Cotrimoxazole: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 4, 2019 Waktu baca: 9 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Cotrimoxazole adalah antibiotik dengan kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri
  • Cotrimoxazole tersedia dalam bentuk tablet dan sirup yang bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter
  • Efek samping cotrimoxazole yang umum terjadi seperti mual, muntah, ruam, diare, demam, gatal nyeri otot dan sendi
  • Dosis dewasa dari pemakaian Cotrimoxazole adalah 2 x sehari 2 tablet, disesuaikan dengan kondisi kesehatan, usia, dan lainnya
  • Klik untuk mendapatkan Cotrimoxazole atau obat lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Kombinasi ini dengan perbandingan satu bagian trimethoprim dan lima bagian sulfamethoxazole.

Antibiotik Cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat enzim metabolisme asam folat pada bakteri yang peka. Trimethoprim sendiri adalah bakterisida sedangkan sulfamethoxazole adalah bakteriostatik.

Dalam bentuk kombinasi, antibiotik ini berfungsi sebagai bakterisida. Obat Cotrimoxazole bermanfaat untuk mengobati infeksi-infeksi oleh bakteri yang resisten sulfamethoxazole tapi masih peka terhadap trimethoprim.

Cotrimoxazole obat apa, apa kegunaanya, efek sampingnya, dan merk-merk obat apa saja yang mengandung antibiotik ini? Berikut ini adalah informasi lengkap obat antibiotik ini.

Mengeneai Cotrimoxazole

Cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole dengan perbandingan satu bagian trimethoprim dan lima bagian sulfamethoxazole. Misalnya sediaan tablet/syrup dengan komposisi 80 mg / 400 mg atau 160 mg / 800 mg.

Trimethoprim sendiri adalah bakterisida sedangkan sulfamethoxazole adalah bakteriostatik. Dalam bentuk kombinasi, antibiotik ini berfungsi sebagai bakterisida.Mekanisme aksi Antibiotik Cotrimoxazole adalah dengan cara menghambat enzim metabolisme asam folat pada bakteri penginfeksi.

Obat Cotrimoxazole digunakan terutama untuk mengobati infeksi-infeksi oleh bakteri yang sudah resisten terhadap sulfamethoxazole tapi masih peka terhadap trimethoprim.

Golongan

Harus dengan resep dokter 

Kemasan 

Antibiotik ini umumnya dipasarkan dengan kemasan berikut :

  • dos 10 x 10 tablet
  • botol syrup 60 mL

Tersedia juga sediaan-sediaan berikut :

Kandungan 

Setiap tablet obat Cotrimoxazole mengandung zat aktif sebagai berikut :

Manfaat Cotrimoxazole

Kegunaan cotrimoxazole adalah untuk pengobatan infeksi- infeksi berikut :

  • Infeksi saluran pernafasan : otitis media akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. Eksaserbasi akut bronchitis kronis yang disebabkan oleh pneumoniae atau H. influenzae, sebagai obat alternatif jika obat golongan penicillin tidak dapat digunakan.
  • Infeksi saluran pencernaan : sebagai pencegahan traveller diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli, sebagai alternatif antibiotik golongan quinolon.
  • Infeksi saluran kemih : obat ini juga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri coli, Klebsiella, Enterobacter, Morganella morganii, Proteus mirabilis, atau P. vulgaris.
  • Brucellosis dan kolera : obat ini adalah antibiotik alternatif untuk pengobatan brucellosis untuk pasien yang tidak bisa menggunakan tetracycline (misalnya anak-anak).
  • Infeksi mikobakteri : infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium marinum juga bisa menggunakan antibiotik ini.
  • Pertusis : sebagai alternatif erythromycin.
  • Demam tifoid dan infeksi Salmonella lain : umumnya demam tifoid diobati dengan antibiotik golongan quinolon atau cephalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone dan cefotaxime, namun cotrimoxazole sering digunakan sebagai alternatifnya.
  • Selengkapnya lihat dosis.

Kontraindikasi

  • jangan menggunakan antibiotik ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi antibiotik trimethoprim dan sulfamethoxazole, obat-obat golongan sulfonamide lainnya.
  • Penggunaan obat ini untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal yang berat sebaiknya dihindari.
  • Jangan digunakan untuk wanita hamil terutama menjelang kelahiran, anak < 2 tahun (kecuali untuk pengobatan atau pencegahan pneumocytosis jiroveci (P. carinii) pada bayi dari usia empat minggu atau lebih).
  • Obat ini diketahui ikut keluar bersama air susu ibu, oleh karena itu pemakaian cotrimoxazole untuk ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.

