KENALI 6 PENYEBAB SUSAH BUANG AIR BESAR

Dipublish tanggal: Sep 21, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Meskipun faktor susah buang air besar sulit untuk diketahui secara pasti, namun ada beberapa daktor yang memicu konstipasi atau sulit buang air besar. 

Faktor-faktor tersebut seperti buruknya pola makan, kehamilan, menunda buang air besar, pengaruh obat-obatan, dan karena kondisi tertentu.

Dalam bahasa medis, susah buang air besar dikenal dengan konstipasi, yang merupakan gejala dari berkurangnya frekuensi buang air besar. Akan tetapi, umumnya setiap orang memiliki frekuensi buang air besar yang berbeda-beda. 

Frekuensi normal untuk buang air besar belum memiliki patokan yang jelas.

Umumnya, jika seseorang sudah tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari atau frekuensi yang berkurang dari tiga kali dalam seminggu, ini sudah termasuk sebagai susah BAB

Apabila sudah lebih dari tiga hari, tinja yang ada dalam tubuh akan lebih keras dan lebih sulit untuk dikeluarkan.

Berbagai penyebab susah buang air besar

Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab sulit buang air besar:

Pengaruh gaya hidup

Pola makan yang tidak dijaga merupakan salah satu penyebab konstipasi, seperti kurangnya serat dan kekurangan cairan. Pola makan yang berubah dan terlalu banyak mengonsumsi produk olahan susu juga penyebab terjadinya konstipasi. 

Selain itu penyebab penyakit ini adalah gangguan makan. Penyebab lainnya merupakan malas berolahraga atau kurang aktif bergerak.

Kehamilan

Wanita yang sedang hamil berpotensi 40% mengalami konstipasi, terutama selama periode awal kehamilam. 

Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan produksi hormon progesteron yang membuat otot kendur dan menyebabkan otot usus sulit untuk berkontraksi dan sehingga membuat ibu hamil mengalami konstipasi.

Menunda buang air besar

Kebiasaan menunda untuk buang air besar kerika sedang terasa ingin buang air besar merupakan sebuah pemicu terjadinya konstipasi. 

Jika sedang terasa ingin buang air besar usahakan untuk segera melakukannya agar mengindari resiko terjadinya susah buang air besar.

Pengaruh obat-obatan

Terdapat beberapa jenis obat yang menimbulkan efek susah buang air besar. 

Jenis obat-obatan tersebut, seperti suplemen kalsium, suplemen zat besi, obat antiepilepsi, antidepresan, antipsikotik, obat-obatan diuretik, obat pereda nyeri golongan narkotik seperti kodein dan morfin. 

Selain beberapa obat tersebut, antasida dan antidiare juga kebiasaan menggunakan obat laksatif juga dapat memicu konstipasi.

Memiliki kondisi kesehatan tertentu

Kondisi medis tertentu juga membawa gejala sulit buang air besar, seperti diabetes, sindrom iritasi usus besar, hiperkalsemia atau kelebihan kalsium dalam darah, kelenjar tiroid yang kurang aktif, fisura ani, radang susu, kanker usus atau dubur, kelainan saraf seperti pada multiple sclerosis, stroke, penyakit Parkinson, dan cedera tulang belakang.

Faktor-faktor psikologis

Ketika seseorang mengalami masalah psikis, seperti stres, kecemasan, depresi, trauma kekerasan, dan pelecehan seksual, dapat menybabkan konstipasi.

Cara menangani susah buang air besar

Setiap orang dapat memiliki penyebab yang berbeda-beda. Untuk itu penanganan yang diberikan pun akan berbeda, tergantung pada penyebab dan tingkat kondisi yang dialami. Akan tetapi, secara umum konstipasi dengan cara perbaikan gaya hidup, seperti:

  • Mengkonsumsi air putih yang cukup agar mencegah dehidrasi dan melunakan tekstur tinja.
  • Konsumsi serat 18-30 gram per hari, seperti serat pada buah-buahan, sayuran, sereal, dan kacang-kacangan.
  • Jika menggunakan toilet duduk, gunakan bangku pendek untuk meletakan kaki agar posisi kaki lebih tinggi dari pinggang. Hal ini berguna untuk lebih memudahkan tinja untuk keluar.
  • Tingkatkan aktivitas fisik, setidaknya dengan berjalan kaki minimal 15 yang penting dilakukan secara rutin.
  • Terapkan rutinitas buang air besar ke toilet, dengan menyesuaikan kapan dan dimana Anda nyaman buang air besar. Hal ini dapat juga diterapkan pada anak-anak. 

Ini berguna untuk membiasakan diri dengn aktivitas dan berikan pujian atau penghargaan apabila anak telah melakukannya.

  • Usahakan untuk tidak menunda buang air besar ketika timbul rasa yang mendesak untuk buang air besar.
  • Apabila konstipasi terjadi pada anak-anak, minimalisir dengan memberikan buah-buahan dan probiotik yang berguna untuk memperlancar BAB. Berikan seperti stroberi, apel, anggur, pir, dan kismis. Hal ini juga bisa diterapkan untu orang dewasa.

Jika setelah mengikuti beberapa cara berikut, namun tidak mengalami perubahan yang baik, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Crockett SD, et al. American Gastroenterological Association Institute guideline on medical management of opioid-induced constipation. Gastroenterology. 2019;156:218.
Ohkusa T, et al. Gut microbiota and chronic constipation: A review and update. Frontiers in Medicine. 2019;6:1. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmed.2019.00019/full.
Constipation. American Gastroenterological Association. https://www.gastro.org/practice-guidance/gi-patient-center/topic/constipation.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app