Torsio Testis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Testis adalah organ vital yang menjadi aset bagi para pria. Ini karena testis merupakan pabrik sperma sekaligus penghasil hormon seks pada pria. Karena perannya yang sangat penting itulah, Anda harus mewaspadai berbagai penyakit yang menyerang testis. Salah satunya torsio testis.

Apa itu torsio testis?

Torsio testis adalah suatu kelainan pada alat kelamin pria dimana terjadi puntiran pada funikulus spermatikus. Funikulus spermatikus itu sendiri adalah saluran sperma yang terdiri dari serat otot cremaster, pembuluh darah, dan saraf testis.

Ketika saluran sperma terbelit, maka aliran darah ke skrotum jadi terganggu. Airan sperma ke penis pun juga ikut terhambat jika saluran spermanya terpuntir. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan bahkan memicu ketidaksuburan (infertilitas) pada pria.

Mengenal torsio testis

Penyebab

Torsio testis paling sering terjadi pada usia muda sekitar 13 hingga 16 tahun yang menimbulkan nyeri tiba-tiba. Penyebab utama pada torsio testis dikenal sebagai bell clapper deformity, yaitu kurangnya fiksasi testis dan epididimitis ke skrotum. 

Saat setelah bayi lahir, testis belum masuk ke dalam ruang skrotum sehingga secara bertahap akan terjadi penurunan testis ke dalam skrotum. Tetapi pada usia muda dengan torsio testis, tunika vaginalis (kantung membran pada testis) jadi kurang kuat untuk melekat dengan otot yang membungkus funikus spermatikus. Akiabtnya terjadilah rotasi tiba-tiba di dalam tunika vaginalis.

Terpuntirnya funikulus spermatikus masih belum diketahui penyebab pastinya. Namun ada beberapa faktor yang dapat memicu torsio testis, di antaranya:

  • Riwayat Genetik
    Terjadinya torsio testis pada anak-anak dikaitkan dengan adanya riwayat genetik pada orang tua dengan keluhan sama. Salah satu jenis faktor genetik yang menimbulkan torsio testis adalah INSL3 dan reseptor RXLF2.
  • Kontraksi otot
    Kontraksi otot kremaster yang berlebihan menjadi penyebab torsio testis. Perubahan suhu dan trauma dapat menegangkan otot kremaster sehingga terjadi puntiran.
  • Riwayat
    Riwayat penderita dengan torsio testis sebelumnya.

Gejala

Torsio testis dapat menimbulkan gejala sesaat setelah puntiran di saluran sperma terjadi. Gejala yang ditimbulkan antara lain:

  • Nyeri di sekitar skrotum, pada satu atau kedua sisi skrotum.
  • Benjolan di kantung skrotum
  • Darah dalam air mani
  • Mual muntah. Puntiran yang bertahan lama dapat menyebab mual dan muntah akibat tekanan dari impuls saraf.
  • Nyeri perut
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Demam

Pencegahan torsio testis

Torsio testis tidak boleh dibiarkan selama 6 jam. Semakin lama dibiarkan, maka tingkat keberhasilan terapi menjadi semakin rendah. Bila dibiarkan selama lebih dari 6 jam atau 12 jam, torsio testis dapat menyebabkan kerusakan organ hingga infertilitas.

Komplikasi yang dapat terjadi apabila puntiran saluran sperma tidak ditangani segera antara lain:

  • Infertilitas
    Komplikasi utama akibat ketidak lancaran sel sperma untuk bisa masuk ke testis sehingga timbul infertilitas. Kondisi ini juga disebabkan oleh matinya jaringan testis karena mekanisme autoimun
  • Jaringan testis rusak dan mati
    Kematian jaringan testis akibat aliran darah terganggu.

Anda masih bisa mencegah torsio testis bila disebabkan oleh bawaan lahir. Satu-satunya cara adalah lewat prosedur operasi.

Operasi dilakukan untuk menempelkan kedua testis ke bagian dalam skrotum, sehingga saluran spermanya tidak bisa terbelit. Jika torsio testis segera ditangai dalam waktu 6 jam, maka tidak diperlukan operasi pengangkatan testis (orchiectomy).

Pengobatan torsio testis

Torsio testis merupakan suatu kondisi gawat darurat medis yang perlu segera ditangani. Untuk memastikan diagnosis dokter perlu melakukan uji reflek testis hingga pencitraan.

  • Tes uji reflek testis. Dilakukan dengan mencubit paha dalam untuk menilai apakah terjadi torsio testis atau epididimitis. Pada torsio testis, tidak terjadi kontraksi saat uji refleks.
  • USG. Dilakukan untuk melihat sejauh mana puntiran terjadi dan adanya gangguan aliran darah menuju testis.
  • Pemeriksaan urin. Dilakukan untuk menilai adanya infeksi atau darah pada saat buang air kecil (hematuria).

Bila memang ditemukan adanya gejala torsio testis, maka dokter tidak akan menunggu lama untuk mengobatinya sebelum 6 jam. Ada dua teknik pengobatan torsio testis, yaitu non-operatif dan operatif.

Detorsi manual

Detorsi manual dilakukan dengan cara mengembalikan testis ke posisi semula dengan memutarnya ke arah berlawanan. Posisi puntiran saluran spermanya bisa dilihat dengan USG.

Metode ini juga dikenal sebagai open book method. Bila detorsi manual berhasil dilakukan, maka rasa nyeri dapat berkurang dan menurunkan peluang kebutuhan operasi.

Bedah

Pembedahan alias operasi merupakan penanganan utama pada torsio testis. Teknik operasi diawali dengan eksplorasi untuk melihat tingkat keparahan torsio dan memastikan diagnosis. Setelah itu, barulah orchidopexy (fiksasi testis) dapat dilakukan.

Lain halnya apabila testis telah mengalami nekrosis akibat jaringannya telah rusak, maka dokter akan melakukan orchidectomy terlebih dahulu. Setelah itu disusul dengan orchidopexy.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2017). Testicular Torsion. (https://www.webmd.com/men/testicular-torsion)
Newson, L. Patient (2016). Torsion of the Testis. (https://patient.info/doctor/torsion-of-the-testis-pro)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app