Masyarakat Indonesia Doyan 'Ngopi', Tapi Apakah Jumlahnya Sudah Aman?

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 2, 2019 Waktu baca: 7 menit
Masyarakat Indonesia Doyan 'Ngopi', Tapi Apakah Jumlahnya Sudah Aman?

Bagi sebagian orang, tidak lengkap rasanya jika mengawali hari tanpa secangkir kopi hangat. Sensasi manis-pahitnya kopi dinilai mampu bikin mata melek dan lebih fokus sebelum memulai aktivitas di pagi hari.

Kalau tidak ingin repot-repot menyeduh kopi sendiri, Anda bisa langsung memesan kopi favorit Anda di kedai kopi terdekat. Namun ingat, tetap batasi jumlahnya supaya tubuh tetap sehat setelah minum kopi.

Memang, berapa batas minum kopi dalam sehari yang aman bagi kesehatan? Apakah benar masyarakat Indonesia makin banyak yang suka minum kopi? Mari simak hasil survei HonestDocs berikut ini.

Seberapa banyak masyarakat Indonesia yang doyan ngopi?

Bagi sebagian orang, kopi merupakan minuman terbaik dan penyelamat ketika pikiran sedang buntu atau jenuh. Kandungan kafein dalam kopi dapat menghambat akitivitas adenosin yang membuat tubuh terasa lelah dan mengantuk. Maka tak heran jika setelah minum kopi, Anda jadi lebih melek dan fokus untuk melanjutkan pekerjaan.

Baca Juga: Manfaat Kopi Hitam Bagi Pria dan Wanita

Ditambah lagi, keberadaan kedai kopi di kota-kota besar di Indonesia terus menjamur dari waktu ke waktu. Kemudahan akses ini disebut-sebut menjadi penyebab meningkatnya jumlah penikmat kopi di Indonesia. Hal ini juga yang membuat banyak orang ikut tergoda untuk mencicipi nikmatnya kopi.

Tim HonestDocs secara khusus melakukan survei terhadap 9.684 responden untuk mengetahui kebiasaan minum kopi di Indonesia. Responden yang berpartisipasi terdiri dari 35% pria dan 65% wanita yang sebagian besar tergolong usia produktif, yaitu 18-34 tahun.

Berdasarkan data yang terkumpul, tim HonestDocs justru menemukan fakta menarik soal kebiasaan ngopi di Indonesia. Sebanyak 61% responden yang didominasi oleh kaum pria mengaku tidak suka minum kopi, sementara 39% responden lainnya mengaku doyan ngopi minimal 1 gelas setiap hari. 

Kebiasaan minum kopi pada setiap responden berbeda-beda. Ada yang hanya bisa minum 1 gelas kopi per hari (21,6%), tapi ada juga yang butuh minum kopi 2-3 gelas setiap hari (10,5%). Bahkan, sebanyak 1,9% responden lainnya mengungkapkan bahwa mereka terbiasa minum kopi hingga lebih dari 11 gelas per hari.

Pria lebih sering ngopi dalam sehari, benarkah?

Kebiasaan ngopi selama ini identik dengan kaum pria. Anggapan tersebut muncul karena biasanya kaum wanita tidak menyukai aroma dan rasa kopi yang terlalu kuat.

Terlebih bagi para perokok aktif, tidak lengkap rasanya jika mengisap rokok tanpa ditemani secangkir kopi hangat. Atas dasar itulah, pria disebut-sebut lebih sering minum kopi dalam sehari daripada wanita. Namun, apa benar begitu?

Lebih lanjut, tim HonestDocs mencari tahu mengenai kebiasaan minum kopi berdasarkan jenis kelamin. Kira-kira, apa benar pria lebih banyak yang minum kopi daripada wanita?

Berdasarkan penelusuran tim HonestDocs, penikmat kopi di Indonesia justru didominasi oleh kaum wanita. Namun bila dilihat dari jumlah asupan kopinya, pria bisa menghabiskan lebih banyak kopi dalam sehari daripada wanita.

Wanita Indonesia rata-rata menghabiskan satu gelas kopi setiap hari (64,4%). Sementara itu, sebagian besar responden pria yang suka ngopi mampu menghabiskan 2-3 gelas kopi per hari (21%). Dalam takaran yang sama, hal ini hanya dilakukan oleh 7,9% responden wanita.