Efek Samping Cotrimoxazole

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antibiotik ini :

  • Efek samping cotrimoxazole yang umum seperti mual, muntah, ruam, diare , demam, gatal nyeri otot dan sendi.
  • Reaksi alergi yang parah bisa terjadi bagi orang-orang yang sensitif terhadap obat-obat golongan sulfonamide termasuk cotrimoxazole, seperti sindrom stevens-johnson, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya.
  • Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur atau bakteri pada pencernaan.
  • Obat ini bisa menyebabkan hemolisis pada pasien yang kekurangan enzim glukosa-6-fosfat  dehidrogenase (enzim yang berperan dalam produksi sel darah merah), terutama jika diberikan pada dosis yang tinggi.
  • Pada pasien lanjut usia, efek samping lebih rentan terjadi misalnya penekanan sumsum tulang dan penurunan trombosit (terutama jika obat ini diberikan bersamaan dengan diuretik jenis tiazid).

Dosis Cotrimoxazole

Obat Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  80 mg/400 mg) diberikan dengan dosis berikut :

  • Dosis dewasa : 2 x sehari 2 tablet.
  • Dosis anak usia 5-12 tahun : 2 x sehari 1 tablet.
  • Dosis anak usia 1-5 tahun : 2 x sehari ½ tablet.
  • Pada kondisi infeksi yang lebih berat, dosis dapat ditingkatkan.

Dosis antibiotik ini sangat tergantung pada masing-masing penyakit, kondisi pasien meliputi usia, keparahan, dan lain-lain. Berikut dosis untuk tiap penyakit :

Dosis lazim dewasa untuk pneumocystis pneumonia :

  • 15 - 20 mg / kg / hari (trimethoprim ) secara oral atau intravena dibagi dalam  3 - 4 dosis setiap 6 - 8 jam, selama 14 - 21 hari

Dosis lazim dewasa untuk pneumocystis pneumonia profilaksis :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral 1 x sehari.

Dosis lazim dewasa untuk infeksi saluran kemih :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole 160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 10 - 14 hari.
  • Infeksi berat: 8 - 10 mg / kg / hari (trimethoprim ) intravena dibagi dalam 2 - 4 dosis setiap 6, 8, atau 12 jam selama 14 hari. Dosis maksimum (trimethoprim ) adalah 960 mg / hari

Dosis lazim dewasa untuk pielonefritis (infeksi saluran ginjal) :

  • Tanpa komplikasi : Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 7 - 14 hari.

Dosis lazim dewasa untuk eksaserbasi akut bronchitis kronis :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 14 hari.

Dosis lazim dewasa untuk traveller diare :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 5 hari.

Dosis lazim dewasa untuk otitis media :

Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 10 - 14 hari.

Dosis lazim dewasa untuk cystitis profilaksis :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole 80 mg / 400 mg secara oral 1x sehari menjelang tidur.

Dosis lazim dewasa untuk meningitis :

  • 5 mg / kg (trimethoprim) intravena setiap 6, 8, atau 12 jam selama 21 hari - 6 minggu.
  • Bisa dikombinasikan dengan chloramphenicol jika pasiem alergi dengan antibiotik golongan betalaktam.

Dosis lazim dewasa untuk pneumonia :

  • 2,5 mg – 5 mg / kg (trimethoprim) secara oral atau intravena setiap 6, 8 atau 12 jam dan lama pengobatan selama 21 hari.

Dosis lazim dewasa untuk prostatitis :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam.
  • Jangka waktu pengobatan, akut : 10 - 14 hari; kronis :1 - 3 bulan.

Dosis lazim dewasa untuk sinusitis :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam selama 10-14 hari.

Dosis lazim dewasa untuk infeksi saluran pernapasan atas :

  • Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole  160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam.

Dosis lazim pediatric untuk otitis media :

  • Usia ≥ 2 bulan : 4 mg / kg (trimethoprim) secara oral setiap 12 jam selama 10 hari.

Dosis lazim pediatric untuk infeksi saluran kemih :

  • Usia ≥ 2 bulan : 4 mg / kg (trimethoprim) secara oral setiap 12 jam selama 10 – 14 hari.
  • Infeksi berat : 8 - 10 mg / kg / hari (trimetoprim) injeksi intravena dibagi dalam 2 - 4 setiap 6, 8, atau 12 jam selama 14 hari. Dosis maksimum trimethoprim adalah 960 mg/ hari.

Dosis lazim pediatric untuk pneumocystis pneumonia :

  • Usia ≥2 bulan : 15 - 20 mg / kg / hari (trimethoprim) secara oral atau injeksi intravena dibagi dalam 3 - 4 dosis,  setiap 6 - 8 jam selama 14 - 21 hari.

