Heparin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 13, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Mei 3, 2019 Waktu baca: 4 menit

Heparin adalah senyawa obat pengencer darah atau disebut antikoagulan untuk mencegah pembentukan gumpalan/bekuan darah. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja faktor pembekuan, yaitu protein dalam tubuh yang berperan dalam proses pembekuan darah.

Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai heparin, mari simak artikel berikut ini.

Mengenai Heparin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Suntik

Kandungan:

Antikoagulan

Indikasi penggunaan Heparin 

Heparin digunakan untuk mengatasi dan mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah vena, arteri, dan paru-paru yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau prosedur/tindakan medis, misalnya sebelum prosedur operasi terbuka untuk menurunkan risiko pembekuan darah. Heparin tidak akan mengencerkan pembekuan/gumpalan darah yang telah terbentuk, tetapi heparin dapat mencegah gumpalan darah menjadi semakin besar dan menimbulkan permasalahan serius. 

Kegunaan lain heparin adalah sebagai bahan untuk mendiagnosa dan mengobati permasalahan serius pada pembuluh darah, yaitu koagulasi (penggumpalan) darah yang menyebar dalam pembuluh darah (disseminated intravascular coagulation, DIC). 

Selain itu, heparin juga bermanfaat untuk mencegah penggumpalan darah pada penderita fibrilasi atrium dan penggumpalan darah yang mungkin terbentuk di dalam kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah. 

Cara kerja

Heparin bekerja dengan cara mengikat antithrombin III (ATIII) sementara dan meningkatkan laju ATIII dalam menon-aktifkan enzim pembeku darah (faktor IIa) dan faktor Xa.

Cara penggunaan

Heparin tersedia dalam bentuk cairan yang disuntikkan kedalam pembuluh darah vena (intravena), kedalam lapisan bawah kulit, atau dicampurkan kedalam cairan infus intravena. Penggunaan heparin harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penyuntikan heparin terkadang dilakukan 1 hingga 6 kali per hari tergantung pada kondisi medis pasien.

Dosis Heparin

Dosis heparin yang sering direkomendasikan adalah sebagai berikut:

  • DVT (suntikan di bawah kulit): 15.000-20.000 U per 12 jam atau 8.000-10.000 U per 8 jam pada orang dewasa. 
  • Pencegahan DVT  pasca operasi (suntikan di bawah kulit): 5.000 U diberikan 2 jam sebelum operasi. Selanjutnya dosis diberikan tiap 8-12 jam
  • Perawatan setelah terapi serangan jantung (intravena): 60 U/kgBB (maksimal 4.000 U), atau 5.000 U jika menggunakan streptokinase. Dilanjutkan  dengan infus 12 U/kgBB per jam

Efek samping Heparin 

Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh heparin, yaitu:

  • Kemerahan, nyeri, atau memar pada titik penyuntikan heparin
  • Rambut rontok

Hentikan pemakaian heparin dan minta pertolongan dokter atau perawat sesegera mungkin apabila Anda mengalami efek samping serius dengan gejala:

  • Mati rasa atau lemas pada salah satu sisi tubuh dengan tiba-tiba
  • Sakit kepala parah, kebingungan, gangguan penglihatan, bicara, dan keseimbangan secara tiba-tiba
  • Nyeri dada, batuk tiba-tiba, sesak napas, dan denyut jantung cepat
  • Nyeri, bengkak, rasa hangat, dan kemerahan pada salah satu atau kedua kaki
  • Demam, menggigil, hidung atau mata berair

Reaksi alergi biasanya juga dapat muncul segera setelah seseorang diberikan injeksi heparin. Segera bawa ke unit gawat darurat apabila timbul tanda dan gejala dari reaksi alergi yaitu:

  • Kemerahan/ruam pada kulit
  • Mata, bibir, atau lidah membengkak/gatal
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan bernapas
  • Denyut jantung meningkat
  • Mual/muntah
  • Nyeri dada

Selain itu perlu diketahui bahwa heparin mungkin dapat menyebabkan Anda mudah mengalami perdarahan, yang dapat membahayakan atau mengancam nyawa. Perdarahan dapat terjadi di dalam atau di luar tubuh. Segera mencari pertolongan pertama apabila Anda mengalami:

  • Perdarahan atau memar yang tidak biasa
  • Nyeri parah pada perut, punggung bawah, atau pangkal paha
  • Pembengkakan atau memar pada perut bagian bawah atau pangkal paha
  • Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan yang tidak biasa
  • Perdarahan yang tidak kunjung berhenti
  • Adanya tanda-tanda perdarahan yaitu mimisan, darah dalam urin atau tinja, tinja berwarna hitam, batuk darah, atau muntahan berwarna seperti kopi

Interaksi dengan obat lain

Heparin dapat bereaksi secara tidak terprediksi dengan obat-obatan lain. Hal ini dapat mempengaruhi mekanisme kerja obat dan meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Beberapa contoh obat yang berinteraksi dengan heparin misalnya:

  • Obat golongan anti-inflamasi non-steroid (AINS)
  • Obat antikoagulan lain, misalnya warfarin
  • Dipiridamol
  • Hidroksiklorokuin
  • Nitrogliserin
  • Antibiotik misalnya doksisiklin
  • Obat pilek, flu, alergi, dan obat tidur

Apabila lupa menggunakan obat

Penggunaan heparin selalu dilakukan dibawah pengawasan tenaga kesehatan dan terjadwal, sehingga meminimalisir risiko kehilangan dosis pemberian akibat lupa.

Perhatian

Heparin dapat diperoleh dengan resep dokter. Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan/menginformasikan pada dokter atau apoteker sebelum terapi apabila:

  • Riwayat alergi terhadap heparin atau alergi lainnya misalnya daging sapi
  • Obat-obatan, supplemen herbal, atau vitamin yang sedang dikonsumsi 
  • Riwayat kondisi medis terutama kondisi dengan kadar trombosit rendah, perdarahan yang tidak terkendali, infeksi pada jantung, hipertensi, hemophilia, gangguan pencernaan, penyakit liver, atau sedang menstruasi
  • Sedang menjalani perawatan gigi
  • Dalam kondisi hamil atau menyusui
  • Usia lebih dari 60 tahun
  • Merokok

Penyimpanan

Simpan heparin sesuai dengan kemasannya pada suhu ruangan, terhindar dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung. Tidak dibenarkan menyimpan obat dalam lemari pendingin. Hindarkan dari jangkauan anak-anak. Tanyakan pada tenaga kesehatan apabila Anda ingin membuang sisa obat yang tidak digunakan.

 

 


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Wedro, B. Medicinenet (2017). Hematoma. (https://www.medicinenet.com/hematoma/article.htm)
Ogbru, O. Medicinetnet (2017). Heparin Injection Article. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6486131/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app