Kalazion - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 15, 2019 Waktu baca: 5 menit

Kalazion adalah benjolan di kelopak mata berbentuk bulat dengan ukuran seperti butiran atau biji yang terlokalisir dan memiliki batas tegas dengan jaringan sehat di sekitarnya.

Benjolan kalazion tidak terasa nyeri dan muncul secara perlahan sehingga kerap kali tidak disadari sampai ukurannya menjadi kian membesar sehingga terlihat jelas.

Kalazion terbentuk setelah mata mengalami peradangan, obstruksi (sumbatan), dan tertahannya sekresi salah satu kelenjar yang melumasi bagian tepi kelopak mata. Kelenjar - kelenjar (meibom) ini menghasilkan sebum, yakni cairan berminyak yang berperan sebagai pelumas sekaligus pelindung.

Jika satu atau lebih duktus (saluran) yang mengalirkan sebum ini tersumbat, maka sebum akan terakumulasi di bawah kulit dan membentuk kista. Kista merupakan istilah umum untuk kantong jaringan berbentuk bulat dan berisi zat cair atau jeli.

Apabila dibiarkan, kista kalazion bisa membesar dan menekan kornea (bagian depan mata yang jernih yang berfungsi mengantarkan cahaya) sehingga penglihatan menjadi kabur. Oleh sebab itu sebaiknya kondisi ini segera mendapatkan perhatian sebelum ukurannya menjadi besar dan menggangu penglihatan.

Pada beberapa orang, kalazion memang bisa hilang dengan sendirinya (spontan). Namun pada beberapa kasus lainnya, perlu dilakukan perawatan khusus yang akan dijelaskan di bawah ini.

Apa Penyebab Kalazion?

Benjolan pada kalazion disebabkan karena tersumbatnya kelenjar meibom pada kelopak mata. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kelenjar meibom inilah yang menghasilkan minyak pada kelopak mata bagian atas dan bagian bawah.

Cairan minyak yang dihasilkannya berguna untuk melumasi bulu-bulu mati dari kekeringan, serta melindunginya dari bahaya infeksi mikroorganisme penyebab penyakit.

 

Menyempitnya saluran keluar dari kelenjar meibom bisa menyebabkan tersumbatnya bagian tersebut sehingga cairan minyak tidak dapat dikeluarkan (sekresi). Hasil sekresi yang tersumbat akan mengeras.

Jika ini terjadi maka kelenjar yang tersumbat akan membengkak sehingga menyebabkan dinding kelenjar mengalami penebalan dan minyak akan mengalami kebocoran pada kelopak mata itu sendiri. Hal ini mengakibatkan terjadinya inflamasi (peradangan) pada kelenjar dan kelopak mata hingga terbentuklah kalazion.

Beberapa orang lebih berisiko mengalami kalazion dibandingkan yang lainnya apabila:

  • Tangan Tidak Bersih. Jika anda sering menyentuh kelopak mata dengan tangan yang tak bersih, maka risiko anda untuk mengalami kalazion semakin meningkat. Hal ini bisa terjadi karena debu dan kotoran tersebut bisa menyumbat kelenjar minyak di kelopak mata.
  • Pernah mengalami kalazion sebelumnya. Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami kalazion akan cenderung mengalaminya lagi di kemudian hari.
  • Riwayat penyakit. Adanya riwayat mengalami rosacea, dermatitis seboroik dan penyakit kulit lainnya.
  • Tuberkulosis
  • Infeksi virus

Bagi yang sebelumnya mengalami peradangan kronik pada kelopak mata (blefaritis), maka akan memiliki resiko untuk mengalami kalazion berulang.

Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kalazion terutama jika ukurannya cukup besar sehingga menghalangi penglihatan. Bahkan pada beberapa kasus, kalazion disebabkan oleh kanker kulit. Tentu hal ini akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

Ciri-ciri dan Gejala Kalazion

Sangat mudah mengenali tanda dan gejala kalazion, yaitu berupa benjolan tak nyeri yang berada di bawah kulit pada salah satu kelopak mata. Meskipun bisa terjadi di lebih dari satu tempat.

Berikut ini adalah beberapa gejala umum dari kalazion:

  • Benjolan keras pada kelopak mata yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
  • Peningkatan pengeluaran air mata.
  • Pandangan menjadi terhalang atau kabur (jika ukurannya besar).
  • Sensitif terhadap cahaya.

