Fungiderm: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Fungiderm obat apa?

Fungiderm adalah obat topikal (digunakan di permukaan kulit) untuk mengatasi infeksi menular yang disebabkan oleh jamur ataupun parasit yang rentan terhadap clotrimazole. Obat dalam bentuk krim ini bekerja dengan menghambat perkembangan jamur dengan merusak dinding selnya.

Obat yang diproduksi oleh PT. Konimex ini merupakan jenis obat bebas terbatas yang dapat digunakan tanpa ataupun dengan resep dokter. Sebagai tambahan informasi berikut kami ulas kegunaan Fungiderm, dosis lazim, efek samping, kontraindikasi serta informasi keamanannya jika digunakan oleh ibu hamil atau menyusui.

Ikhtisar Obat Fungiderm

Jenis obat Antijamur, antiparasit
Kandungan Clotrimazole
Kegunaan Mengobati infeksi jamur pada kulit yang rentan terhadap clotrimazole seperti panu, kurap, kutu air,
Kategori Obat bebas dan resep
Konsumen Dewasa dan Anak
Kehamilan Kategori B
Sediaan Fungiderm 10 mg dan 5 mg

Mekanisme Kerja

Cara kerja Fungiderm dapat dicermati dari kandungan bahan aktifnya yang berupa clotrimazole. Senyawa antijamur spektrum luas ini merupakan turunan dari imidazole dengan kemampuan antimikotik yang dapat menghambat biosintesis sterol ergostol yang merupakan bagian penting pada dinding sel jamur. Clitrimazole juga bersifat bakterisidal terutama pada jenis bakteri gram positif seperti staphylococci dan trichomonas.

Indikasi atau Kegunaan Fungiderm

Fungiderm digunakan untuk mengatasi dermatomikosis atau infeksi kulit akibat jamur seperti pada beberapa penyakit berikut ini:

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, orang yang memiliki hipersensitivitas atau alergi terhadap clotrimazole maka tidak boleh menggunakan obat ini.

Dosis Fungiderm dan Cara Penggunaan

Fungiderm tersedia bentuk sediaan krim dengan kemasan tube 10 mg dan 5 mg, kekuatan dosisnya 1% clotrimazole.

Ingat! Dosis yang tepat adalah yang sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Atau berdasarkan dosis yang tertera di kemasan obat. Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Dosis Fungiderm untuk mengatasi infeksi jamur di kulit

  • Dosis dewasa: aplikasikan secara merata pada bagian kulit yang terinfeksi sebanyak 2 - 3 kali sehari selama 10 - 14 hari penggunaan rutin. Untuk penyakit kutu air (tinea padis) pemberian baiknya selama 1 bulan dan dirutinkan setiap hari.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini hanya untuk pemakaian luar dan hindari kontak dengan mata atau jaringan mukosa tubuh lainnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk menggunakannya pada jam yang sama setiap hari.

Efek Samping Fungiderm

Fungiderm umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Efek Overdosis Fungiderm

Belum ada data yang menunjukkan efek overdosis penggunaan berlebih dari Fungiderm. Jikapun terjadi hal ini dianggap tidak membahayakan jika. Penggunaan pada area tubuh yang luas mungkin berdampak sistemik namun dalam kosentrasi yang kecil. Masalahnya terkadang muncul jika obat ini sampai tertelan dan menyababkan gangguan pada pencernaan, jika hal ini terjadi segeralah konsultasikan dengan unit kesehatan terdekat.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Hentikan penggunaan jika terjadi reaksi seperti ruam alergi pada kulit.
  • Jika setelah penggunaan selama 1 bulan belum ada tanda-tanda perbaikan pada kulit yang sakit, segera konsultasikan ke dokter

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Fungiderm untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Bahan aktif Fungiderm yang berupa clotrimazole digolongkan dalam kategori B untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada sistem reproduksi hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan. Karena itu penggunaannya selama kehamilan dianggap aman, namun tetap tidak boleh berlebihan.
  • Belum diketahui apakah penggunaan Fungiderm sesuai dosis dapat berdampak sistemik dan terekstraksi pada ASI ibu menyusui atau tidak. Oleh karena itu penggunaan pada wanita hamil sebaiknya berhati-hati atau jika sangat dibutuhkan saja.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.

Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Fungiderm, diantaranya yaitu:

  • Penggunaan bersamaan dengan nyistatin dan amphotericin B topikal sebaiknya dihindari karena meningkatkan risiko efek berlawanan.
  • Penggunaan bersamaan dengan tacrolimus dapat meningkatkan risiko efek samping dari kedua obat.

9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Fungiderm Dosage & Drug Information. mims.com. (https://www.mims.com/myanmar/drug/info/fungiderm)
Clotrimazole - C22H17ClN2. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Clotrimazole)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app