Pria cenderung lebih kuat minum kopi dalam jumlah banyak daripada wanita. Sekitar 4,5% responden pria mengaku terbiasa minum kopi 4-5 gelas setiap hari, bahkan 3% lainnya sanggup menghabiskan lebih dari 11 gelas kopi per hari.

Temuan ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan tim PayPal dalam rangka memperingati International Coffe Day pada tahun 2014 silam. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa pria rata-rata mampu mengonsumsi 3-4 cangkir kopi setiap hari. Sedangkan wanita hanya sanggup minum kopi maksimal 2 cangkir per hari.

Faktor usia memengaruhi kebiasaan minum kopi

Dilihat dari grafik usia responden, jumlah pecinta kopi di Indonesia terus meningkat dari usia muda hingga dewasa. Semakin bertambahnya usia, semakin besar pula kemungkinan seseorang untuk minum kopi, bahkan menjadi penggemar berat kopi.

Pertama, mari kita lihat dari kelompok remaja usia 12-17 tahun. Tim HonestDocs menemukan bahwa sebanyak 23% remaja mengaku suka minum kopi.

Setiap responden tentu punya alasannya tersendiri mengapa mereka bisa terbiasa minum kopi sejak remaja. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor ikut-ikutan teman, melihat tren kopi yang sedang naik daun di masyarakat, atau ingin merasakan sendiri manfaat minum kopi bagi tubuh.

Bagi remaja yang suka minum kopi, mereka mungkin merasa lebih waspada dan fokus akibat pengaruh kafein, sehingga mereka tidak ragu lagi untuk terus minum kopi. Hal ini biasanya dimanfaatkan oleh remaja supaya tidak ngantuk dan lebih fokus saat mengerjakan tugas, apalagi kalau sampai harus begadang hingga larut malam.

Sensasi nikmatnya kopi juga banyak dirasakan oleh responden yang usianya di atas 65 tahun. Menariknya lagi, peminum kopi yang paling berat justru berasal dari kelompok lansia alias usia 65 tahun ke atas.

Sekitar 23% responden lansia mengaku harus ngopi setidaknya 11 gelas setiap hari. Angka ini tentu cukup mengejutkan, mengingat kondisi kesehatan lansia yang sudah tidak lagi sekuat seperti dulu. Meski ketahanan tubuh setiap orang berbeda-beda, mungkin saja mereka menganggap kopi memberikan manfaat bagi kesehatan, salah satunya bikin panjang umur.

Menurut studi yang dipresentasikan dalam kongres European Society of Cardiology tahun 2017, konsumsi kopi dapat menurunkan risiko kematian dini. Dalam penelitian disebutkan bahwa orang yang minum kopi paling banyak, minimal 4 cangkir dalam sehari, berisiko 64% lebih rendah meninggal selama penelitian daripada yang jarang minum kopi.

Para ahli masih meragukan apa penyebab kopi bisa memperpanjang umur. Hal ini diduga karena kopi mungkin memiliki efek perlindungan yang lebih kuat pada orang dewasa hingga lansia. Kopi juga dipercaya mengandung senyawa bioaktif yang dapat melawan peradangan di masa tua.

Baca Juga: Benarkah Kopi Dapat Memperpanjang Umur?

Masyarakat Jakarta vs luar Jakarta, siapa yang paling sering ngopi?

Tak hanya melihat dari segi usia dan jenis kelamin, tim HonestDocs juga membagi responden berdasarkan tempat tinggalnya, yaitu Kota Jakarta dan luar Kota Jakarta.

Dari data yang terkumpul, diketahui bahwa warga Jakarta lebih banyak yang minum kopi daripada luar Jakarta. Rata-rata responden asal Jakarta mengonsumsi 1-3 gelas kopi (51%), sementara hanya 38% responden luar Jakarta yang minum kopi dengan jumlah yang sama.

