Dampak Makanan Manis

Selain itu, sebagian besar orang hanya mengetahui bahwa gula mepunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kenaikan berat badan, tetapi makanan manis juga dapat mempengaruhi kesehatan otak. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh makanan manis pada otak? Berikut adalah dampak yang terjadi pada otak Anda akibat dari kebiasaan mengonsumsi makanan manis dengan kadar gula yang tinggi.
Dipublish tanggal: Jul 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 14, 2019 Waktu baca: 3 menit
Dampak Makanan Manis

Tidak ada manusia di dunia ini yang menyukai makanan pahit, semua lebih memilih makanan manis karena rasanya menyegarkan. Meskipun makanan makanan manis lebih bisa diterima daripada makanan lainnya, makanan jenis ini ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan. 

Kandungan gula yang tinggi dalam makanan dapat memperburuk para keadaan penderita diabetes apabila dikonsumsi secara berlebihan. 

Selain itu, sebagian besar orang hanya mengetahui bahwa gula mepunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kenaikan berat badan, tetapi makanan manis juga dapat mempengaruhi kesehatan otak. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh makanan manis pada otak? 

Berikut adalah dampak yang terjadi pada otak Anda akibat dari kebiasaan mengonsumsi makanan manis dengan kadar gula yang tinggi. 

1. Membuat otak kecanduan makanan manis 

Pada umumnya benda-benda yang membuat orang mengalami kecanduan adalah benda-benda seperti rokok atau alkohol. Tetapi tidak hanya dua benda tersebut saja yang dapat membuat ketergantungan, makanan manis pun dapat membuat Anda sulit untuk beralih ke makanan lainnya. 

Makanan manis yang masuk ke dalam mulut seperti permen, coklat atau es krim akan merangsang produksi hormon dopamin (hormon kebahagiaan) dimana hal itu terjadi ketika saraf lidah mengirimkan sinyal pada otak Anda. 

Hormon dopamin dihasilkan ketika Anda merasa bahagia dengan apa yang Anda alami. Namun, ketika hormon ini diproduksi secara berlebihan, maka akan mengakibatkan tubuh menjadi kecanduan akan makanan manis. 

Selain itu, dalam sebuah studi yang dilakukan pada anak yang menderita obesitas, makanan manis dapat menghidupkan bagian otak yang mengatur reaksi food reward. Food reward adalah sebuah keinginan untuk menerima hadiah atau imbalan dalam bentuk makanan yang mempunyai kadar gula yang tinggi. 

2. Penurunan kemampuan berpikir 

Asupan gula yang tinggi mengakibatkan kerusakan saraf pada otak yang menjadi pusat berpikir. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian pada tahun 2012 yang dilakukan oleh University of California. 

Peneliti memberikan fruktosa pada hewan percobaan yang menyebabkan kerusakan saraf pada otak dan kemampuan berkomunikasi. 

Walaupun studi tersebut dilakukan dengan hewan sebagai objeknya, para peneliti berasumsi bahwan hal yang terjadi pada hewan akan terjadi pula pada otak manusia. Selain itu, terdapat juga hormon insulin dalam tubuh hewan percobaan yang mengatur kadar gula darah dan fungsi sel otak. 

Hormon insulin juga bertanggung jawab unutk menghubungkan sel-self saraf dalam berkomunikasi. Ketika hormon insulin diproduksi dalam jumlah yang tidak normal, maka akan terjadi kerusakan pada saraf yang digunakan untuk berkomunikasi dan juga mengalami penurunan kemampuan mengingat. 

3. Menyebabkan depresi 

Meskipun makanan manis dapat membuat Anda bahagia karena membantu produksi hormon dopamin, ternyata kebiasaan mengonsumsi makanan manis dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan depresi. Bagaimana hal ini bisa terjadi? 

Anda akan mengalami perubahan emosi ketika mengonsumsi makanan manis dengan kadar gula yang tinggi karena gula dapat menyebabkan kerusakan pada zat yang menjadi perantara komunikasi antar sel saraf. Zat yang sering dikenal sebagai neurotransmitter otak berguna untuk menyeimbangkan keadaan emosional Anda. 

Mendukung poin ini, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang menyukai makanan manis cenderung lebih berisiko untuk mengalami depresi dan rasa cemas yang berlebihan. 

Ketika Anda mengalami rasa cemas yang berlebihan, maka Anda juga akan mempunyai peluang untuk menderita penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, anemia, kanker pakreas dan penyakit jantung

4. Menurunkan kognitif dan meningkatkan risiko Alzheimer 

Kebiasaan makan makanan dengan kadar gula yang tinggi dapat memicu terjadinya penyakit Alzheimer. Hal diakibatkan karena kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak dimana otak merupakan pusat segala saraf yang memungkinkan Anda untuk mengingat dan berbicara. 

Bagaimana cara mengurangi kebiasaan makan makanan manis?

Dengan melihat dampak-dampak yang diakibatkan oleh makanan manis yang berbahaya bagi kesehatan, ada baiknya untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi. 

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan untuk mengonsumsi gula sebanyak 50 gram atau setara dengan 5-9 sendok teh dalam satu hari dengan tujuan untuk menghindari berbagai macam penyakit akibat manis. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
The sweet danger of sugar. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/heart-health/the-sweet-danger-of-sugar)
How does sugar in our diet affect our health?. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/how-does-sugar-in-our-diet-affect-our-health/)
The Negative Impact of Sugar on the Brain. Verywell Mind. (https://www.verywellmind.com/how-sugar-affects-the-brain-4065218)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app