Kolin: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Apr 28, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 4 menit

Informasi umum

Kolin mirip dengan vitamin B. Kolin dapat dibuat di dalam hati. Ia juga dapat ditemukan dalam makanan seperti hati, urat daging, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, kacang polong, bayam, bibit gandum, dan telur.

Kolin digunakan untuk penyakit hati, termasuk hepatitis kronis dan sirosis. Ia juga digunakan untuk depresi, kehilangan ingatan, penyakit Alzheimer dan demensia, penyakit Huntington, penyakit Tourette, gangguan otak yang disebut ataksia serebelar, jenis kejang tertentu, dan kondisi mental yang disebut skizofrenia.

Para atlet menggunakan klorofil untuk menambah massa otot dan untuk menunda kelelahan dalam olahraga ketahanan.

Kolin dikonsumsi oleh wanita hamil untuk mencegah kecacatan tabung saraf pada bayi mereka dan digunakan sebagai suplemen dalam formula bayi.

Kegunaan lainnya adalah mencegah kanker, menurunkan kolesterol, dan mengendalikan asma.

Bagaimana cara kerjanya?

Kolin mirip dengan vitamin B. Ia digunakan dalam banyak reaksi kimia dalam tubuh. Kolin berperan penting dalam sistem saraf. Pada asma, kolin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan peradangan.

Penggunaan dan efektivitas

Efektif untuk

Penyakit hati yang disebabkan oleh pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah (nutrisi parenteral). Pemberian kolin secara intravena (dengan IV) mampu mengobati penyakit hati pada penerima nutrisi parenteral yang kekurangan kolin.

Mungkin efektif untuk

  • Asma
    Mengonsumsi kolin sepertinya mengurangi gejala asma yang menjadi masalah bagi sebagian orang. Kolin juga tampaknya mengurangi kebutuhan untuk menggunakan bronkodilator. Ada beberapa bukti bahwa dosis kolin yang lebih tinggi (3 gram sehari) mungkin lebih efektif daripada dosis yang lebih rendah (1,5 gram setiap hari).
  • Kecacatan tabung saraf
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kolin pada masa pembuahan memiliki risiko lebih rendah untuk memiliki bayi dengan cacat tabung saraf, dibandingkan dengan wanita dengan asupan yang lebih rendah.

Mungkin tidak efektif untuk

  • Penyakit Alzheimer
    Mengonsumsi kolin saja atau bersama dengan lesitin, tidak mengurangi gejala penyakit Alzheimer.
  • Kinerja atletik
    Mengonsumsi kolin tampaknya tidak meningkatkan kinerja atletik atau mengurangi kelelahan selama latihan.
  • Kondisi otak yang disebut ataksia serebelar
    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi kolin melalui mulut setiap hari dapat meningkatkan fungsi motorik pada penderita ataksia serebelar. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi kolin tidak berpengaruh pada pengobatan ataksia serebelar bagi sebagian orang.

Tidak efektif untuk

  • Kehilangan memori karena faktor usia
    Mengonsumsi kolin tidak meningkatkan memori pada orang tua yang hilang ingatan.
  • Skizofrenia
    Mengonsumsi kolin tidak mengurangi gejala skizofrenia.

Bukti yang tidak cukup untuk

  • Alergi (hay fever)
    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi jenis kolin tertentu setiap hari selama 8 minggu tidak seefektif semprotan hidung untuk mengurangi gejala alergi.
  • Gangguan bipolar
    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi kolin dapat mengurangi beberapa gejala suasana hati pada penderita gangguan bipolar yang juga mengonsumsi litium.
  • Bronkitis
    Penelitian awal menunjukkan bahwa menghirup kolin dapat membantu memperbaiki gejala bronkitis yang disebabkan oleh debu.
  • Kinerja mental
    Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi kolin dengan dosis tunggal tidak meningkatkan waktu reaksi, penalaran, memori, atau fungsi mental lainnya. Penelitian lain menunjukkan kolin dapat meningkatkan memori visual, tetapi bukan aspek lain dari fungsi mental, apabila diberikan bersamaan dengan pemberian makanan melalui intravena (nutrisi parenteral).
  • Kejang
    Ada laporan yang menyebutkan bahwa mengonsumsi kolin dengan dosis tinggi mungkin berguna bagi beberapa penderita kejang parsial kompleks.
  • Hepatitis dan gangguan hati lainnya.
  • Depresi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit Huntington.
  • Sindrom Tourette.
  • Kondisi lainnya.

