Paratyphoid - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 29, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Mengenal Penyakit Demam Paratyphoid

Penyakit demam enterik seperti demam Typhoid (penyakit tipes) dan demam Paratyphoid sudah jarang terjadi di negara-negara maju. Tetapi di Indonesia demam enterik masih sering ditemukan dan merupakan masalah kesehatan yang cukup serius. Anda mungkin sering mendengar tentang penyakit tipes (demam typhoid), tetapi bagaimana dengan penyakit demam paratyphoid? Mungkin terdengar agak asing, tetapi sesungguhnya demam paratyphoid adalah penyakit yang mirip dengan penyakit tipes. Untuk lebih jelas apa yang membedakan antara demam parathyphoid dengan tipes lebih jauh, mari disimak artikel yang satu ini. 

Demam paratyphoid juga dikenal dengan demam paratifus, adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis bakteri Salmonella enterica. Demam typhoid disebabkan oleh bakteriSalmonella typhi, sedangkan demam paratyphoid disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi. Meskipun keduanya masih satu keluarga Salmonella, akan tetapi masa inkubasi bakterinya berbeda-beda. 

Masa inkubasi thypoid berjarak 1-2 minggu setelah bakteri tersebut masuk kedalam tubuh, sedangkan untuk parathypoid masa inkubasinya lebih lama, yaitu 1-3 minggu. sehingga terkadang sulit untuk membedakan keduanya. Seringkali, demam tinggi muncul dan suhu tubuh meningkat secara bertahap selama beberapa hari. Gejala lain yang muncul, biasanya meliputi, lemas, menurunnya napsu makan dan sakit kepala sering terjadi. Ruam kulit dengan bintik-bintik berwarna merah bisa terjadi pada beberapa orang dengan penyakit ini. Tanpa pengobatan, gejalanya bisa berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan.

Demam paratyphoid dibagi menjadi tiga subtipe (A, B dan C). Demam paratyphoid disebabkan oleh salah satu dari tiga subtipe dari subspesies Salmonella enterica, diantaranya:

  • S. paratyphi A.
  • S. schottmuelleri (juga disebut S. paratyphi B).
  • S. hirschfeldii (juga disebut S. paratyphi C).

Tipe A adalah yang paling umum di seluruh dunia, tipe B adalah tipe demam paratyphoid yang paling sering ditemukan di Eropa. Tipe C jarang terjadi, dan hanya ditemukan di negara-negara timur tengah. Rasio keseluruhan penyakit yang disebabkan oleh S. typhi terhadap yang disebabkan oleh S. paratyphi adalah sekitar 10:1.

Bagaimana cara penularan penyakit Demam Paratyphoid?

Anda bisa tertular penyakit ini dari orang yang terinfeksi dengan makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi. Kuman-kuman (bakteri) keluar di feses (kotoran) dan urin dari individu yang terinfeksi. Mereka bisa masuk ke makanan dan air karena orang yang menangani makanan (seperti koki atau pekerja restoran) mungkin tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Anda mungkin saja memiliki penyakit ini tanpa menunjukan tanda-tanda yang jelas. Manusia adalah satu-satunya pembawa infeksi ini. Seperti halnya demam typhoid, demam paratyphoid tidak dapat ditularkan oleh hewan.

Gejala apa saja yang dapat Anda temukan pada orang yang menderita demam Paratyphoid?

Demam paratyphoid mirip dengan typhoid. Tetapi jika dibandingkan dengan demam typhoid, gejala demam paratyphoid datang lebih cepat, memiliki gejala yang lebih ringan, dan terjadi untuk waktu yang lebih singkat. 

Gejala awal dapat berupa menggigil, berkeringat, sakit kepala, lemah, batuk, kehilangan nafsu makan, sakit tenggorokan, pusing dan nyeri otot. Terdapat beberapa gejala yang sering muncul sebelum demam, yaitu:

Sakit kepala.
Nyeri perut
Kurang enak badan.
Kehilangan selera makan.
Batuk kering (ini terjadi lebih awal).
Denyut jantung yang lambat.
Pembengkakan hati dan limpa.
Bintik-bintik merah di tubuh pusat (sekitar sepertiga pasien).
Sembelit

Walaupun jarang terjadi, pasien bisa menderita gangguan mental (psikosis), kebingungan, dan kejang.

Apa yang membedakan antara demam typhoid dan demam paratyhoid?

Selain bakteri penyebabnya berbeda, demam paratyphoid umumnya memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan demam typhoid. Selain itu, ada beberapa perbedaan yang dapat Anda amati dari keduanya untuk mendeteksi perbedaan diantara keduanya, yaitu:

  • Pembengkakan Pembuluh Limfa
    Jika pada gejala demam typhoid tidak terjadi pembengkakan pada pembuluh limfa, sedangkan pada paratyphoid terjadi pembengkakan. 

  • Denyut Jantung Lemah
    Berbeda dengan kondisi demam typhoid yang denyut jantungnya sudah normal, pada kondisi paratyphoid denyut jantungnya melemah.
  • Radang Usus
    Terjadinyagt;radang usus memang menjadi sebuah pertanda penyakit pencernaan tertentu, salah satunya adalah demam paratyphoid. Radang usus tersebut terjadi karena serangan dari bakteri Salmonella paratyphi. 

Bagaimana menangani demam paratyphoid?

Di negara-negara maju, pengobatan demam paratyphoid tidak dilakukan hingga hasil penelitian membuktikan ditemukannya bakteri Salmonella paratyphi. Di negara yang tinggi angka kejadiannya, pengobatan antibiotik empirik dimulai tergantung pada kemungkinan sumber infeksi. Kebanyakan penanganan demam paratyphoid hanya dilakukan dengan rawat jalan, tetapi pada keadaan tertentu, demam typhoid membutuhkan perawatan intensif tertentu, seperti:

  • Diagnosis cepat dan penanganan dengan antibiotik yang tepat.
  • Nutrisi yang adekuat, berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna.
  • Pengobatan suportif, yaitu dengan beristirahat yang cukup, memenuhi kebutuhan cairan pasien.
  • Terapi antipiretik yang dilakukan sesuai kebutuhan untuk menurunkan demam.
  • Menjaga kebersihan

Pemberian antibiotik dapat mempersingkat perjalanan, mengurangi tingkat komplikasi dan mengurangi kematian. Beberapa contoh antibiotik yang biasa disarankan diantaranya:

Kloramfenikol dengan dosis 250 mg atau 500 mg
Amoxicillin dengan dosis 50-150 mg Chloramphenicol dengan dosis 500 mg
Ko-Trimoksazol dengan dosis 500 mg

Penggunaan steroid kadang-kadang digunakan dalam kasus yang parah. Namun, karena dapat menyebabkan kambuh, jadi pilihan obat ini umumnya tidak dianjurkan. 

Pengobatan dengan antibiotik saja tidak cukup, oleh karena itu procedur penutupan dan drainase sederhana diperlukan.

Pencegahan demam paratyphoid dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu menjaga kebersihan. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas dalam jangka waktu yang lama, segera hubungi dokter. Walaupun penyakit ini intensitasnya tidak berat, tetapi penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak ditangani.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Lowth, M. Patient (2015). Typhoid and Paratyphoid Fever. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5432773/)
WHO (2014). Status of Vaccine Research and Development for Paratyphoid Fever Prepared for WHO PD-VAC. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27083427)
WHO (2003). Department of Vaccines and Biologicals. Background Document: The Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever. (https://www.glowm.com/pdf/WHO-diagnosis%20treatment%20prevention%20of%20typhoid%20fever-2003-CustomLicense.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app