Epididimitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 23, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit Epididimitis- Definisi, Gejala, Diagnosis dan Penanganan

Penyakit epididimitis adalah suatu peradangan yang terletak di epididimis. Epididimis adalah bagian dari anatomi alat kelamin pada pria. Dari hasil statistik terbukti bahwa epididimitis disebabkan oleh penyakit menular seksual dan infeksi bakteri yang menyerang saluran kencing pada pria. Banyak gejala yang dapat muncul karena penyakit ini.

Epididimis terletak di dalam kantung pelir. Struktur epididimis berupa saluran yang terletak di belakang testis dengan bentuk yang melengkung. Saluran ini berfungsi untuk membawa sel sprema keluar menuju uretra saat berhubungan seksual. Penyakit ini sering terjadi pada usia 15 hingga 35 tahun. 

Penyebab Epididimitis

Faktor resiko utama adalah akibat berganti pasangan atau melakukan hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi. Faktor resiko lain yang dapat menimbulkan epididimitis antara lain:

  • Belum disunat
  • Berinteraksi dengan penderita tuberkulosis
  • Pernah melakukan bedah saluran kencing
  • Pernah menggunakan obat amiodarone
  • Menggunakan kateter urin
  • Memiliki letak anatomis saluran kemih yang tidak normal
  • Memiliki pembesaran prostat
  • Berhubungan seksual dengan penderita penyakit menular seksual, tanpa menggunakan kondom.

Epididimis menimbulkan nyeri di daerah skrotum pria. Banyak sekali penyebab yang ditimbulkan dari epididmitis antara lain:

  • Infeksi menular seksual

Infeksi yang muncul akibat aktivitas seksual bebas. Infeksi yang muncul antara lain akibat dari Neisseria gonorrheae (infeksi penyebab gonore), Chlamydia trachomatis (Penyebab utama infeksi menular seksual), riwayat seksual dengan penderita HIV.

  • Infeksi Non-seksual

Beberapa infeksi bakteri yang terlibat pada penyakit epididimitis antara lain Escheria coli (penyebab utama infeksi saluran kemih), Mycobacterium, enterovirus, Mycoplasma pneumoniae, adenovirus, dan Cytomegalovirus. Beberapa kasus epididimitis ditemukan pada daerah endemis tuberkulosis.

  • Faktor lainnya

Termasuk endapan urine di dalam epididimis, penyakit gondongan, tuberkulosis, penyakit Behcet, torsio testis dan lainnya. 

Gejala Pada Epidimitis

Epididimitis yang semakin berat bisa berlangsung selama 5 minggu dimana peradangan semakin berkembang. Gejala awal yang ditemukan pada beberapa pria adalah rasa nyeri di daerah skrotum. Gejala dapat semakin bertambah apabila gejala ringan tidak ditangani secara dini. 

Gejala lain yang timbul antara lain:

  • Demam ringan
  • Nyeri pinggang
  • Skrotum menjadigt;bengkak dan hangat
  • Nyeri pada testis
  • Rasa nyeri saat kencing
  • Adanya benjolan di sekitar testis akibat penumpukan cairan
  • Rasa nyeri saat berhubungan seksual
  • Pembesaran kelenjar getah bening di dekat paha
  • Sulit menahan kencing
  • Badan menggigil
  • Muncul darah pada sperma

Diagnosis Pada Epididimitis

Penyakit pada daerah kelamin perlu segera dibawa ke dokter untuk diperiksa. Pemeriksaan dimulai dengan keluhan yang dirasakan dan memeriksa kondisi skrotum. Pada epididimitis ditemukan adanya bengkak dan hangat di daerah skrotum serta rasa lunak pada perabaan testis.  Penyakit epididimitis dibedakan dengan torsio testis yaitu terpuntirnya jalur pembawa sperma dan aliran darah di testis sehingga menimbulkan penghambatan pembuluh darah

Dokter melakukannya dengan mengangkat testis ke arah atas dan melihat apakah ada rangsangan nyeri atau phren’s sign. Pada epididmitis hasil phren's sign adalah positif yang berarti rasa nyeri berkurang. Tetapi pada torsio testis, rasa nyeri akan menetap.

Selain pemeriksaan fisik, terdapat pemeriksaan penunjang yang bermanfaat untuk menentukan kelainan pada organ di dalam skrotum ditambah infeksi yang dapat terdeteksi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan darah lengkap

Mendeteksi adanya peningkatan sel darah putih akibat infeksi

  • Pemeriksaan urin

Mendeteksi adanya infeksi saluran kemih

  • Rectal exam

Menentukan adanya pembesaran prostat akibat infeksi

  • USG

Pemeriksaan dengan USG doppler lebih sering digunakan untuk mendeteksi kelainan organ dan pembuluh darah.

Penanganan Epididimitis

Untuk penanganan pada epididimitis, pengobatan diberikan sesuai dengan faktor penyebab dari hasil pemeriksaan penunjang.

Jika pada epididimitis disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti gonorrheae dan Chlamydia, obat antibiotik golongan fluoroquinolon sangat ampuh untuk membasmi infeksi. Selain itu, doxycycline dan ciprofloxacin juga menjadi pilihan. Pengobatan diberikan selama 2 minggu pada kasus akut dan 4 minggu pada kasus kronik. 

Untuk mengurangi rasa nyeri di daerah skrotum dapat diberikan ibuprofen atau pemberian kodein oleh dokter.

Orang dengan epididimitis dianjurkan untuk istirahat dengan cukup untuk mencegah paparn infeksi dan gejala kembali timbul.

Kompres dingin di daerah skrotum juga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.

Pencegahan Pada Epdidimitis

Mencegah epididimitis yang utama adalah dengan menjaga pergaulan hidup yang lebih baik dengan tidak melakukan aktivitas seksual secara bebas serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Segera konsultasikan dengan ahli medis Anda jika mengalami gejala-gejala mencurigakan. 


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Blahd, W. Web MD (2016). What is Epididymitis? (https://www.webmd.com/men/what-is-epididymitis)
Martel, J. Gotter, A. Healthline (2016). Epididymitis. (https://www.healthline.com/health/epididymitis)
Mayo Clinic (2018). Diseases Conditions. Epididymitis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epididymitis/symptoms-causes/syc-20363853)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app