Arcoxia: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Arcoxia adalah obat untuk mengatasi rasa nyeri dan inflamasi pada area sendi terutama pada penyakit osteoartritis dan rheumatoid arthritis
  • Arcoxia merupakan obat keras sehingga konsumsinya harus dengan resep dokter. Tersedia dalam kemasan 60 mg, 90 mg, dan 120 mg
  • Obat Arcoxia dapat dikonsumsi setelah atau sebelum makan dan dianjurkan cukup minum air putih setelahnya. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan
  • Efek samping penggunaan Arcoxia yang perlu diperhatikan adalah konstipasi, diare, mual dan muntah, perut kembung, kelelahan, dan lainnya
  • Klik untuk mendapatkan Arcoxia atau obat saraf & otak lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Arcoxia obat apa?

Arcoxia adalah obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi yang berhubungan dengan nyeri dan inflamasi pada area sendi terutama pada penyakit osteoartritis dan artritis reumatoid. Obat ini bekerja mirip dengan obat anti inflamasi nonsteroid yang menghambat enzim cyclooksigenase, namun Arcoxia hanya menghambat COX-2 dan tidak pada COX-1 seperti kabanyakan jenis OAINS.

Karena obat ini merupakan obat keras, konsumsinya harus dengan resep dokter. Oleh karena itu, sebaiknya ketahui lebih lanjut tentang kegunaan, dosis, kontraindikasi, interaksinya dengan obat lain serta keamanannya jika digunakan oleh ibu hamil atau menyusui seperti dijelaskan pada artikel ini.

Ikhtisar Obat Arcoxia

Jenis obat Anti rematik, OAINS
Kandungan Etorixocib
Kegunaan Mengatasi nyeri akut dan inflamasi pada osteoartritis dan artrisit reumatoid serta beberapa kondisi lainnya
Kategori Obat Resep
Konsumen Dewasa
Kehamilan Tidak direkomendasikan
Sediaan Arcoxia 60 mg, Arcoxia 90 mg, Arcoxia 120 mg

Mekanisme Kerja

Cara kerja Arcoxia dapat diketahui dengan mencermati bahan aktif penyusunnya yaitu, etericoxib. Senyawa ini merupakan jenis penghambat enzim cyclooksigenase tipe 2. Seperti halnya senyawa penghambat enzim COX, etericoxib menghambat secara selektif bentuk isomer 2 dari enzim siklooksigenase (COX-2). Dengan begitu dapat mengurangi produksi prostaglandin dari asam arakidonat yang menjadi penyebab nyeri dan inflamasi. Namun etericoxib tidak menghambat COX-1 seperti halnya jenis obat anti inflamasi non steroid (OAINS) umumnya. Sehingga obat ini memiliki risiko efek samping pada saluran pencernaan yang lebih kecil.

Manfaat Arcoxia

Arcoxia digunakan untuk mengatasi berbagai nyeri parah yang terjadi pada area sendi dan lainnya, terutama untuk mengatasi beberapa penyakit berikut ini:

  • Osteoartritis yang biasanya menyerang sendi lutut dan menyebabkan nyeri akut.
  • Artritis rematoid yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri pada sendi tangan maupun kaki.
  • Spondilitis ankilosa yang terjadi pada sendi-sendi besar termasuk tulang belakang.
  • Mengatasi nyeri muskoloskeletal kronis.
  • Meredakan nyeri akut yang berhubungan dengan operasi gigi.
  • Meredakan nyeri akut akibat gout.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

Dosis Arcoxia dan Cara Penggunaan

Arcoxia tersedia dalam bentuk sediaan tablet salut selaput dengan kekuatan dosis per tabletnya mengandung antara 60 mg, 90 mg dan 120 mg etericoxib.

Ingat! Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain.

Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Dosis Arcoxia untuk mengobati osteoartritis dan nyeri muskoloskeletal

  • Dosis dewasa: 60 mg sekali sehari.

Dosis Arcoxia untuk meredakan nyeri akut akibat operasi gigi

  • Dosis dewasa: 120 mg sekali sehari.
  • Dosis anak: tidak boleh diberikan pada anak umur kurang dari 16 tahun.

Dosis Arcoxia untuk meredakan nyeri akibat gout

  • Dosis dewasa: 120 mg 1 kali sehari.

