Fungsi Dopamin, Efek Kekurangan dan Kelebihan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 7 menit
Fungsi Dopamin, Efek Kekurangan dan Kelebihan

Dopamin adalah salah satu zat kimia di otak (neurotransmiter) yang berperan mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan dan rasa sakit. Kadarnya dalam otak bisa naik dan turun. Sebagian besar kenikmatan seperti: makanan, seks, dan lain sebagainya mampu meningkatkan kadar dopamin di otak. Hal ini tentu akan mempengaruhi fungsinya, dan marilah kita pelajari fungsi dopamin serta dampaknya bagi tubuh ketika kadarnya naik atau turun.

Neurotransmiter dopamin diproduksi di otak tengah, tepatnya di neuron dopaminergik. Secara anatomis bagian ini terletak  pada area ventral tegmental di bagian dasar otak tengah. Bagian yang aktif memproduksi adalah subtantia nigra bagian pars compacta serta pada arcuate nukleus di hipotalamus.

Dopamin memegang peranan penting dalam banyak fungsi tubuh manusia. Oleh sebab itu, ketika substansi ini sampai mempengaruhi fungsi tubuh akibat kadarnya yang berlebih atau meurun, maka tindakan untuk menambah atau memodifikasi efek dopamin bisa dilakukan. Misalnya saja dengan obat-obatan, saat ini telah tersedia dopamin dalam bentuk obat.

Lebih jauh Mengenai Fungsi Dopamin

Fungsi dopamin sangat banyak, itulah mengapa neurotransmiter satu ini sangat terkenal dan banyak diteliti oleh para ilmuan. Zat kimia satu ini bahkan disebut central powernya otak, tanpa dopamin manusia akan menjadi seperti bukan manusia karena sebagian besar tindakan dan hubungan interpersonal manusia dipengaruhi oleh zat ini.

Jika dirinci secara lebih detail ada beberapa fungsi dopamin utama yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia diantaranya:

1. Fungsi Dopamin pada Pergerakan

Struktur utama di otak yang mengendalikan semua jenis gerakan tubuh adalah basal ganglia atau inti basal. Supaya bagian ini bekerja dengan maksimal, ia akan sangat bergantung pada sekresi dopamin dari neuron di sekitarnya. Bila dopamin yang mencapai basal ganglia tidak mencukupi, maka fungsi gerakan akan menjadi lebih lambat dan tidak terkoordinasi dengan baik. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan penyakit parkinson.

Lain halnya jika basal ganglia menerima terlalu banyak dopamin dari neuron di sekitranya, akan terjadi kelebihan gerakan tubuh yang tidak diperlukan. Gerakan di luar kendali secara tiba-tiba dan berulang ini yang dikenal sebagai gejala sindrom Gilles de la Tourett atau sindrom Tourette.

2. Fungsi Dopamin dan Memori

Fungsi perhatian dan memori dibentuk di otak pada bagian prefrontal cortex atau otak bagian depan, di bagian inilah fungsi dopamin memaksimalkan kerja memori. Tingkat paparan dopamin pada bagian otak depan ini sangat presisi, sehingga sedikit saja terjadi peningkatan dan penurunan dari jumlah normalnya akan menyebabkan masalah pada ingatan.

Oleh karena dopamin sangat mempengaruhi sistem kerja memori, hal ini tentunya juga akan memengaruhi proses belajar dan penyimpanan informasi. Ketika seseorang mengalami peristiwa atau pengalaman tertentu, dan pada waktu yang bersamaan jumlah dopamin mencukupi, maka otak akan mengingatnya dengan lebih baik. Namun sebaliknya, jika dopamin tidak tercukupi, maka akan lebih sedikit memori yang tersimpan.

Sebuah fakta juga mengungkap bawah dopamin ini terletak pada bagian otak yang mengontrol perhatian atau interest, jadi saat seseorang tidak tertarik pada suatu aktivitas atau pelajaran tertentu, maka kadar dopamin pada prefrontal cortex akan turun. Jika hal ini terjadi maka otak tidak akan termotivasi untuk mengingat fakta-fakta yang tersaji.

Hal ini sangat perlu dipahami oleh para guru yang ingin meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya. Menggunakan metode belajar yang lebih menarik dan menyenangkan serta memberikan penghargaan dan pujian untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik sangat patut dicoba.

3. Fungsi Dopamin dan Fokus

Dopamin juga dapat meningkatkan fokus dan perhatian. Zat ini akan bekerja memengaruhi penglihatan atau saraf optik, yang akan mengarahkan perhatian dan fokus pada satu tugas atau aktivitas tertentu.

