HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Gludepatic 500mg Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 20, 2019 Waktu baca: 4 menit

Gludepatic adalah obat yang digunakan sebagai anti diabetes atau penyakit kencing manis. Gludepatic termasuk jenis obat anti diabetes yang diberikan secara diminum. Metformin merupakan antidiabetes golongan biguanid bekerja menurunkan gula darah dengan meningkatkan gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah puasa. Metformin merupakan antidiabetes lini pertama pada orang-orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas. 

Metformin adalah obat anti diabetes tipe 2 yang termasuk golongan biguanid. Obat ini adalah satu dari hanya dua obat yang dimasukkan sebagai obat esensial anti diabetes oleh WHO. 

Metformin bekerja dengan cara menekan produksi glukosa oleh hati. Selain itu, obat ini juga meningkatkan sensitivitas insulin, meningkatkan penyerapan dan penggunaan glukosa di sel tubuh, dan mengurangi penyerapan glukosa pada saluran pencernaan.

Mengenai Gludepatic

Golongan

Resep dokter

Kemasan

gludepatic dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • Dos 10 x 10 tablet salut selaput 500 mg

Kandungan

Tiap tablet Gludepatic mengandung Metformin hidroklorida 500 mg

Manfaat Gludepatic

Kegunaan Gludepatic adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut:

  • Sebagai obat lini pertama untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2, terutama bagi pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Juga bila pengaturan gula darah dengan berolahraga dan pengaturan pola makan tidak memberikan hasil yang memuaskan.
  • Sebagai terapi prediabetes (kadar gula darah cenderung tinggi), yaitu pengobatan bagi orang-orang yang beresiko terkena diabetes tipe 2. Metormin diberikan bila latihan fisik secara intensif dan pengaturan pola  makan memberikan hasil yang kurang memuaskan untuk mengontrol kadar gula darah.

Dosis Gludepatic

Dosis obat ini ditentukan secara individual untuk setiap pasien berdasarkan manfaat dan tolerabilitas masing-masing pasien. Gludepatic umumnya diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • 3 x sehari tablet 500 mg atau 2 x sehari kaplet 850 mg. Dapat ditingkatkan setelah 1 minggu pemakaian dengan kontrol kadar gula darah secara berkala. Dosis maksimal 3000 mg/hari
  • Obat diberikan saat makan atau sesudah makan.
  • Obat harus ditelan utuh, tidak dihancurkan, tidak dilarutkan dalam air, atau tidak dikunyah.

Efek Samping Gludepatic

Berikut adalah beberapa efek samping gludepatic, antara lain:

  • Iritasi pada saluran pencernaan misalnya diare, kram perut, mual, muntah, perut kembung dan lebih sering kentut. Efek samping obat ini pada saluran pencernaan lebih tinggi dibandingkan obat anti diabetes lainnya.
  • Efek samping yang lebih serius namun jarang terjadi adalah asidosis laktat. Kejadian lebih sering bila pasien juga menderita gangguan hati, ginjal paru, gangguan jantung kongestif atau mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Jika efek samping ini terjadi segera hentikan pemakaian obat dan hubungi pihak medis. Tanda-tanda asidosis laktat adalah merasa sangat lemah, lelah, atau tidak nyaman, nyeri otot, kesulitan bernapas, gangguan perut, merasa kedinginan, pusing, detak jantung lambat atau tidak teratur.
  • Waspadai terjadinya gangguan penyerapan vitamin B12 pada penggunaan jangka panjang.
  • Efek samping lain ruam kemerahan, gatal, biduran, dan bisa menyebabkan hepatitis (radang hati) jika diberikan pada dosis tinggi dan jangka waktu lama.

Interaksi Obat Gludepatic

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Gludepatic adalah:

  • Cimetidineantibiotik cefalexin: mengurangi bersihan metformin oleh ginjal sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasinya dalam plasma darah.
  • Obat kationik misalnya amilorid, digoxin, morfin, procainamide, quinidine, kina, ranitidine, triamterene, trimetoprim, atau vankomisin: meningkatkan konsentrasi plasma metformin dengan mekanisme yang sama.
  • Insulin dan golongan sulfonylurea seperti glibenclamid atau glimepiride: meningkatkan efek penurunan kadar gula darah secara mendadak
  • Berpotensi fatal penggunaan bersamaan agen kontras mengandung iodin.

Perhatian

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pasien jika menggunakan gludepatic (metformin) :

  • Tidak disarankan untuk anak usia < 18 tahun, sebab keamanan dan efektivitas pada anak belum bisa dipastikan.
  • Tidak untuk ibu menyusui, mengingat efek hipoglikemik yang mungkin terjadi pada bayi. Sebaiknya Anda menggunakan insulin untuk mengontrol gula darah Anda.
  • Jangan diberikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif/alergi obat metformin atau obat golongan biguanid lainnya.
  • Tidak boleh digunakan sebagai obat anti diabetes tipe 1 atau ketoasidosis diabetik.
  • Tidak untuk penderita gangguan ginjal, penyakit paru-paru, penyakit hati, angina tidak stabil atau gagal jantung kongestif, dan kondisi-kondisi lain yang bisa menyebabkan peningkatan risiko asidosis laktat.
  • Jika digunakan untuk terapi jangka panjang, fungsi ginjal dan hati sebaiknya diperiksa setidaknya setahun sekali.
  • Saat menjalani pemeriksaan radiologi yang menggunakan media iodin, pemakaian harus dihentikan. Bisa dilanjutkan setelah fungsi ginjal normal.
  • Jika Anda harus menggunakan obat anestesi umum misalnya pembedahan, pemakaian harus dihentikan. Bisa dilanjutkan bila kondisi ginjal telah normal kembali.
  • Jangan diberikan jika terjadi hipoksia jaringan misalnya kegagalan pernafasan, menderita infark miokardial (kerusakan otot jantung) , sepsis (kuman dalam darah) atau gangguan hati.
  • Kurangi atau hentikan konsumsi alkohol.

Penggunaan Gludepatic oleh wanita hamil

FDA di Amerika Serikat (setara BPOM Indonesia) mengkategorikan metformin dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin tetapi tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil secara terkontrol.  Penelitian pada hewan secara terkontrol tidak menunjukkan efek buruk pada janin (kecuali penurunan kesuburan).  Belum ada penelitian pada wanita hamil secara terkontrol yang menunjukkan risiko pada janin pada trimester berapapun.

Hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia. Mengingat efek buruk yang mungkin terjadi, kebanyakan para ahli menyarankan untuk lebih memilih insulin.

Wanita yang menderita diabetes gestasional yang diobati dengan metformin mengalami kekurangan berat badan selama kehamilan dibandingkan mereka yang diobati dengan insulin. Bayi yang lahir dari wanita yang diobati dengan metformin telah diketahui memiliki sedikit lemak visceral, yang menyebabkan mereka menjadi kurang rentan terhadap resistensi insulin di kemudian hari.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Gludepatic Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kinaan M, Ding H, Triggle C, R: Metformin: An Old Drug for the Treatment of Diabetes but a New Drug for the Protection of the Endothelium. Med Princ Pract 2015;24:401-415. doi: 10.1159/000381643. Karger Publishers. (https://www.karger.com/Article/FullText/381643)
Rojas, L.B.A., Gomes, M.B. Metformin: an old but still the best treatment for type 2 diabetes. Diabetol Metab Syndr 5, 6 (2013). https://doi.org/10.1186/1758-5996-5-6. Diabetology & Metabolic Syndrome. (https://dmsjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/1758-5996-5-6)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app