Clindamycin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 12, 2019 Waktu baca: 4 menit

Tahukah Anda? Antibiotik merupakan segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam tubuh suatu organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri molekul.

Karena biasanya antibiotik bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan biasanya dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang tanggung atau tidak tuntas hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik tersebut. 

Oleh karena itu satu dosis lengkap antibiotik harus dihabiskan semuanya. Terdapat berbagai macam jenis antibiotik, khususnya pada artikel ini yang akan menjelaskan salah satu jenis antibiotik yaitu Clindamycin. Selamat membaca.

Mengenai Clindamycin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Kapsul

Kandungan:

Antibiotik

Apa sih Clindamycin itu?

Clindamycin adalah obat golongan macrolide yang dikembangkan pada tahun 1967. Clindamycin adalah antibiotik yang digunakan untuk pengobatan sejumlah infeksi bakteri. Termasuk infeksi pada telinga tengah, infeksi pada tulang atau sendi, penyakit radang panggul, radang tenggorokan, radang paru-paru, dan endokarditis(peradangan pada selaput jantung). 

Clindamycin dapat digunakan untuk mengobati kasus infeksi seperti infeksi Staphylococcus aureus yang resisten terhadap obat golongan methicillin (MRSA). Clindamycin juga dapat digunakan untuk mengobati jerawat dan alternatif pengobatan selain kina untuk malaria. 

Clindamycin adalah golongan obat makrolida yang dapat mengatasi infeksi dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri. Obat ini bisa dikonsumsi oleh seseorang yang alergi terhadap penisilin. Untuk pasien anak-anak, obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi radang telinga akut, pneumonia karena mycoplasma pneumonieae, S. pneumoniae atau chlamydia pneumoniae, sinusitis akut, faringitis atau tonsilitis, infeksi mikrobakteri dan infeksi lainnya.

Bagaimana cara menggunakan obat Clindamycin dan berapa dosisnya?

Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang riwayat obat Anda saat ini, riwayat alergi, penyakit yang sudah ada, kondisi kesehatan saat ini dan lain-lain. Beberapa kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek samping obat. Konsumsi seperti yang diarahkan oleh dokter atau ikuti petunjuk yang tercetak dalam brosur produk.

Untuk dewasa, dosis biasanya akan diberikan sebanyak 150-450 mg tiap enam jam. Dosis akan disesuaikan dengan kondisi yang diobati, tingkat keparahannya, dan respons tubuh terhadap obat. Pada pasien anak-anak, dosis juga akan disesuaikan dengan berat badan mereka.

Clindamycin tablet bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Biasanya waktu yang dianjurkan untuk mengonsumsi Clindamycin adalah pagi dan sore hari. Akan tetapi Clindamycin tablet yang sudah dimodifikasi harus dikonsumsi sesudah makan. Jangan mengunyah atau memecahkan tablet modifikasi karena bisa mengubah kandungan obat.

Apa saja efek samping dari obat Clindamycin?

Sebelum mengonsumsi obat Clindamycin, dokter atau apoteker biasanya menyampaikan kemungkinan efek samping dari obat ini yang dapat muncul. Reaksi efek samping yang terkait dengan terapi Clindamycin secara umum yang ditemukan pada lebih dari 1% orang termasuk: diare, kolitis pseudomembran, mual, muntah, nyeri perut atau kram dan / atau ruam. Dosis tinggi (baik intravena dan oral) dapat menyebabkan rasa logam indra perasa.

Sedangkan efek samping yang berhubungan dengan Clindamycin krim atau salep yang ditemukan pada lebih dari 10% orang termasuk: kulit kering, rasa terbakar, gatal, kulit bersisik, atau pengelupasan kulit. Efek samping tambahan termasuk dermatitis kontak.

Efek samping lainnya yang ditemukan pada lebih dari 10% orang saat diaplikasikan pada vagina termasuk infeksi jamur.

Kolitis pseudomembran merupakan kondisi yang berpotensi fatal yang umumnya terkait dengan penggunaan Clindamycin, tetapi efek samping ini dapat terjadi dengan penggunaan antibiotik lainnya. Pertumbuhan berlebih dari bakteri Clostridium difficile, yang secara inheren resisten terhadap Clindamycin, menghasilkan produksi toksin yang menyebabkan berbagai efek buruk, dari diare hingga kolitis dan usus beracun.

Pada 0,1% pasien terapi Clindamycin dapat menimbulkan efek samping seperti anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam jiwa), diskrasia darah, poliartritis (gangguan pada sendi), ikterus (sakit kuning), peningkatan tingkat enzim hati, disfungsi ginjal, henti jantung, dan / atau hepatotoksisitas.

Klindamisin diklasifikasikan sebagai obat yang dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui oleh American Academy of Pediatrics, namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan sebagai "obat yang perlu dihindari jika memungkinkan". Sebuah tinjauan pada tahun 2009 menemukan bahwa Clindamycin mungkin aman pada ibu yang menyusui, tetapi satu komplikasi berupa hematochezia atau berak berdarah dilaporkan terjadi pada bayi yang mendapat ASI yang mungkin disebabkan oleh efek samping Clindamycin.

Interaksi Clindamycin

Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:

Perhatian

  • Beritahukan dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit kolitis, penyakit chrons, diare, gangguan ginjal dan hati, meningitis atau gangguan darah porfiria. 
  • Beritahukan dokter dan harap berhati-hati menggunakan clindamycin jika sebelumnya pernah mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik lain.
  • Dosis clindamycin untuk anak-anak harus berdasarkan anjuran dokter.
  • Bila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera periksakan diri untuk penanganan lebih lanjut.

21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Clindamycin hydrochloride - clindamycin hydrochloride capsule. (2017). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=965e55bd-2b2c-06bb-26e0-92034741e2ed)
Cleocin T. (clindamycin phosphate topical solution, USP) (clindamycin phosphate topical gel) (clindamycin phosphate topical lotion). (2014). (http://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/050537s035,050600s013,050615s012lbl.pdf)
Cleocin pediatric: Clindamycin palmitate hydrochloride for oral solution, USP. (2008). (https://www.pfizer.com/files/products/uspi_cleocin_pediatric.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app