Bahaya Dehidrasi, Sebabkan Kerusakan Organ Berat

Dipublish tanggal: Jul 19, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jul 20, 2019 Waktu baca: 3 menit
Bahaya Dehidrasi, Sebabkan Kerusakan Organ Berat

Situasi mendadak akibat gangguan kesehatan yang tidak disadari kerap kali terjadi pada beberapa orang, misalnya seperti pingsan secara tiba-tiba akibat kurangnya beristirahat atau mengalami dehidrasi akibat kurang minum pada saat kondisi lingkungan sedang terik-teriknya. 

Bahkan, ada juga yang berujung sampai kematian karena mengalami dehidrasi yang sudah kronis tapi tidak teratasi.

Apa penyebab dehidrasi?

Anda tentu saja sudah tidak asing lagi dengan istilah dehidrasi, dehidrasi merupakan suatu kondisi seseorang mengalami ketidakseimbangan cairan di tubuhnya. Ketidakseimbangan ini terjadi akibat cairan yang keluar lebih banyak dibandingkan yang masuk ke tubuh Anda.

Jika sudah seperti itu, biasanya fungsi di tubuh akan langsung menjadi tidak normal. Cairan yang hilang harus Anda ganti sesegera mungkin, jika tidak maka akan terjadilah kondisi Anda mengalami dehidrasi. 

Kondisi ini tentu saja berbahaya, mengingat dapat juga menyebabkan kematian secara mendadak.

Dehidrasi bisa terjadi pada setiap orang, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia. Penyebabnya pun berbagai macam, biasanya gejala dehidrasi diawali dengan terjadinya diare kronis dan juga disertai muntah

Selain itu, lansia adalah orang yang paling rentan mengalami dehidrasi karena jumlah cairan yang dimiliki di tubuhnya lebih sedikit.

Saat Anda berolahraga, cairan di tubuh Anda lebih banyak keluar. Sehingga hal ini juga rentan terjadinya dehidrasi, apalagi jika kondisi cuaca sedang dalam suhu tinggi dan panas yang terik. Memicu semakin banyaknya cairan yang keluar menjadi lebih banyak di tubuh Anda.

Namun, beberapa penyakit juga dapat menyebabkan dehidrasi, seperti penyakit diabetes mellitus, infeksi saluran pernapasan, dan juga luka bakar.

Gejala yang dialami saat tubuh Dehidrasi

Ketidakseimbangan yang terjadi pada tubuh menyebabkan dehidrasi akibat kekurangan asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh. 

Caira di tubuh yang keluar dapat melalui keadaan seseorang berkeringat, buang air kecil, dan juga pada kondisi sedang diare. Saat hal ini terjadi, jumlah total cairan di tubuh tentu saja menjadi berkurang, cairan yang dikumpulkan berada di dalam rongga perut ataupun rongga paru. 

Akibat dari jumlah total cairan tubuh yang berkurang maka dapat menyebabkan juga berkurangnya volume cairan yang berada didalam sel dan pembuluh darah.

Dehidrasi akan menimbulkan beberapa gejala membahayakan akibat terjadinya pengurangan jumlah cairan didalam pembuluh darah sehingga terjadilah syok hipovomelik yang menyebabkan gagal organ hingga terjadinya kematian akibat jantung tidak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh. 

Keadaan syok ini membuat sel-sel didalam tubuh kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi yang sangat dibutuhkan, jika tidak maka organ tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik.

Ketika kondisi dehidrasi berat terjadi pada seseorang, bagian organ ginjal dan otak lah yang paling mengalami gangguan dari hal tersebut.

Gagal ginjal akut dapat terjadi apabila penderita dehidrasi tidak ditangani secara cepat dan secara tepat. Hal ini dapat memicu kerusakan ginjal yang menyebabkan penyakit kronis, seperti gagal ginjal yang mengharuskan pencucian darah setiap minggunya.

Ketika kerusakan otak yang terjadi akibat dehidrasi, maka penderita yang mengalaminya akan mengalami kerusakan otak secara permanen dan turunnya tingkat kesadaran. Fungsi otak sudah tidak bekerja normal lagi, hanya menyisakan bagian batang otak yang masih berfungsi dengan baik.

Juga, saat Anda mengalami dehidrasi, terjadi juga tidak seimbangnya elektrolit dalam tubuh, hal ini bisa menyebabkan kasus kekurangan atau kelebihan elektrolit tergantung dari penyebabnya. Gangguan ini dapat menyebabkan terjadinya kejang-kejang atau gangguan saraf.

Apa saja tanda-tanda penderita Dehidrasi?

Tanda-tanda seseorang mengalami dehidrasi dapat dikenali dengan mudah. Orang yang dehidrasi biasanya akan merasakan haus yang sangat berat, keringnya mulut, dan jarang buang air kecil. 

Selain itu, warna urine orang yang mengalami dehidrasi dapat dengan mudah dibedakan dengan orang normal, warnanya menjadi lebih pekat dan coklat tua. Dehidrasi juga dapat menyebabkan badan menjadi lemas dan pusing.

Pada beberapa kasus, penderita dehidrasi kronis dapat mengalami linglung, kulit kering, demam, hipotensi, nadi meningkat, perubahan mata menjadi cekung, dan menurunnya tingkat kesadaran.

Bagaimana cara mencegah Dehidrasi?

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Hal ini penting dilakukan sebelum bahaya dehidrasi menimpa diri Anda. Lakukan beberapa pencegahan agar keseimbangan cairan di tubuh Anda tidak terganggu.

Untuk mencegah dehidrasi, caranya dapat mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung air dalam bentuk buah atau sayur-sayuran, Jangan lupa juga untuk rajin minum air putih minimal 8 gelas per hari.

Saat Anda sedang berolahraga pun, penting untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Apalagi dalam keadaan panas dan terik. Usahakan minum air dengan cukup.

Untuk anak-anak dan lansia yang rentan mengalami dehidrasi, sebaiknya lebih diperhatikan cairan yang masuk di dalam tubuh  agar selalu terkontrol dan tercukupi.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Thomas DT, et al. American College of Sports Medicine Joint Position Statement. Nutrition and Athletic Performance. Medicine and Science in Sports and Exercise. 2016;48:543.
Freedman S. Oral rehydration therapy. http://www.uptodate.com/home.
Marx JA, et al., eds. Heat-related emergencies. In: Rosen's Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 8th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2014. http://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app