HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM

Cannabidiol: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Apr 1, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 4 menit
PERHATIAN: Kami tidak melayani pengiriman obat Cannabidiol. Informasi di bawah ini hanya merupakan ikhtisar mengenai obat Cannabidiol.

Cannabidiol adalah bahan kimia yang ada di dalam tanaman Cannabis sativa, atau lebih dikenal sebagai ganja atau mariyuana. Di Indonesia sendiri, ganja dianggap ilegal dan termasuk ke dalam obat-obatan terlarang.

Bahan aktif utama ganja terdiri dari delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), yaitu bahan kimia yang membuat Anda mabuk (high). Sementara 40% lainnya terdiri dari Cannabidiol (CBD). Namun, Cannabidiol tidak membuat Anda mabuk seperti efek THC.

Cannabidiol digunakan untuk mengatasi kegelisahan, gangguan bipolar, distonia (gangguan otot), kejang, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, dan skizofrenia. Sebagian orang lainnya menghirup cannabidiol sebagai usaha berhenti merokok.

Mengenai Cannabidiol

Golongan

-

Kemasan

-

Kandungan

Cannabidiol juga memiliki efek antipsikotik, tapi bagaimana terjadinya masih belum diketahui. Para ahli menduga, efek antipsikotik tersebut digunakan untuk mencegah pemecahan bahan kimia di otak yang memengaruhi rasa sakit dan suasana hati.

Hal ini dapat membantu memperbaiki suasana hati pada penderita gangguan kejiwaan, salah satunya skizofrenia. Cannabidiol juga dapat memblokir efek psikoaktif delta-9-tetrahydrocannabinol, sehingga mengurangi nyeri dan kecemasan.

Manfaat Cannabidiol

Penggunaan ganja memang kontroversial. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa dari segi medis, ada banyak manfaat Cannabidiol yang bisa diperoleh, di antaranya:

1. Multiple sclerosis

Obat semprot hidung resep yang mengandung THC dan Cannabidiol telah terbukti efektif dapat mengurangi nyeri, ketegangan otot, dan buang air kecil pada penderita multiple sclerosis.

2. Gangguan otot (distonia)

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, mengonsumsi cannabidiol setiap hari selama 6 minggu dapat menurunkan gangguan otot sebanyak 20-50%. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat Cannabidiol ini.

3. Insomnia

Minum 160 miligram (mg) Cannabidiol sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur pada penderita insomnia. Namun, dosis yang lebih rendah dari ini mungkin tidak memberikan efek yang signifikan.

4. Penyakit Parkinson

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi Cannabidiol setiap hari selama 4 minggu dapat mengatasi gejala psikotik, khususnya pada penderita Parkinson dan psikosis.

Baca Juga: Kenali 3 Jenis Psikosis yang Paling Umum dan Gejalanya

5. Skizofrenia

Suatu penelitian menemukan bahwa mengonsumsi Cannabidiol 4 kali sehari selama 4 minggu dapat mengatasi gejala psikotik. Bahkan, pengaruhnya hampir sama efektifnya dengan obat antipsikotik berupa amisulpride.

Namun, tingkat keefektifannya tetap ditentukan oleh dosis Cannabidiol dan lama perawatannya. 

6. Berhenti merokok

Sebuah studi mengungkapkan bahwa menghidup Cannabidiol lewat inhaler selama seminggu dapat mengurangi kebiasaan merokok. Penurunannya pun terbilang cukup signifikan, yaitu 40% membuat Anda bisa berhenti merokok.

Baca Selengkapnya: 13 Cara Berhenti Merokok yang Efektif

Efek samping Cannabidiol

Cannabidiol cenderung aman dikonsumsi secara oral dan hanya untuk orang dewasa saja. Namun bagaimanapun, Cannabidiol tetap seperti obat lainnya yang memiliki efek samping.