Kalazion Vs Hordeolum

Kalazion seringkali disangka hordeolum (bintitan) karena sama-sama menyebabkan benjolan di kelopak mata. Padahal kedua penyakit ini sungguh berbeda. Anda bisa membedakan dua tipe benjolan pada kelopak mata ini secara terpisah karena kalazion biasanya tidak nyeri sementara hordeolum pasti disertai keluhan nyeri.

Namun kalazion bisa berkembang setelah anda mengalami bintitan (hordeolum), terutama jika sembuh tapi tak sempurna. Itulah sebabnya penting sekali mengobati bintitan dengan baik dan sampai tuntas, caranya baca di sini: Cara Mengobati Bintitan dengan Cepat, Efektif dan Aman

Jika anda menduga mengalami kalazion, maka sebaiknya dikonsultasikan ke dokter agar ditegakkan diagnosis yang akurat. Pada kebanyakan kasus, dokter bisa mendiagnosis kalazion dengan melihat dari dekat bentuk benjolan pada kelopak mata anda.

Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar gejala yang dialami untuk membedakan apakah benjolan yang terjadi karena kalazion, hordeolum atau karena hal lainnya.

Diagnosis Kalazion

Untuk mendiagnosis kalazion, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat gangguan mata, serta riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh. Selain itu, pemeriksaan fisik untuk meninjau kondisi benjolan pada kelopak mata pasien juga akan dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis.

Tidak ada pemeriksaan khusus dalam mendiagnosis kalazion.

Bagaimana Mengobati Kalazion?

Pengobatan kalazion bervariasi. Namun pada kebanyakan kasus, benjolan bisa hilang dengan sendirinya. Tidak seperti bintitan, karena kalazion bukan disebabkan karena infeksi maka pemberian antibiotik tidaklah membantu.

Perawatan Rumah

Anda sebaiknya mengompres kelopak mata yang mengalami kalazion dengan air hangat beberapa kali dalam sehari, selama kurang lebih 10 menit tiap kalinya. Tindakan ini bisa mengurangi pembengkakan dengan melembutkan minyak yang tersumbat dalam kelenjar.

Tindakan ini juga bisa membantu mendrainase (mengeluarkan cairan yang tersumbat) dengan sendirinya. Dokter juga bisa menyarankan anda untuk melakukan pijatan lembut selama beberapa kali sehari untuk membantu drainase.

Sebelum anda mencoba melakukan hal ini, pastikan bahwa tangan dan kain kompres yang digunakan benar – benar bersih.

Pengobatan Medis

Jika kalazion tidak hilang dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih 1 bulan, maka anda harus kembali lagi ke dokter untuk mendiskusikan pilihan terapi. Ketika kalazion tidak sembuh setelah pengobatan maka perlu diterapi dengan tindakan pembedahan atau injeksi steroid. Tindakan ini terutama dilakukan jika benjolan tetap tumbuh, menghalangi penglihatan, atau menyebabkan terjadinya astigmatisme (lengkung abnormal pada kornea).

Tindakan pembedahan biasanya merupakan upaya terakhir. Tindakan ini jarang dilakukan karena kebanyakan kalazion bisa hilang sendiri seiring berjalannya waktu dan dengan perawatan di rumah.

Meskipun jarang terjadi, kalazion bisa disebabkan oleh kanker kulit. Dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan biopsi jika benjolan terus tumbuh dan tak hilang dengan pengobatan. Hal ini yang melatarbelakangi mengapa anda harus memeriksakan diri ke dokter guna mendapat diagnosis yang tepat agar sesuatu yang berbahaya jangan sampai dianggap sepele yang berujung penyesalan.

Pencegahan Kalazion

Tidak selalu bisa menghindari penyakit ini, terutama jika anda mengalaminya karena masalah kesehatan mata yang menjadi penyebabnya. Namun, anda bisa mengurangi risiko terjadinya kalazion jika penyakit ini disebabkan oleh karena kotoran yang ada pada kelopak mata. Oleh karena itu anda harus menjaga kebersihan wajah dan tangan.

Jika anda sering mengalami kalazion, maka anda bisa menggunakan sampo bayi pada kelopak mata anda untuk menjaga agar area tersebut tetap bersih tanpa mengiritasi mata. Anda juga bisa mengompres kelopak mata selama beberapa menit setiap malam sebelum tidur. Hal ini akan membuat kelenjar minyak tidak tersumbat dan mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit ini.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rivers, A. Healthline (2016). Chalazion. (https://www.healthline.com/health/chalazion)
Lowth, M. Patient (2016). Chalazion. (https://patient.info/eye-care/swollen-eyelid/chalazion)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app