Cronase Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 6 menit

Cronase Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan common cold, seperti hidung tersumbat, bersin, atau pruritus. Cronase Tablet mengandung kombinasi Loratadine (obat long acting non sedatif antihistamin yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor) dan Pseudoephedrine (vasokonstriktor, bekerja pada reseptor-α dan menghasilkan efek dekongestan dengan mengurangi mukosa yang sesak di daerah pernafasan bagian atas).Berikut ini adalah informasi lengkap Cronase Tablet yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Pabrik

Global Multi Pharmalab (GMP)

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Cronase Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 film-coated tablet

Kandungan

Tiap kemasan Cronase Tablet mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Loratadine 5 mg
  • Pseudoephedrine sulfate 120 mg

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Loratadine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis alergi. Obat ini termasuk golongan antihistamin trisiklik, yang bertindak sebagai inverse agonist selektif histamin perifer H1-reseptor. Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Obat Loratadine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.Loratadine termasuk long acting anti histamin non sedatif sehingga menyebabkan lebih sedikit efek sedasi dan gangguan psikomotor dibanding golongan anti histamin lama karena jumlah obat yang menembus sawar darah otak hanya sedikit.Pseudoephedrine adalah obat yang digunakan sebagai nasal dekongestan, stimulan, dan sebagai wakefulness promoting agent. Obat ini termasuk obat simpatomimetik dari kelas phenethylamine dan amfetamin. Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu pseudoephedrine hydrochloride atau pseudoephedrine sulfate.

Indikasi

Kegunaan Cronase Tablet adalah untuk mengobati gejala-gejala yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan common cold, seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, atau pruritus.

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan Cronase Tablet untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini.
  • Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti, efedrin, fenilefrin juga dikontraindikasikan menggunakan obat Cronase Tablet.
  • Kontraindikasi juga bagi pasien yang sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, atau dalam waktu 14 hari setelah menghentikan MAOI, karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Obat-obat yang mengandung pseudoephedrine sebaiknya tidak digunakan untuk pasien : diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.

Efek samping Cronase Tablet

Berikut adalah beberapa efek samping Cronase Tablet :

  • Efek samping yang paling umum dari obat golongan anti histamin adalah sedasi dan retardasi psikomotor. Namun karena obat Loratadine termasuk golongan anti histamin non sedatif, efek samping ini relatif jarang namun tetap harus diwaspadai.
  • Efek samping yang lain misalnya sakit kepala dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, penglihatan kabur, dan gangguan pencernaan.
  • Selain itu waspadai juga terjadinya efek samping berupa kantuk, kelelahan, gugup, hiperkinesia, disfonia, malaise, mengi, infeksi saluran pernapasan bagian atas, epistaksis, radang tenggorokan, gangguan gigi, konjungtivitis, sakit telinga, gejala mirip influenza dan ruam.
  • Efek samping yang relatif jarang seperti edema perifer, ikterus, hepatitis, nekrosis hati, anafilaksis dan eritema multiforme.
  • Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urin.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Cronase Tablet adalah sebagai berikut :

  • Meskipun efek sedasinya relatif jarang, namun tetap harus diwaspadai. Sebaiknya anda tidak mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini. Pada beberapa kasus, penggunaan alkohol akan meningkatkan efek sedasi obat ini.
  • Pemakaian antihistamin harus dihentikan sekitar 48 jam sebelum menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
  • Obat ini mampu memasuki air susu ibu. Oleh karena itu penggunaan obat Cronase Tablet untuk ibu menyusui sebaiknya dihindari.
  • Orang-orang yang punya resiko terkena hipertensi atau stroke, misalnya orang yang kelebihan berat badan (obesitas), dan orang usia lanjut, harus hati-hati menggunakan obat ini.
  • Penderita disfungsi ginjal, hati, memiliki penyakit glaukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid, harus hati-hati menggunakan obat ini.
  • Pasien yang rentan mengalami kecemasan atau panik berlebihan, harus hati-hati menggunakan obat yang mengandung pseudoephedrine karena obat ini berefek stimulan yang umumnya mempunyai efek samping kecemasan dan kepanikan.

