Ingin Menjalani Diet Keto? Kenali Terlebih Dahulu Bahaya Yang Dapat Terjadi

Dipublish tanggal: Jul 19, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Ingin Menjalani Diet Keto? Kenali Terlebih Dahulu Bahaya Yang Dapat Terjadi

Apa itu diet keto? Diet keto adalah diet yang dilakukan dengan cara membatasi asupan pola makan yang mengandung karbohidrat dengan menggantinya dengan asupan lain. Asupan yang diganti menggunakan protein dan lemak dalam jumlah yang banyak. 

Beberapa orang telah mengakui keampuhan dari diet keto. Namun, Anda tetap saja harus mewaspadai bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan.

Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan diet keto?

Umumnya, diet keto hanya diberikan pada orang-orang yang memiliki masalah kesulitan dalam mencerna karbohidrat didalam tubuhnya.  Sehingga diet keto ini dijalankan oleh penderita gangguan epilepsi yang harus dibatasi asupan karbohidratnya.

Namun, saat ini diet keto tidak hanya dijalankan untuk beberapa orang yang memiliki gangguan tertentu saja, sudah banyak orang normal yang menjalankan diet ini. 

Karbohidrat yang dibatasi masuk dalam tubuh membuat orang yang menjalankan diet ini harus memaksimalkan asupan protein dan lemak lebih banyak untuk menyeimbangkannya. Karbohidrat yang diperlukan pun tidak boleh lebih dari 30 persen setiap harinya.

Tentu saja, menerapkan diet ketogenik bisa mengganggu pencernaan dan fungsi tubuh, bahkan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah bahaya diet keto yang sebaiknya Anda waspadai.

Tetapi, tetap saja diet keto ini memberikan gangguan bagi pencernaan dan fungsi pada tubuh yang berakibat menimbulkan masalah kesehatan. Berikut beberapa kemungkinan yang terjadi saat menjalani diet keto.

  • Berat badan tidak stabil

Akibat pembatasan karbohidrat dalam tubuh yang seharusnya menjadi sumber energi utama berkurang, tentu saja akan mengakibatkan tubuh mengalami penurunan badan yang sangat cepat. Namun, jika hal ini terus terjadi lama kelamaan justru dapat membahayakan Anda.  

Penurunan berat badan ini jelas bukan termasuk dalam tanda-tanda Anda mempunya tubuh yang sehat. Berat badan Anda yang mengalami penurunan hanya bersifat sementara, karena memang digantikan oleh lemak sebagai cadangan energi.

Akibat Anda hanya mengkonsumsi protein dan lemak saja untuk menghindari karbohidrat, malah membuat tumpukan lemak di dalam tubuh, sehingga berat badan yang turun akan naik lagi.

 

Menjalankan diet keto pada minggu pertama biasanya akan dirasakan gejala-gejala tidak enak badan atau flu. Gejala ini hanya berlangsung selama beberapa hari saja. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa rasa mual, pilek, lemas, dan juga sakit kepala.  

Kondisi ini akibat tubuh beradaptasi akibat kehilangan sumber energi utama. Otak juga tidak berfungsi dengan baik karena tidak mendapatkan makanannya, yaitu gula. Maka itu, diet ini akan menimbulkan sakit kepala, rasa lelah, dan badan terasa tidak enak.

Jika Anda nantinya mengalami ini, artinya tubuh sedang bereaksi dan beradaptasi akibat kehilangan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Otak juga ikut tidak berfungsi karena tidak mendapatkan gula yang berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat. 

Sehingga gejala sakit kepala dan kelelahan akan cepat Anda rasakan.

  • Penyusutan otot

Ketika tubuh mengalami ketosis, yaitu membakar lemak sebagai energi. Namun hal ini juga bisa menyebabkan Anda kehilangan jaringan lemak dan penyusutan otot. 

Dikutip dari Women’s Health, Victoria Linday, seorang pakar diet di Washington mengungkapkan bahwa karbohidrat berperan penting dalam membentuk otot.

Saat tubuh mulai menggunakan lemak sebagai energi untuk menggantikan karbohidrat, akibatnya dapat membuat Anda mengalami penyusutan otot dan kehilangan jaringan lemak pada tubuh. Sebab, karbohidrat memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk otot. 

Akibatnya ketika digantikan, akan muncul beberapa gangguan.

Selain itu, diet keto dapat menimbulkan penyusutan atau pecahnya jaringan otot apabila kalori tidak dapat tercukupi.

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi akibat kadar gula darah berada di batas normal sehingga menyebabkan penderitanya menjadi sulit berkonsentrasi, mengalami gangguan tidur, juga mengalami rasa cemas yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi ketika Anda mengalami diet keto.

  • Mengalami kram

Ketika Anda menjalani diet keto, maka akan terjadilah dehidrasi dan kekurangan mineral yang berada dalam tubuh seperti natrium. Juga diikuti dengan penurunan kadar gula darah Anda mengalami penurunan yang signifikan. 

Hal ini dapat memicu terjadinya gangguan kram di bagian kaki akibat ginjal tidak dapat mempertahankan kadar natrium dalam tubuh.

  •  Gangguan pencernaan

Saat menjalani diet keto, gangguan yang paling umum terjadi yaitu gangguan di saluran pencernaan. Gangguan tersebut meliputi  perut yang kembung, sembelit, sering buang gas, dan hal lainnya. 

Hal ini akibat tubuh kekurangan asupan serat dari buah dan sayur-sayuran tertentu. Selain itu juga dapat memicu timbulnya diare.

Saat Anda menjalankan diet keto, Anda akan mengalami bau mulut akibat terjadinya peningkatan aseton dalam darah, keringat, urin, dan juga melalui pernapasan.

Anda disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada ahli medis maupun ahli gizi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada tubuh Anda. Sehingga tim medis juga dapat memilih diet yang pas dan cocok untuk Anda jalani.

 


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How can the keto diet affect cholesterol? Safety and risks. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/326320.php)
Keto diet: Benefits and nutrients. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/319196.php)
Dangers of the Keto Diet You Need to Know About. The Healthy. (https://www.thehealthy.com/weight-loss/keto-diet-dangers/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app