Kekurangan magnesium atau hypomagnesemia menjadi salah satu gangguan kesehatan yang kerap terabaikan, karena pada tahap awal gejalanya kerap tersamarkan. Gejala kekurangan magnesium biasanya baru akan terasa ketika kadar magnesium dalam tubuh benar-benar mencapai titik terendah.
Karena itulah tak jarang, gangguan kesehatan yang awalnya terlihat ringan ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti malabsorbsi makanan, diare kronis, vasospasme arteri koroner hingga memengaruhi morfologi dan komposisi tulang yang memicu terjadinya hambatan pertumbuhan tulang, susunan tulang abnormal dan osteopenia.
Oleh karena itu, ketahui sedari awal gejala kekurangan magnesium berikut ini guna mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi serius yang tidak diinginkan.
Bagaimana Mengenali Gejala Kekurangan Magnesium?
Gejala kekurangan magnesium pada tahap awal umumnya ditandai dengan penurunan nafsu makan, sering mengantuk, kelelahan, mual dan muntah.
Apabila terus dibiarkan, maka gejala ini akan berkembang menjadi lebih serius seperti kedutan otot yang menetap hingga terjadi kejang otot dan tremor, detak jantung tidak teratur, tekanan darah meningkat dan beberapa gejala lainnya.
Berikut gejala kekurangan magnesium selengkapnya:
1. Otot Sering Berkedut
Berbeda dengan kedutan normal yang biasanya hanya terjadi sesekali, seseorang yang kekurangan magnesium akan merasakan kedutan otot yang menetap.
Lambat laun kedutan otot ini akan memicu terjadinya kram, kejang otot dan tremor akibat otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Konsumsi suplemen magnesium pada tahap ini dapat membantu mengurangi gejala.
Namun, jika gejalanya tidak berkurang meski telah mengonsumsi suplemen magnesium, kemungkinan kedutan hingga kram otot yang dialami disebabkan oleh kondisi lain. Diantaranya seperti stres, konsumsi terlalu banyak kafein, efek samping obat-obatan atau gejala penyakit neurologis, seperti neuromyotonia.
2. Detak Jantung Tidak Teratur
Seseorang dengan defisiensi magnesium juga dapat mengalami aritmia atau detak jantung tidak teratur. Gejala defisiensi magnesium ini tidak dapat diremehkan, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke atau gagal jantung.
Para ahli berpendapat, bahwa defisiensi magnesium dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar potasium di dalam dan di luar sel otot jantung, sehingga terjadilah aritmia.
Pendapat ini semakin dipertegas dengan hasil penelitian pada sebagian orang yang menderita gagal jantung kongestif dan aritmia yang ternyata memiliki kadar magnesium yang rendah dibandingkan mereka yang sehat.
3. Perubahan Kepribadian
Defisiensi magnesium dapat menyebabkan disfungsi syaraf dan meningkatkan risiko gangguan mental pada beberapa orang. Gejalanya dapat dikenali dengan melihat perubahan kepribadian penderitanya yang cenderung bersikap apatis, mati rasa dan kurang memiliki empati.
Dalam kondisi yang cukup berat, kekurangan magnesium bahkan dapat membuat penderitanya mengalami delirium, yakni gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan parah, gangguan kesadaran hingga koma.
4. Kesulitan Bernapas
Kekurangan magnesium dapat menyebabkan penumpukan kalsium di otot-otot yang melapisi paru-paru. Kondisi ini memicu terjadinya penyempitan saluran pernapasan sehingga membuat penderitanya kesulitan bernapas.
Kadar magnesium rendah juga cenderung ditemukan pada individu yang menderita asma. Hasil temuan ini pun semakin membuat para ahli mempercayai bahwa kekurangan magnesium terkait dengan gangguan pernapasan.
5. Tekanan Darah Tinggi
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan hasil yang menunjukkan bahwa, seseorang yang mengalami defisiensi magnesium cenderung memiliki tekanan darah tinggi yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Dari temuan tersebut, para ahli kemudian menyarankan untuk mengonsumsi suplemen magnesium guna menurunkan tekanan darah, terutama pada orang dewasa dengan tekanan darah tinggi.
Berapa Kebutuhan Asupan Harian Magnesium?
Berikut ini tabel yang menunjukkan kebutuhan asupan harian magnesium yang disarankan untuk pria dan wanita:
Kehamilan | Menyusui | |||
1-6 bulan | 30 mg | 30 mg | ||
7-12 bulan | 75 mg | 75 mg | ||
1-3 tahun | 80 mg | 80 mg | ||
4-8 tahun | 130 mg | 130 mg | ||
9-13 tahun | 240 mg | 240 mg | ||
14-18 tahun | 410 mg | 360 mg | 400 mg | 360 mg |
19-30 tahun | 400 mg | 310 mg | 350 mg | 310 mg |
31-50 tahun | 420 mg | 320 mg | 360 mg | 320 mg |
51 + tahun | 420 mg | 320 mg |
Sebenarnya untuk mencukupi kebutuhan asupan harian magnesium tidaklah sulit, karena ada begitu banyak sumber makanan yang kaya akan magnesium.
Diantaranya seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, coklat dan banyak lagi lainnya. Konsumsilah makanan kaya magnesium setiap hari guna mencegah defisiensi magnesium yang dapat berdampak serius bagi kesehatan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.