Hordeolum - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Bintitan atau hordeolum adalah inflamasi atau peradangan pada titik tertentu di kelopak mata. Peradangan yang terjadi menyebabkangt;bengkakan (benjolan), nyeri, kemerahan, bahkan terjadi penumpukan nanah (pus) atau disebut dengan abses (kantung nanah).

Seringkali benjolan tampak merah dan nyeri serta terlihat seperti jerawat. Meskipun sebagian besar bintitan muncul di bagian luar kelopak mata, namun sebagian lainnya berkembang pada kelopak mata bagian dalam. Meskipun terasa tidak nyaman, hordeolum tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Pada sebagian besar kasus, hordeolum dapat membaik dalam 1 minggu tanpa pengobatan. Pada perkembangan proses penyakit, Hordeolum eksternum (bintitan yang berada di kelopak mata bagian luar) bisa berubah menjadi kekuningan dan mengeluarkan pus (nanah). Sedangkan Hordeolum internum (bintitan pada kelopak mata dalam) cenderung lebih terasa nyeri.

Pengobatan sederhana seperti mengompres mata yang bintitan dengan air hangat secara lembut bisa sangat efektif mempercepat penyembuhan. Kompres hangat dapat membantu mempercepat pengeluaran nanah yang terkandung di dalamnya, serta dapat mengurangi rasa nyeri dan bengkak.

Apa Penyebab Hordeolum?

Hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, jenis bakteri yang juga sering menyebabkan bisul pada kulit.

Biasanya bakteri tumbuh di akar (folikel) bulu mata. Hordeolum internum disebabkan karena infeksi pada salah satu kelenjar minyak kecil di dalam kelopak mata yakni kelenjar Meibom. Hordeolum eksternum terjadi karena infeksi pada kelenjar minyak yang lebih besar pada kelopak mata yakni kelenjar Zeis dan juga pada kelenjar Moll.

Mengenal Dua Jenis Hordeolum

Berdasarkan lokasinya, hordoelum dibagi menjadi dua, yaitu externum dan internum.

Hordeolum Eksternum (luar)

Hordeolum eksternum muncul di sepanjang tepi luar dari kelopak mata. Hordeolum eksternum bisa berwarna kekuningan, terisi oleh pus, dan terasa nyeri saat disentuh. Penyebabnya bisa karena gangguan pada:

  • Folikel bulu mata. Pori-pori kecil pada kulit tempat bulu mata tumbuh.
  • Kelenjar sebasea Zeis. Kelenjar ini melekat pada folikel bulu mata dan menghasilkan sebum (minyak). Sebum membantu lubrikasi bulu mata dan mencegah kekeringan.
  • Kelenjar apokrin Moll. Kelenjar ini juga membantu mencegah kekeringan pada bulu mata. Kelenjar ini merupakan kelenjar keringat.

Hordeolum Internum (dalam)

Pembengkakan muncul pada kelopak mata bagian dalam (yang bersentuhan dengan bola mata). Secara umum, hordeolum internum lebih nyeri daripada hordeolum eksternum. Kondisi ini sebagian besar terjadi karena adanya infeksi pada kelenjar Meibom. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang berperan sebagai bagian lapisan pelindung mata.

Faktor Risiko Hordeolum

Hal – hal berikut ini bisa meningkatkan risiko berkembangnya bintitan:

  • Penggunaan kosmetik kadaluarsa.
  • Tidak membersihkan makeup sebelum tidur.
  • Tidak membersihkan lensa kontak sebelum menggunakannya.
  • Mengganti lensa kontak tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
  • Anak remaja cenderung lebih sering mengalaminya namun pada dasarnya bisa terjadi pada semua usia.
  • Nutrisi yang buruk.
  • Gangguan tidur.
  • Jika anggota keluarga mengalami hordeolum maka anggota keluarga lainnya sebaiknya tidak menggunakan handuk wajah bersama – sama untuk meminimalisir infeksi silang.

Kadangkala hordeolum terjadi sebagai komplikasi blefaritis (peradangan pada kelopak mata). Blefaritis sering disebabkan karena infeksi bakteri namun kadang bisa sebagai komplikasi dari rosacea (inflamasi kulit yang mempengaruhi kulit wajah).

Di sisi lain, ada penyakit yang mirip dengan bintitan, yaitu kalazion. Kalazion terjadi akibat tersumbatnya saluran kelenjar minyak Meibom tanpa disertai infeksi. Berbeda dengan hordeolum, kalazion tidak menimbulkan rasa sakit ataupun kemerahan.