Beberapa efek samping Cannabidiol adalah:

Dosis Cannabidiol

Dosis cannabidiol berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita. Berikut ini dosis Cannabidiol secara umum, yaitu:

  • Dosis 300 mg setiap hari, maksimal selama 6 bulan.
  • Dosis 1200-1500 mg setiap hari, maksimal 4 minggu.
  • Dosis 2,5 mg cannabidiol yang disemprotkan ke bawah lidah sebanyak 2 kali sehari, maksimal 2 minggu. Dosis ini umumnya diberikan untuk penderita penyakit multiple sclerosis atau epilepsi.

Interaksi Cannabidiol

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan secara bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat herbal. Sebagai akibatnya, obat herbal tidak bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan kepada dokter. Berikut adalah interaksi Cannabidiol dengan obat-obatan lainnya, yakni:

  • Alkohol: meningkatkan rasa kantuk. 
  • Obat tidur, obat penenang, atau obat kecemasan: memperparah rasa kantuk.
  • Asam valproat: meningkatkan risiko kerusakan hati.
  • Clobazam: Cannabidiol dapat mengurangi kecepatan organ hati dalam mengurai obat clobazam. Hal ini dapat meningkatkan efek samping clobazam dalam tubuh.
  • Rufinamide, topiramate, dan zonisamide: Ketiga obat tersebut diuraikan di dalam tubuh untuk diserap. Konsumsi bersamaan dengan Cannabidiol dapat mengganggu proses ini. Akibatnya, kadar rufinamide, topiramate, dan zonisamide meningkat di dalam tubuh.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Cannabidiol adalah sebagai berikut:

  • Bila Anda sedang hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum menggunakan Cannabidiol.
  • Bagi Anda yang memiliki penyakit Parkinson, kelebihan dosis Cannabidiol bisa memperparah tremor. Tanyakan pada dokter mengenai dosis Cannabidiol yang tepat untuk Anda.
  • Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit hati, kecanduan narkoba atau alkohol, depresi, atau gangguan kejiwaan lainnya.
  • Simpan Cannabidiol di suhu ruangan dan hindari dari sinar matahari langsung.
  • Bila Anda melewatkan 1 dosis Cannabidiol, hindari langsung minum 2 dosis sekaligus. 
  • Cannabidiol dapat memengaruhi tes skrining obat dan menyebabkan hasil tes Anda positif ganja. Beri tahukan pada petugas laboratorium bahwa Anda sedang menggunakan Cannabidiol.
  • Hindari berkendara atau aktivitas berat saat mengonsumsi Cannabidiol. Rasa kantuk dan pusing bisa menyebabkan jatuh, kecelakaan, atau cedera parah.
  • Jangan berhenti menggunakan Cannabidiol secara tiba-tiba, sekalipun Anda merasa sehat. Berhenti menggunakan Cannabidiol secara tiba-tiba dapat meningkatkan kejang. Mintalah dokter untuk mengurangi dosis Cannabidiol Anda.

20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBD Oil: All the Rage, But Is It Really Safe and Effective?. WebMD. (https://www.webmd.com/pain-management/news/20180507/cbd-oil-all-the-rage-but-is-it-safe-effective#1)
Burstein, Sumner. (2015). Cannabidiol (CBD) and its analogs: A review of their effects on inflammation. Bioorganic & Medicinal Chemistry. 23. 10.1016/j.bmc.2015.01.059.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/272373349_Cannabidiol_CBD_and_its_analogs_A_review_of_their_effects_on_inflammation)
Capano, Alex & Weaver, Richard & Burkman, Elisa. (2019). Evaluation of the effects of CBD hemp extract on opioid use and quality of life indicators in chronic pain patients: a prospective cohort study. Postgraduate Medicine. 132. 1-6. 10.1080/00325481.2019.1685298.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/337197886_Evaluation_of_the_effects_of_CBD_hemp_extract_on_opioid_use_and_quality_of_life_indicators_in_chronic_pain_patients_a_prospective_cohort_study)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app