Diperlukan lebih banyak bukti untuk menilai efektivitas kolin dalam penggunaan ini.

Efek samping dan keamanan

Kolin aman bagi sebagian besar orang dewasa apabila dikonsumsi atau diberikan secara intravena (dengan IV) dalam jumlah yang sesuai.

Mengonsumsi kolin dengan dosis tinggi MUNGKIN TIDAK AMAN untuk orang dewasa. Dosis yang melebihi Batas Atas Asupan Harian (lihat bagian dosis di bawah) lebih cenderung menyebabkan efek samping seperti berkeringat, bau badan amis, gangguan pencernaan, diare, dan muntah.

Ada beberapa kekhawatiran bahwa peningkatan asupan kolin pada makanan dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan rektum. Ada satu penelitian yang menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kolin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar. Namun, hal ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan hubungan pengaruh makanan terhadap kanker usus besar.

Perhatian dan peringatan khusus

  • Anak-anak: Kolin aman bagi sebagian besar anak bila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Mengonsumsi kolin dengan dosis tinggi MUNGKIN TIDAK AMAN untuk anak-anak karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Kehamilan dan menyusui: Kolin aman bila diminum dan digunakan dengan tepat. Dosis hingga 3 gram per hari untuk wanita hamil dan menyusui hingga usia 18 tahun, dan 3,5 gram per hari untuk wanita usia 19 tahun ke atas mungkin tidak menyebabkan reaksi efek samping yang tidak diinginkan. Informasi yang tersedia tidak cukup tentang keamanan penggunaan kolin dengan dosis tinggi pada wanita hamil atau menyusui. Sebaiknya tetap menggunakan dosis yang dianjurkan.

Dosis

Berikut dosis yang telah dipelajari dalam penelitian ilmiah:

  • Melalui mulut:
    • Untuk asma : 500-1000 mg tiga kali sehari.
      Mengonsumsi makanan rata-rata sekitar 200-600 mg kolin per hari. Asupan Adekuat (AI), sebagaimana ditetapkan oleh Badan Makanan dan Gizi, Institut Kedokteran Nasional, untuk orang dewasa adalah 550 mg per hari untuk pria dan wanita yang menyusui; wanita, 425 mg per hari; wanita hamil, 450 mg per hari. Untuk anak-anak 1-3 tahun AI-nya adalah 200 mg per hari; 4-8 tahun, 250 mg per hari; 9-13 tahun, 375 mg per hari; untuk bayi kurang dari 6 bulan, 125 mg per hari; bayi 7-12 bulan, 150 mg per hari.
    • Batas Atas Asupan Harian (UL, tingkat asupan tertinggi yang mungkin tidak membahayakan) untuk kolin adalah : 1 gram per hari untuk anak-anak 1-8 tahun, 2 gram untuk anak-anak 9-13 tahun, 3 gram untuk anak-anak 14-18 tahun, dan 3,5 gram untuk orang dewasa di atas 18 tahun.

15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Biswas, Somava & Giri, Sarbani. (2015). Importance of Choline as Essential Nutrient and Its Role in Prevention of Various Toxicities. Prague medical report. 116. 5-15. 10.14712/23362936.2015.40.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/275669237_Importance_of_Choline_as_Essential_Nutrient_and_Its_Role_in_Prevention_of_Various_Toxicities)
Zeisel, Steven & Blusztajn, J. (1994). Choline and Human Nutrition. Annual review of nutrition. 14. 269-96. 10.1146/annurev.nu.14.070194.001413.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/15251760_Choline_and_Human_Nutrition)
Wallace, Taylor & Blusztajn, Jan & Caudill, Marie & Klatt, Kevin & Zeisel, Steven. (2019). Choline: The Neurocognitive Essential Nutrient of Interest to Obstetricians and Gynecologists. Journal of Dietary Supplements. 1-20. 10.1080/19390211.2019.1639875.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/335007669_Choline_The_Neurocognitive_Essential_Nutrient_of_Interest_to_Obstetricians_and_Gynecologists)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app