Dosis lazim pediatric untuk pneumocystis pneumonia profilaksis :

  • Usia ≥2 bulan : 75 mg / m2 (trimethoprim) secara oral 2x sehari. Dosis harian total (trimethoprim) tidak melebihi 320 mg.

Interaksi obat Cotrimoxazole

Berikut adalah interaksi obat cotrimoxazole dengan obat-obat lain :

  • ACE inhibitor seperti captopril, enalapril, lisinopril, dan ACE inhibitor lainnya jika diberikan bersamaan cotrimoxazole, berpotensi terjadi hiperkalemia.
  • Obat-obat antiaritmia : cotrimoxazole meningkatkan resiko aritmia ventrikel pada pasien yang menggunakan amiodarone. Sedangkan pemberian bersamaan dengan obat dofetilide terjadi peningkatan resiko perpanjangan Interval QT.
  • Kalium aminobenzoate menghambat efek obat-obat golongan sulfonamide (seperti sulfamethoxazole).
  • Obat-obat golongan sulfonilurea meningkatkan efek farmakologi cotrimoxazole.
  • Cotrimoxazole menghambat metabolisme phenytoin sehingga meningkatkan waktu paruhnya.
  • Diuretik : obat-obat diuretik terutama golongan tiazide meningkatkan potensi terjadinya penurunan kadar trombosit, terutama untuk pasien usia lanjut.
  • Cotrimoxazole menghambat klirens obat-obat antikoagulan dan meningkatkan protrombin time (PT) sehingga meningkatkan efek obat-obat ini.
  • Jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal pada pasien penerima transplantasi ginjal
  • Antibiotik ini meningkatkan kadar digoxin dalam plasma terutama pada pasien usia lanjut.
  • Antibiotik ini juga meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat antivirus seperti lamivudine dan zalcitabine.
  • Indomethacin meningkatkan konsentrasi sulfamethoxazole dalam plasma.
  • Berpotensi meningkatkan efek samping berupa hipoglikemia pada pemakaian anti dibetes oral, seperti glibenclamide.
  • Efek samping anemia megaloblastik terjadi ketika pemberian bersamaan cotrimoxazole dan pyrimethamine.
  • Pemberian bersamaan rifampisin dan cotrimoxazole menyebabkan kadar rifampisin dalam plasma meningkat di sisi lain terjadi penurunan kadar trimethoprim.
  • Antibiotik ini menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma procainamide dan amantadine sehingga meningkatkan toksisitasnya.
  • Jika diberikan bersamaan dengan clozapine dan antipsikotik lainnya, resiko efek samping hematologis meningkat.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :

  • Penggunaan antibiotik ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma bronkial.
  • Orang-orang yang kekurangan folat seperti pasien lanjut usia, pecandu alkohol, sedang menggunakan obat anti konvulsan, atau orang-orang yng mengalami malnutrisi, jika menggunakan cotrimoxazole harus mendapatkan perhatian serius.
  • seperti antibiotik lainnya obat ini harus digunakan sampai dosis yang disarankan habis. Jangan menghentikan pemakaian sebelum waktunya untuk menghindari terjadinya resistensi.
  • Pasien yang menggunakan antibiotik ini harus mengkonsumsi cukup cairan untuk mencegah kristaluria.

Penggunaan obat Cotrimoxazole untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan cotrimoxazole kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Akan tetapi apabila besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa, maka penggunaannya dapat dipertimbangkan.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Cotrimoxazole

  • Beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat-obat lainnya. Gejala alergi misalnya ruam, gatal-gatal, sesak napas, mengi, batuk, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau tanda-tanda lainnya.
  • Hati-hati menggunakan obat Cotrimoxazole pada penderita asma bronkial.
  • Orang-orang yang didiagnosis kekurangan folat, pengguna obat anti konvulsan, atau penderita malnutrisi, harus mendapat perhatian serius jika menggunakan obat cotrimoxazole.
  • Selama menggunakan obat Cotrimoxazole pasien harus minum cukup cairan untuk mencegah kristaluria.
  • Buang semua sisa obat Cotrimoxazole yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Cotrimoxazole sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan hentikan penggunaan obat Cotrimoxazole sebelum durasi yang ditetapkan dokter. Penghentian obat sebelum waktunya bisa memicu terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik ini.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Cotrimoxazole harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Artikel terkait:


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Medicines (2018). Co-Trimoxazole Tablets 80/400 mg. (https://www.medicines.org.uk/emc/product/6999/pil)
Stewart, M. Patient Info (2017). Co-trimoxazole For Infection. (https://patient.info/medicine/co-trimoxazole-for-infection)
MIMS Indonesia (2018). Sulfamethoxazole+Trimethoprim. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sulfamethoxazole%20%2B%20trimethoprim/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app