Chemosis Of Conjunctiva - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 11, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Kemosis konjungtiva adalah salah satu jenis peradangan mata. Kondisi ini lebih sering disebut sebagai "kemosis." Kemosis terjadi ketika lapisan dalam kelopak mata membengkak. 

Lapisan transparan ini, yang disebut konjungtiva. Konjungtiva juga menutupi permukaan paling luar dari bola mata. Pembengkakan konjungtiva terjadi ketika mata Anda teriritasi.

Kemosis paling sering berhubungan dengan reaksi alergi. Terkadang infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan kemosis. Kemosis bukan kondisi mata yang menular, Anda tidak dapat tertular kemosis dari orang lain.

Penyebab kemosis konjungtiva

Penyebab utama kemosis adalah iritasi. Alergi berperan dalam iritasi mata yang dapat menyebabkan kemosis. Alergi musiman atau reaksi alergi terhadap hewan peliharaan adalah penyebab utama. 

Bulu binatang dan serbuk sari dapat membuat mata Anda berair, tampak merah, dan mengeluarkan cairan berwarna putih. Kondisi ini disebut konjungtivitis alergi. Anda dapat mengalami konjungtivitis dan kemosis karena alergi.

Kemosis konjungtiva juga terkait dengan angioedema. Angioedema adalah bentuk reaksi alergi di mana terjadi pembengkakan pada kulit. Gejala utama dari angioedema adalah gatal. 

Namun tidak seperti gatal-gatal biasa, gatal-gatal yang disebabkan oleh angioedema terjadi akibat pembengkakan yang terjadi terjadi di bawah kulit Anda.

Infeksi mata seperti konjungtivitis virus atau bakteri, dapat menyebabkan kemosis. Anda juga dapat mengalami kemosis setelah operasi mata, atau akibat hipertiroidisme. Hipertiroid adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid Anda memproduksi hormon secara berlebihan. 

Menurut Edward S. Harkness Eye Institute dari Columbia University, beberapa orang dengan kondisi tiroid yang terlalu aktif mengalami gejala yang berhubungan dengan mata seperti kemosis.

Selain penyebab-penyebab yang tertera di atas, menggosok mata Anda terlalu sering juga dapat menyebabkan kemosis.

Gejala kemosis konjungtiva

Kemosis konjungtiva terjadi ketika terdapat penumpukan cairan pada membran yang melapisi mata dan kelopak mata. Gejala yang mungkin ditimbulkan meliputi:

Anda mungkin tidak dapat menutup mata Anda sepenuhnya selama Anda mengalami kemosis karena pembengkakan. Beberapa orang tidak memiliki gejala kemosis selain peradangan.

Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami sakit mata atau gejala reaksi alergi yang parah. Gejala reaksi alergi yang parah meliputi perubahan pola pernapasan atau detak jantung, sesak, dan pembengkakan pada bibir atau lidah.

Apakah kemosis konjungtiva bisa dicegah?

Dalam beberapa kasus, seperti setelah operasi mata, kemosis mungkin tidak dapat dicegah. Namun, jika kemosis disebabkan oleh alergi, Anda dapat mencegahnya dengan cara menghindari pemicu alergi dan mengelola gejala agar dapat mengurangi resiko terjadinya serangan kemosis berulang.

Menjaga kebersihan dengan menerapkan Praktik mencuci tangan yang baik untuk mencegah penyebaran bakteri dan menghindari menyentuh atau menggosok mata secara berlebihan, terutama dengan tangan kotor juga dapat mencegah terjadinya kemosis konjungtiva.

Bagaimana cara mengatasi kemosis konjungtiva?

Diagnosa
Dokter mata Anda dapat menegakan kemosis dengan melakukan pemeriksaan bilik mata depan pada mata yang terkena. Dokter mata Anda mungkin akan menggali informasi lebih dalam mengenai gejala Anda. Berikan informasi terperinci tentang gejala dan alergi yang mungkin Anda miliki. Informasi-informasi yang Anda berikan akan membantu dokter Anda menentukan perawatan terbaik.

Perawatan untuk kemosis
Kunci untuk mengobati kemosis adalah dengan mengurangi peradangan. Mengurangi peradangan dapat mengurangi ketidaknyamanan dan dampak negatif pada penglihatan Anda. meletakan kompres dingin pada mata Anda dapat meredakan ketidaknyamanan dan peradangan. Dokter Anda mungkin juga akan menganjurkan Anda untuk berhenti memakai lensa kontak selama perawatan.

Perawatan lebih lanjut mungkin tergantung pada penyebab kemosis Anda.

Alergi
Jika kemosis disebabkan oleh alergi, dokter Anda dapat merekomendasikan antihistamin. Obat-obatan ini mengurangi reaksi tubuh Anda terhadap alergen. Alergen adalah zat yang dianggap berbahaya oleh tubuh Anda. Ketika tubuh Anda menemukan alergen, seperti debu atau bulu hewan peliharaan, maka tubuh menghasilkan histamin untuk melawan alergen. Antihistamin dapat membantu menekan respons imun ini dan mengurangi gejala seperti iritasi dan pembengkakan.

Antihistamin oral yang dijual bebas, seperti Claritin (loratadine), biasanya cukup kuat untuk mengobati peradangan kemosis akibat alergi. Beri tahu dokter Anda jika obat-obatan ini tidak efektif. Anda mungkin memerlukan alternatif pengobatan yang lain

Infeksi bakteri
Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat tetes mata untuk melumasi mata Anda. Konjungtivitis bakteri diobati dengan salep antibiotik atau obat tetes mata. Jika Anda menunjukkan gejala infeksi yang tidak membaik, Anda dapat menggunakan antibiotik sistemik yang digunakan dengan cara diminum.

Infeksi virus
Konjungtivitis virus adalah penyebab potensial yang dapat menyebabkan kemosis. Antibiotik tidak dapat mengobati infeksi virus. Kompres dingin dan tetes mata yang berfungsi untuk melumasi mata, sering kali merupakan pengobatan terbaik untuk mengatasi infeksi akibat virus.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Conjunctivitis. American Academy of Family Physicians (AAFP). (Accessed via: https://www.aafp.org/afp/1998/0215/p735.html)
Chemosis. Penn State Hershey Medical Center. (Accessed via: http://pennstatehershey.adam.com/content.aspx?productid=117&pid=1&gid=003038)
Clinton D. McCord, MD, Peter Kreymerman, MD, Foad Nahai, MD, Joseph D. Walrath, MD, Management of Postblepharoplasty Chemosis, Aesthetic Surgery Journal, Volume 33, Issue 5, July 2013, Pages 654–661, https://doi.org/10.1177/1090820X13487016. Oxford Academic. (Accessed via: https://academic.oup.com/asj/article/33/5/654/257796)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app