Hal ini mungkin karena tuntutan hidup di Kota Jakarta jauh lebih besar daripada di luar Jakarta sehingga meningkatkan risiko stres. Bagi sebagian orang, minum kopi menjadi salah satu cara instan untuk mengatasi stres.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kandungan kafein dalam kopi dapat merangsang sistem saraf di otak supaya lebih waspada. Maka tak heran jika masalah sulit konsentrasi, pikiran buntu, ngantuk, hingga stres di kantor bisa langsung hilang dalam sekejap setelah minum secangkir kopi.

Sementara itu, lima provinsi teratas dengan jumlah peminum kopi paling banyak (minimal 1 gelas per hari) berdasarkan survei HonestDocs adalah:

  1. DKI Jakarta (57%)
  2. Sumatera Barat (52%)
  3. Sulawesi Utara (51%)
  4. Jawa Barat (49%)
  5. Banten (49%)

Meski warga Jakarta lebih banyak yang doyan ngopi, rata-rata penggemar berat kopi (minimal 4 cangkir per hari) justru berasal dari luar Jakarta. Sebagian besarnya berasal dari sejumlah provinsi di Pulau Sumatra, yaitu Bengkulu, Aceh, dan Sumatra Barat.

Hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan sejarah produksi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda mendirikan perkebunan kopi di daerah kekuasaan Hindia Belanda, yaitu Pulau Jawa dan Sumatra.

Kopi-kopi dari Sumatra juga termasuk salah satu kopi primadona dari tanah air. Itulah sebabnya kenapa banyak masyarakatnya yang suka minum kopi, khususnya jenis kopi dari daerahnya sendiri.

Baca Juga: Seperti Apa Pola Tidur Masyarakat Jakarta vs Luar Jakarta? Ini Faktanya

Berapa batas aman minum kopi dalam sehari?

Setiap orang tentu punya alasan tersendiri mengapa mereka bisa menghabiskan bercangkir-cangkir kopi dalam sehari. Meski rasanya nikmat tiada tara atau apa pun alasannya, Anda tetap tidak dianjurkan terlalu banyak minum kopi dalam sehari.

Tubuh Anda mungkin baik-baik saja setelah minum segelas atau dua gelas kopi, bahkan Anda malah merasa lebih bertenaga dan fokus. Namun, perlu dicatat bahwa efek kopi ternyata tidak bagus untuk kesehatan Anda dalam jangka panjang.

Kandungan kafein dalam kopi memang dapat memberikan efek stimulan pada otak, sehingga Anda jadi lebih waspada. Tapi kalau diminum terlalu banyak, justru akan memicu masalah pencernaan dan otak. 

Tanda-tanda tubuh kebanyakan asupan kafein di antaranya:

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut setelah minum kopi, ini bisa jadi pertanda bahwa tubuh Anda sensitif terhadap kafein. Segera kurangi porsi minum kopi supaya tubuh terasa lebih nyaman.

Anda mungkin pernah melihat orang yang suka ngopi sampai lebih dari 6 cangkir per hari, tapi tubuhnya tetap sehat dan bugar. Namun menurut sebuah penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrision, penggemar berat kopi yang seperti ini berisiko 22% lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kardiovaskular di masa mendatang.

Padahal, minum kopi sebetulnya juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Hanya saja, manfaat minum kopi ini baru bisa Anda rasakan jika Anda mengonsumsi kopi dalam batas wajar.

Mengutip dari penelitian dalam jurnal PLOS One tahun 2015, rata-rata batas aman minum kopi adalah 2-3 cangkir per hari. Bila dikonsumsi sewajarnya, kandungan antioksidan dalam kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal paparan radikal bebas dalam tubuh. Alhasil, tubuh Anda semakin terhindar dari penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, dan kematian dini.

Yang tak kalah penting, hindari menambahkan gula ke dalam cangkir kopi Anda supaya manfaat kopi jadi lebih maksimal. Alih-alih menyehatkan, asupan gula justru menambah jumlah kalori yang bisa mengganggu metabolisme tubuh. Alhasil, manfaat kopi terkalahkan dengan efek buruk gula.

Seperti halnya cokelat, kopi bisa menjadi pilihan minuman sehat jika rasanya pahit, gelap, dan pekat. Semakin murni kopi yang Anda minum, maka semakin bagus pula efeknya bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya: 20 Cara Agar Tidak Mengantuk (Selain Kopi dan Kafein)


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app