sehingga terjadilah aneurisma. Namun bisa juga terjadi tanpa masalah sejak lahir.

Secara lengkap potensi penyebab aneurisma otak dapat mencakup:

Sedangkan Penyebab Aneurisma Aorta antara lain:

  • Aterosklerosis - akumulasi deposit lemak (kolesterol) di dinding arteri
  • Merokok
  • Hipertensi
  • Vaskulitis (infeksi pada aorta) - merupakan penyebab umum dan tampaknya berkaitan dengan keluarga
  • Penggunaan kokain
  • Pengaruh genetik

Pengobatan Aneurisma

Beberapa prosedur diagnostik akan diperlukan untuk melihat adanya aneurisma, ukuran dan letaknya, antara lain diperlukan pemeriksaan angiografi, CT scan, MRI, dan ekokardiografi.

Aneurisma ditangani dengan obat-obatan dan operasi. Aneurisma yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka tidak memerlukan pengobatan, hanya perlu pemantaun.

Tujuan pengobatan aneurisma antara lain:

  • Mencegah aneurisma bertambah besar
  • Mencegah atau membalikkan kerusakan struktur tubuh lainnya
  • Mencegah atau mengobati pecah pembuluh darah akibat anuerisma
  • Memungkinkan seseorang untuk terus melakukan kegiatan normal sehari-hari.

Pengobatan aneurisma tergantung pada ukurannya.  Pada aneurisma aorta yang berukuran kecil kurang dari 4 cm, maka biasanya yang dilakukan adalah wait and see, bukan tindakan operasi yang segera. Dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk memastikan bahwa ukurannya tidak semakin besar.

Seberapa sering pemeriksan itu diperlukan (misalnya, setiap beberapa bulan atau setiap tahun) didasarkan pada ukuran aneurisma dan seberapa cepat pertumbuhannya. Semakin besar itu dan semakin cepat tumbuh, maka semakin sering diperlukan pemeriksaan.

Jika aneurisma aorta berukuran besar (5,5 cm atau lebih), maka diperlukan tindakan operasi.

Sedangkan pada aneurisma otak yang belum pecah, maka biasanya dokter akan mempertimbangkan resiko dan manfaat sebelum melakukan pembedahan. Prosedur bedah darurat akan diperlukan baik pada anuerisma otak ataupun aneurisma aorta apabila pecah.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Intracranial Aneurysms Guide: Causes, Symptoms and Treatment Options. Drugs.com. (https://www.drugs.com/health-guide/intracranial-aneurysms.html)
Aneurysm: Causes, symptoms, and treatments. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/156993.php)
Aneurysm: Causes, Symptoms, and Diagnosis. Healthline. (https://www.healthline.com/health/aneurysm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app