Neurotransmiter ini juga diyakini bertanggung jawab pada memori jangka pendek yang terjadi di prefrontal cortex yang berhubungan dengan tingkat fokus. Ketika konsentrasi dopamin terlalu rendah, maka beberapa masalah fokus dan perhatian akan terjadi, salah satunya adalah gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas atau biasa disebut juga ADD (attention deficit disorder).

4. Dopamin sebagai Pengatur Kesenangan

Fungsi dopamin yang cukup populer adalah kemampuannya mengatur dan membuat tubuh merasakan kesenangan. Pada saat situasi yang menyenangkan terjadi, dopamin akan dilepaskan, hal ini jugalah yang menyebabkan seseorang mencari dan menginginkan aktivitas menyenangkan serta ingin melakukannya berulang-ulang.

Keinginan untuk makan (terutama makanan dengan kadar gula tinggi) dan melakukan hubungan seksual merupakan salah satu stimulan yang menyebabkan pelepasan dopamin di otak. Itulah mengapa hal yang dianggap menyenangkan ini akan dilakukan berulang.

5. Fungsi Dopamin dalam Mengatur Rasa Sakit

Dopamin memegang peranan penting dalam pemrosesan rasa sakit pada sistem saraf pusat, termasuk sumsum tulang belakang. Berkebalikan dengan stimulus pada pengalaman menyenangkan, ketika sakit kadar dopamin berkurang dan menyebabkan kondisi kebalikan dari senang, seperti pada kondisi luka atau sedang putus cinta.

6. Fungsi Dopamin sebagai Pengatur Mood

Dopamin merupakan zat kimia yang mendorong munculnya perasaan senang, karena itulah mood yang baik untuk menjalani aktivitas sehari-hari tergantung pada keberadaan neurotransmiter ini. Bahkan dopamin disebut juga sebagai "Molekul bahagia", dopamin menjadi penjelas ilmiah mengapa seseorang dapat mengalami kesenangan.

Di sisi lain, penelitian juga menemukan bahwa dopamin sangat mungkin berperan dalam terjadinya depresi, selain juga disebabkan oleh neurotransmiter lain seperti serotonin dan norepinephrine.

7. Fungsi Dopamin pada Kondisi Kecanduan

Sebagian besar jenis obat yang mengakibatkan kecanduan, bekerja dengan menargetkan neurotransmiter dopamin di otak. Obat-obatan jenis reuptake dopamin inhibitor (RDI) seperti kokain dan amfetaimin menghambat pengembalian (reuptake) dopamin pada sinapsis.

Sinapsis terdiri dari neuron yang melepaskan neurotransmiter tertentu dan neuron lain yang menerima neurotransmiter tersebut dimana terdapat celah diantara dua neuron ini yang disebut celah sinaptik. Umumnya setelah neurotransmiter selesai menjalankan tugasnya akan dilanjutkan dengan proses reuptake/pengembalian zat tersebut menuju neuron yang melepaskan, nah proses ini lah yang dihambat oleh kokain.

Dengan demikian, maka terjadilah peningkatan konsentrasi dopamin ekstraselular (diluar sel saraf) dan juga meningkatkan transmisi dopaminergik yang berakibat munculnya perasaan senang dan kecanduan akan obat tersebut.

8. Fungsi Dopamin dalam Tingkah Laku dan Kognisi

Lobus frontalis otak merupakan jalur yang juga akan dilewati jika terjadi pelepasan dopamin. Area lobus ini diketahui sebagai pusat penerimaan dan pemrosesan informasi terutama untuk tingkah laku dan kognisi. Oleh karena itu, jika terjadi masalah akibat kekurangan atau kelebihan dopamin pada area tersebut, maka akan memengaruhi fungsi kognitif, seperti kemampuan memecahkan masalah.

9. Fungsi Dopamin dalam Mengatur Tidur

Meningkatnya kadar dopamin di otak dikaitkan dengan meningkatnya perasaan terjaga, hal ini dibuktikan dengan tingginya konsentrasi dopamin di siang hari dibanding pada malam hari. Inilah sebabnya mengapa pasien penyakit parkinson (kerusakan pada bagian yang memroduksi dopamin) cenderung merasakan kantuk yang kronis, hal itu karena kurangnya dopamin di otak.

Lain halnya dengan penderita psikosis atau skizofrenia yang mengalami kelebihan dopamin di otak, mereka akan lebih sering terjaga. Obat antipsikotik akan diberikan pada kondisi ini untuk memberikan rasa tenang dan kantuk.