Dosis Arcoxia untuk meredakan nyeri akibat artritis reumatoid

  • Dosis dewasa: 90 mg sekali sehari.

Petunjuk Penggunaan:

  • Obat ini dapat digunakan setelah atau sebelum makan dan dianjurkan cukup minum air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 6-8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Arcoxia pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Arcoxia

Seperti halnya obat anti inflamasi non steroid lainnya, Arcoxia juga memiliki beberapa efek samping yang harus diperhatikan. Efek samping ini mungkin dapat reda dengan sendirinya, sementara efek samping yang lain mungkin perlu penanganan dokter. Oleh karena itu beberapa efek samping sebagai berikut perlu diperhatikan:

  • Konstipasi.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Esofagitis.
  • Kembung.
  • Muncul gejal GERD.
  • Perlukaan di rongga mulut.
  • Pusing dan kepala sakit.
  • Kejang bronkial.
  • Meriang seperti flu.
  • Kelelahan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Pendarahan saluran pencernaan atas.
  • Sindrom stevens johnson (jarang terjadi).

Efek Overdosis Arcoxia

Penggunaan berlebihan tanpa resep dokter atau tidak sengaja mengonsumsi obat ini dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek overdosis seperti muncul tukak dan pendarahan pada saluran cerna yang ditandai dengan adanya darah pada feses. Jika kondisi tersebut muncul hubungi unit kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.

Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan bahan aktif Arcoxia, diantaranya yaitu:

  • Konsumsi bersamaan dengan warfarin atau obat antikoagulan oral lainnya dapat meningkatkan tingkat koagulasi darah.
  • Obat ini dapat menurunkan efek dari obat-obatan jenis penghambat ACE, angiotensin II  dan diuretik.
  • Obat ini dapat meningkatkan konsentrasi litium dalam darah.
  • Dapat mengurangi level plasma jika digunakan dengan rifampicin.
  • Penggunaan bersamaan dengan estradiol dapat meningkatkan level plasma estradiol dalam darah.

Daftar interaksi di atas belum mencakup keseluruhan interaksi yang mungkin dengan Arcoxia. Oleh karena itu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan dua obat yang Anda belum ketahui interaksinya.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Pastikan Anda tidak memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Hindari penggunaan obat ini pada orang dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, hiperlipidemia, serta kelainan trombotik lainnya.
  • Sebaiknya menghindari penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal akut atau yang memiliki gangguan fungsi ginjal dan sirosis hati.
  • Pasien yang mengalami dehidrasi sebaiknya tidak diberikan obat ini.
  • Hindari penggunaan pada penderita edema, perforasi dan perlukaan saluran cerna serta pasien di atas 65 tahun.
  • Penderita asma akut, sedang menjalani terapi terhadap infeksi, sedang mengalami urtikaria dan rinitis sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Arcoxia untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Arcoxia tidak direkomendasikan untuk ibu hamil atau yang berencana untuk hamil. Terutama untuk kehamilan di trisemester awal. Namun jika obat ini sangat dibutuhkan untuk kondisi tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda tentang risiko dan keamanannya.
  • Belum diketahui apakah bahan aktif Acoxia dapat terekskresi kedalam ASI ibu menyusui. Namun untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini selama masa menyusui.

Artikel terkait:


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Walker, C. (2018). Are All Oral COX-2 Selective Inhibitors the Same? A Consideration of Celecoxib, Etoricoxib, and Diclofenac. International Journal Of Rheumatology, 2018, 1-12. https://doi.org/10.1155/2018/1302835. Hindawi. (https://www.hindawi.com/journals/ijr/2018/1302835/)
Curtis, S.P., Bockow, B., Fisher, C. et al. Etoricoxib in the treatment of osteoarthritis over 52-weeks: a double-blind, active-comparator controlled trial [NCT00242489]. BMC Musculoskelet Disord 6, 58 (2005). https://doi.org/10.1186/1471-2474-6-58. BMC Musculoskeletal Disorders. (https://bmcmusculoskeletdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2474-6-58)
Diclofenac or etoricoxib, but not paracetamol, is effective for treating osteoarthritis. NIHR DC Discover Portal. (https://discover.dc.nihr.ac.uk/content/signal-000245/diclofenac-or-etoricoxib-but-not-paracetamol-is-effective-for-treating-osteoarthritis)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app