Penggunaan Obat Cronase Tablet untuk ibu Hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Loratadine kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Sedangkan pseudoephedrine termasuk kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat Cronase Tablet untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat Cronase Tablet jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :

  • Obat-obat inhibitor enzim CYP3A4 seperti ketoconazole, erythromycin, cimetidine, furanocoumarin (ditemukan dalam jeruk), clarithromycin, quinidine, fluconazole, fluoxetine atau amprenavir meningkatkan kadar Loratadine dalam plasma.
  • Makanan menunda waktu obat mencapai konsentrasi plasma puncak dan meningkatkan ketersediaan hayati Loratadine.
  • Alkohol dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat.
  • Hati-hati menggunakan Pseudoephedrine bersamaan dengan obat-obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Efek samping Pseudoephedrine meningkat jika digunakan bersamaan dengan atomoxetine.
  • Terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut jantung jika digunakan bersamaan dengan sibutramine.
  • Interaksi yang berpotensi fatal : Pseudoephedrine meningkatkan risiko psikosis dengan bromokriptin; terjadipeningkatan risiko krisis hipertensi fatal dengan MAOI, hindari penggunaan bersamaan bahkan setelah 2 minggu menghentikan obat jenis MAOI; terjadi peningkatan tekanan darah dengan linezolid dan selegiline.

Dosis Cronase Tablet

Cronase Tablet diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dosis dewasa dan anak usia ≥12 : 1 tablet 2 x sehari.

Dosis Lazim Obat Yang Mengandung Kombinasi Loratadine dan Pseudoephedrine

Dewasa : Sebagai extended release tablet yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 1 tablet 2 x sehari. Sebagai extended release tablet yang mengandung loratadine 10 mg dan Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 1 tablet 1 x sehari.Anak usia 6-12 tahun (berat badan ≤30 kg) : sebagai sirup yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine 60 mg (per 5 mL): 2,5 mL 2 x sehari.Anak usia 6-12 tahun (berat badan > 30 kg) : 5 mL 2 x sehari.

Penyesuaian dosis

  • Penurunan fungsi hati parah : Dosis awal 1 tablet (mengandung loratadine 5 mg dan pseudoephedrine sulfate 120 mg) setiap hari atau ½ dosis sirup biasa.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Cronase Tablet

  • Obat Cronase Tablet bisa diminum dengan atau tanpa makanan.
  • Obat ditelan utuh, jangan dipecah, kunyah atau dilarutkan terlebih dahulu.
  • Buang semua sisa obat Cronase Tablet yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan gunakan obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Cronase Tablet sesuai dengan aturan. Jangan gunakan obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat Cronase Tablet pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Baca juga

Terkait

  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Loratadine
  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Pseudoephedrine
  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Loratadine dan Pseudoephedrine
  • Obat yang termasuk anti histamine

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Cronase Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.


23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Uesawa, Y., Hishinuma, S., Shoji, M. (2014). Molecular determinants responsible for sedative and non-sedative properties of histamine h1-receptor antagonists. Journal of Pharmaceutical Sciences, 124, 160–168 (https://www.jstage.jst.go.jp/article/jphs/124/2/124_13169FP/_pdf)
Day, J. H., Briscoe, M., Widlitz, M. D. (1998, May). Cetirizine, loratadine, or placebo in subjects with seasonal allergic rhinitis: Effects after controlled ragweed pollen challenge in an environmental exposure unit. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 101(5), 638–645 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9600501)
Day, J. H., Briscoe, M., Rafeiro, E., Chapman, D., Kramer, B. (2001, December). Comparative onset of action and symptom relief with cetirizine, loratadine, or placebo in an environmental exposure unit in subjects with seasonal allergic rhinitis: Confirmation of a test system. Annals of Allergy, Asthma & Immunology, 87(6), 474–481 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11770694)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app