10. Fungsi Dopamin dan Motivasi

Banyak penelitian membuktikan bahwa dopamin tidak hanya memberikan kesenangan, namun juga telah bertindak sebelum pencapaian kesenangan itu terjadi. Dopamin akan dilepaskan untuk mencapai sesuatu yang dinilai baik dan menghindari yang buruk. Kurangnya kadar dopamin di otak merupakan kelainan yang menyebabkan seseorang tidak memiliki motivasi atau disebut anhedonia.

11. Fungsi Dopamin dalam Kreativitas

Penelitian juga menemukan adanya hubungan antara dopaminergik dan kreativitas. Reseptor dopamin berkaitan dengan proses berfikir di luar kebiasaan. Orang yang kreatif dan penderita skizofrenia memiliki kepadatan reseptor dopamin pada thalamusnya.

Hal ini yang menyebabkan penalaran, kognisi dan lebih banyak informasi yang mengalir di otak mereka. Itulah sebabnya orang kreatif cenderung dapat memecahkan masalah dan membuat hubungan-hubungan yang terlihat aneh karena mereka memiliki koneksi yang tak biasa pada otaknya.

12. Fungsi Dopamin dalam Kepribadian

Salah satu ciri kepribadian yang paling mendefinisikan seseorang adalah tingkatan ekstraversinya. Ekstraversi ini terbagi menjadi dua komponen utama yaitu interaksi sosial dan impulsif. Ciri kepribadian ini sangat dipengaruhi oleh dopamin.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang impulsif mengaktifkan dopamin lebih cepat dari umumnya. Namun, orang ini juga beresiko mengembangkan prilaku impulsif yang berbahaya.

13. Fungsi Dopamin sebagai Pengatur Sekresi Prolaktin

Dopamin merupakan penghambat neuroendokrin utama pada proses sekresi prolaktin di kelenjar hipofisis anterior. Dopamin yang diproduksi pada nukleus arkuata di hipotalamus ini mengalir ke pembuluh darah yang memasok kelenjar pituari.

Sedangkan, kelenjar tersebut dapat memproduksi prolaktin ketika tidak ada dompamin. Itulah mengapa dopamin disebut juga prolactin-inhibitior factor (PIF), hormon penghambat prolaktin atau prolaktostatin.

Apa Efek Kekurangan Dopamin?

Beberapa penyakit dan masalah dapat disebabkan oleh kurangnya konsentrasi dopamin di otak. Kekurangan dopamin membuat seseorang cenderung merasa bosan, tidak termotivasi atau bahkan depresi. Kondisi ini juga bisa menyebabkan anhedonia dimana seseorang sulit untuk merasakan dan menikmati kesenangan dan tidak berusaha untuk mencarinya.

Beberapa masalah kesehatan yang ditandai dengan rendahnya kadar dopamin adalah depresi, fobia sosial, ADHD, penyakit parkinson. Umumnya dokter akan membantu meningkatkan kadar dopamin dalam otak pasien ini dengan memberikan obat yang dapat meningkatkan kadar dopamin namun dalam dosis kecil untuk menghindari kecanduan.

Apa Efek Kelebihan Dopamin?

Kelebihan dopamin di otak dikaitkan dengan berbagai gangguan mental seperti skizofrenia dan gangguan bipolar. Pengobatan kondisi ini biasanya dengan meresepkan obat penghambat dopamin, dimana obat ini akan membuat dopamin membutuhkan waktu lebih lama untuk berpindah dari satu neuron ke neuron lain sehingga mengurangi efek kelebihan dopamin yang terjadi.

Di sisi lain, kelebihan kadar dopamin yang tidak berlebihan dipercaya dapat menguntungkan kondisi kesehatan mental maupun fisik. Kondisi seperti ini tentu saja akan meningkatkan kinerja seseorang dalam belajar ataupun bekerja.

Adapun gejala akibat kelebihan dopamin diantaranya, agitasi tinggi, mudah gelisah, ketajaman kognitif, mudah senang, hedonisme, bersemangat, libido tinggi, hiperaktif, insomnia, maniak, kemampuan belajar tinggi, mudah bersosialisasi, mencari penghargaan dan mudah stres.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dopamine vs. serotonin: Similarities, differences, and relationship. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/326090.php)
Dopamine Effects on the Body, Plus Drug and Hormone Interactions. Healthline. (https://www.healthline.com/health/dopamine-effects)
Dopamine: What It Is & What It Does. WebMD. (https://www.webmd.com/mental-health/what-is-dopamine)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app