Dionicol 500mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jun 19, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Dionicol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, rickettsia, dan Lympogranulloma psittacosis.
  • Mengandung thiamphenicol, antibiotik spektrum luas yang dapat menghambat sintesis protein bakteri sehingga tidak dapat berkembang dalam tubuh.
  • Dosis Dionicol untuk bayi usia < 2 minggu dan prematur adalah 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis. Sedangkan dosis untuk dewasa, anak, dan bayi usia > 2 minggu adalah 50 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis bagi.
  • Selama pemakaian dianjurkan untuk minum minimal 1,5 liter/hari untuk mencegah kristaluria.
  • Jangan menggunakan antibiotik ini untuk mengobati influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
  • Klik untuk mendapatkan Dionicol atau obat antibiotik lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Dionicol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, rickettsia, dan Lympogranulloma psittacosis. Mengandung thiamphenicol yang merupakan antibiotik spektrum luas.

Tiamfenikol bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri secara reversible sehingga menghambat sintesis protein dari bakteri yang peka, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. Tiamfenikol memiliki spektrum aktivitas yang sama dengan chloramphenicol, tetapi 2.5-5 kali lebih kuat.

Mengenai Dionicol 500 mg

Pabrik

Dexa Medica

Golongan

Resep dokter

Kemasan  

1 dos 10 x 10 kapsul 500 mg

Kandungan

Per kapsul mengandung thiamphenicol 500 mg

Manfaat Dionicol 500 mg

Berbagai manfaat Dionicol adalah untuk mengobati berbagai kondisi berikut:

  • Demam tifus
  • Paratifus
  • Infeksi Salmonella sp
  • Infeksi H. influenzae, terutama infeksi meningeal
  • Rickettsia
  • Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis
  • Infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Infeksi saluran pencernaan
  • Infeksi saluran kemih misalnya gonore

Dosis Dionicol 500 mg

Dionicol diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • Bayi < 2 minggu dan prematur: 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis.
  • Dewasa, anak, dan  bayi > 2 minggu: 50 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis bagi.

Efek samping Dionicol 500 mg

Berbagai risiko efek samping Dionicol yang paling umum terjadi antara lain:

Interaksi Dionicol 500 mg

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Dionicol adalah:

  • Warfarin dan sulfonylurea: meningkatkan risiko efek samping dan meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.
  • Fenobarbital dan rifampisin: meningkatkan metabolisme obat dalam tubuh.
  • Dicumarol, klorpropamid, ceftazidimemethotrexateclopidogrel, dan glyburide: menimbulkan efek interaksi tingkat sedang.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan Dionicol adalah sebagai berikut :

  • Selama pemakaian dianjurkan untuk minum minimal 1,5 liter/hari untuk mencegah kristaluria.
  • Kurangi dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
  • Hindari obat ini bila Anda memiliki riwayat hipersensitif terhadap kandungan thiamphenicol dan antibiotik derivat chloramphenicol lainnya.
  • Jangan menggunakan antibiotik ini untuk mengobati influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
  • Pada pemakaian dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik untuk antisipasi terjadinya diskrasia darah.
  • Obat ini terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.

Toleransi terhadap kehamilan

Studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan tiamfenikol memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat penggunaan obat lebih tinggi, pemberian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat potensi risiko.

Artikel terkait:


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Parry, Christopher & Tinh Tran, Hien & Dougan, Gordon & White, Nicholas & Farrar, Jeremy. (2002). Typhoid Fever. The New England journal of medicine. 347. 1770-82. 10.1056/NEJMra020201.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/11012993_Typhoid_Fever)
Zein, Umar. (2017). Management of Severe Typhoid Faver.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/321144926_Management_of_Severe_Typhoid_Faver)
Hammad, Osama & Hifnawy, Tamer & Omran, Dalia & Tantawi, Magda & Girgis, Nabil. (2011). Ceftriaxone versus Chloramphenicol for Treatment of Acute Typhoid Fever. Life Science Journal. 8. 100-105.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/286805132_Ceftriaxone_versus_Chloramphenicol_for_Treatment_of_Acute_Typhoid_Fever)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app