Gangguan Skizoafektif - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 8, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Gangguan skizoafektif adalah suatu kondisi kejiwaan, dimana orang dengan kondisi ini mengalami gangguan psikosis dan suasana hati: Psikosis adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan. 

Sedangkan gangguan suasana hati dapat mencakup episode mania atau depresi. Gangguan skizoafektif dibagi menjadi dua subtipe berdasarkan jenis gangguan mood yang terlibat:

  • depresi: hanya melibatkan satu episode depresi mayor.
  • bipolar: melibatkan episode mania (energi tinggi dengan suasana hati yang tinggi, ekspansif, atau mudah tersinggung) dengan atau tanpa episode depresi.

Jika Anda memiliki kondisi-kondisi seperti di atas, Anda mungkin mengalami gejala psikosis dan gangguan mood secara bersamaan atau terpisah.

Gangguan skizoafektif jarang terjadi jika dibandingkan skizofrenia dan gangguan mood. Tidak banyak penelitian yang dilakukan pada gangguan ini. Perkiraan menunjukkan bahwa kondisi ini cukup langka dan mempengaruhi kurang dari 1 persen populasi.

Apa Penyebab Terjadinya Gangguan Skizoafektif?

Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan gangguan skizoafektif. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh gangguan pada bahan kimia di otak, seperti ketidakseimbangan dalam serotonin dan dopamin. Selain itu beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap terjadinya gangguan skizoafektif dapat meliputi:

  • faktor lingkungan
  • paparan virus atau racun saat berada di dalam rahim
  • cacat lahir

Beberapa ahli percaya bahwa gangguan skizoafektif adalah bentuk skizofrenia. Namun berdasarkan panduan Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa (PPDGJ), menggolongkan gangguan skizoafektif berbeda dengan skizofrenia.

Tanda dan Gejala

Gejala kelainan skizoafektif sangat bervariasi. Kebanyakan orang mengalami peningkatan gejala dari waktu ke waktu. Gejala yang dapat ditemukan pada orang dengan gangguan skizoafektif meliputi:

  • delusi, atau memiliki keyakinan yang keliru
  • memiliki pemikiran yang tidak jelas
  • memiliki pemikiran dan persepsi yang tidak biasa
  • halusinasi
  • memiliki ide dan pikiran paranoid
  • mengalami depresi
  • mengalami periode mania dimana perilaku seseorang yang tidak sesuai karakter
  • memiliki temperamen yang tak menentu dan tak terkendali
  • sifat lekas marah
  • Ucapan yang tidak koheren, seringkali beralih dari satu topik yang tidak terkait dengan percakapan saat ini
  • kesulitan dalam memfokuskan perhatian
  • perilaku katatonik di mana seseorang sulit merespon atau tampak gelisah tanpa sebab yang jelas.
  • berkurangnya kepedulian terhadap kebersihan pribadi atau penampilan fisik.
  • mengalami gangguan dan kesulitan tidur

Apakah Gangguan Skizoafektif Dapat Dicegah?

Hingga saat ini belum ada cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya gangguan skizoafektif. Namun, diagnosis dan perawatan dini dapat membantu menghindari atau mengurangi kekambuhan. 

Pengobatan rawat inap di rumah sakit dapat membantu mengurangi gangguan pada kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial orang yang mengalami gangguan skizoafektif.

Penanganan Apa yang Dapat Diberikan pada Seseorang yang Mengalami Gangguan Skizoafektif?

Diagnosa

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5, seseorang dikatakan memiliki gangguan skizoafektif jika memenuhi kriteria yang meliputi:

Menurut American Psychological Association APA, kriteria lain termasuk mengenali gejala positif, yang merujuk pada perubahan aktif dalam pola atau perilaku pemikiran, termasuk:

  • delusi
  • halusinasi
  • ucapan tidak koheren atau tidak nyambung

Gangguan perilaku dalam bentuk menggunakan pakaian yang tidak pantas atau sering menangis.

Perilaku lain yang muncul mungkin termasuk perilaku katatonik, atau gejala negatif. Gejala negatif termasuk penurunan atau tidak adanya ekspresi atau avolisi emosional. Avolisi adalah kurangnya motivasi.

Untuk dapat didiagnosa sebagai gangguan skizoafektif, penderita harus mengalami delusi atau halusinasi selama dua minggu atau lebih ketika tidak sedang mengalami episode mood utama (depresi atau manik).

Pengobatan

Pengobatan dapat bervariasi. Obat-obatan yang mungkin diresepkan termasuk:

Psikoterapi dapat digunakan untuk membantu mengelola gejala gangguan skizoafektif yang muncul. Dengan menjalani terapi, Anda dapat belajar untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas hubungan dengan orang-orang terdekat.

Terapi kelompok atau support group adalah pilihan pengobatan lain untuk orang dengan gangguan skizoafektif. Terapi kelompok dapat membantu meningkatkan interaksi sosial ketika Anda belajar bagaimana berkomunikasi lebih efektif dengan orang lain. 

Terapi kelompok juga dapat membantu Anda mengelola gejala dengan lebih efektif yang tidak dapat diatasi sepenuhnya dengan penggunaan obat-obatan.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app