Ciri-ciri dan Gejala Hordeolum

Pasien mengeluh adanya benjolan yang terasa nyeri dan memerah pada kelopak matanya. Kadang benjolan ini terlihat seperti jerawat. Bintitan jarang terjadi pada kedua mata secara bersamaan. Umumnya pasien hanya mengalami pada salah satu mata saja. Namun ada kemungkinan terdapat lebih dari satu bintitan di salah satu mata atau satu bintitan pada masing – masing mata.

Ciri-ciri dan gejala bintitan (hordeolum) pada mata meliputi:

  • Benjolan di kelopak mata.
  • Pembengkakan pada kelopak mata.
  • Rasa nyeri, terutama ketika berkedip.
  • Kemerahan.
  • Benjolan terasa lembut.
  • Ada krusta pada tepi kelopak mata.
  • Adanya sensasi terbakar pada mata.
  • Gatal pada mata.
  • Kelopak mata tampak sayu.
  • Pandangan kadang menjadi kabur karena terhalang benjolan.
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Rasa tak nyaman saat mengedip.
  • Kadang mata sering berair.
  • Perasaan seperti adanya objek pada mata (rasa mengganjal).

Segera konsultasi dengan dokter apabila:

  • Hordeolum tetap membesar selama lebih dari satu minggu
  • Adanya gangguan penglihatan yang makin menjadi
  • Pembengkakan makin terasa nyeri
  • Berdarah atau menyebar ke bagian lainnya
  • Kelopak mata atau mata menjadi merah.

Cara Mengobati Hordeolum

Pada kebanyakan kasus, penyakit ini bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Segera setelah hordeolum ruptur (pecah) dan nanahnya keluar, maka gejala cenderung membaik dengan cepat.

Dokter menyarankan agar jangan memecahkan bintitan sendiri, dikhawatirkan dilakukan dengan cara-cara yang tidak steril sehingga berpotensi menimbulkan infeksi atau penyebaran penyakit menjadi lebih serius.

Perawatan di rumah...

  • Kompres. Perawatan rumah yang bisa Anda lakukan adalah kompres hangat. Kompres hangat secara lembut bisa membantu mempercepat penyembuhan. Pastikan untuk menyiapkan air hangat, jangan terlalu panas. Kompres dilakukan pada mata yang sakit selama 5-10 menit, tiga sampai empat kali per hari.
  • Mengeluarkan nanah. Bukan hanya kompres yang bisa meredakan gejala, namun juga dengan mengalirkan keluar pus yang terkumpul (jika sudah matang alias banyak nanah diujungnya). Sekali pus dialirkan ke luar maka gejala akan membaik dengan cepat.
  • Obat. Obat penghilang nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol bisa sangat membantu jika hordeolum terasa nyeri.

Selengkapnya bisa Anda baca di sini:

Perawatan oleh dokter...

Jika hordeolum eksternum terasa sangat nyeri, maka dokter akan mencabut bulu mata terdekat dan mengalirkan pus ke luar dengan menusuknya menggunakan jarum halus. Prosedur ini harus dilakukan oleh profesional yakni dokter mata.

Jika hordeolum muncul, dokter akan meresepkan antibiotik topikal berupa krim atau tetes mata. Jika infeksi menyebar ke luar kelopak mata maka antibiotik oral (minum) bisa diresepkan.

Selain itu disarankan untuk tidak mengaplikasikan makeup pada kelopak mata, atau mengenakan lensa kontak sampai bintitan benar – benar hilang.

Komplikasi

Komplikasi meskipun jarang namun tetap bisa terjadi, yakni meliputi:

  • Kista Meibom. Kista ini terjadi pada kelenjar Meibom yang berlokasi pada kelopak mata. Hordeolum yang persisten pada bagian dalam kelopak mata bisa menyebabkan terbentuknya kista Meibom (kalazion), terutama jika kelenjar mengalami obstruksi atau penyumbatan. Tipe kista ini sangat mudah dan efektif untuk diobati.
  • Selulitis periorbital. Komplikasi ini berkembang jika infeksi menyebar ke jaringan sekitar mata. Lapisan kulit sekitar mata menjadi meradang dan merah, sehingga membuat kelopak mata ikut kemerahan dan bengkak. Pengobatannya dengan antibiotik

Meskipun komplikasi bisa terjadi seperti yang dijelaskan sebelumnya, namun kebanyakan kasus bisa hilang dengan intervensi minimal.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app