6 Penyakit yang Bisa Ditangani Dengan Rutin Berolahraga

Berdasarkan data sebuah penelitian, menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat suatu penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker dapat diturunkan dengan berolahraga. Orang yang rutin berolahraga memiliki angka kematian akibat penyakit-penyakit kronik yang lebih rendah dan juga memiliki tingkat terserang infeksi yang lebih rendah.
Dipublish tanggal: Jul 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
6 Penyakit yang Bisa Ditangani Dengan Rutin Berolahraga

Kebanyakan orang menganggap pengobatan medis adalah suatu “pil ajaib”, karena begitu mereka terserang penyakit, mereka berharap dengan minum obat, obat tersebut akan mengobati segalanya dengan cepat. 

Namun pada kenyataanya, beberapa penyakit kronik seperti diabetes, penyakit jantung dan lainnya, membutuhkan pengobatan dengan perubahan gaya hidup, yang mana dalam konteks ini adalah dengan rutin berolahraga.

Berdasarkan data sebuah penelitian, menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat suatu penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker dapat diturunkan dengan berolahraga. 

Orang yang rutin berolahraga memiliki angka kematian akibat penyakit-penyakit kronik yang lebih rendah dan juga memiliki tingkat terserang infeksi yang lebih rendah.

Para ahli kesehatan mengklaim bahwa olahraga adalah salah satu hal utama yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko mengembangkan salah satu penyakit kronis ini, tetapi juga penting untuk mengetahui bahwa olahraga dapat berperan dalam mengelola masalah dan gejala yang mungkin Anda alami. 

Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan berolahraga secara teratur.

1. Penyakit jantung

Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah, membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi kolesterol. Berolahraga memiliki semua faktor utama yang dapat mencegah penyakit jantung

Dan Anda hanya perlu aktivitas moderat untuk mendapatkan hasil yang optimal. 

Penelitian telah menemukan bahwa berjalan-jalan jauh setelah makan makanan tinggi lemak sebenarnya dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan pembuluh darah, jadi cobalah berjalan hanya 1 km dalam waktu kurang dari 30 menit 4- 5 hari dalam seminggu.

2. PMS (sindrom pre menstruasi)

PMS menyebabkan gejala tidak menyenangkan sebelum atau selama haid. Tidak hanya gejala fisik, PMS juga mempengaruhi emosional seorang wanita. Mulai dari kram perut, mual, kembung, kelelahan, susah tidur, diare, hingga perasaan sensitif sehingga mudah sekali tersinggung.

Selain minum obat anti nyeri, banyak wanita yang menjadikan olahraga sebagai cara untuk meringankan gejala PMS. Bahkan, mencegah terjadinya PMS jika rutin dilakukan. Kenapa? Olahraga merangsang produksi hormon endorfin yang dapat memperbaiki suasana hati sekaligus mengurangi rasa sakit.

Meski begitu, olahraga yang Anda lakukan saat haid tidak boleh berlebihan. Sebab otot-otot sekitar rahim yang berkontraksi bisa menimbulkan rasa nyeri jika digunakan secara berlebihan. 

Pilihan olahraga selama haid yang paling aman adalah yoga, jalan cepat, lari, bersepeda, dan tai chi. Supaya PMS bisa dihindari, lakukan setidaknya olahraga selama 30 menit setiap hari.

3. Radang sendi

Studi menunjukkan bahwa olahraga aman dan efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kekakuan dan meningkatkan rentang gerak dan kekuatan keseluruhan pada orang dengan artritis. 

Selain itu, aktivitas fisik dapat membantu Anda menurunkan berat badan, sehingga mengurangi tekanan pada persendian Anda. Di sisi lain, kurang berolahraga dapat meningkatkan resiko terserang penyakit. 

Cobalah olahraga renang jika Anda mengalami nyeri sendi. yoga dan tai chi juga dapat dilakukan untuk membantu dengan fleksibilitas.

4. Masalah pada daya ingat atau kemampuan kognitif

Ada banyak penyakit yang dapat menurunkan kemampuan kognitif dan daya ingat, seperti penyakit Alzheimer atau demensia. Meski belum ditemukan obat yang ampuh untuk mengatasi kondisi ini, olahraga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan jenis penyakit ini.

Olahraga dapat merangsang aliran darah ke otak jadi lebih lancar. Aktivitas fisik ini juga dapat meningkatkan volume otak, kemampuan berpikir, mengambil keputusan, dan mengingat sesuatu. 

Jika ingin meningkatkan kesehatan otak, maka kombinasikan olahraga dengan hal yang berkaitan dengan fungsi otak.

5. Kanker

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, olahraga teratur (bersamaan dengan berhenti merokok) dapat menurunkan risiko terhadap banyak kanker. 

Studi menunjukkan bahwa berolahraga dapat mengurangi risiko kekambuhan atau kematian sebanyak 50% pada orang dengan kanker kolorektal (saluran pencernaan). 

Olahraga juga dapat menurunkan tingkat kekambuhan bagi mereka yang menderita kanker payudara dibarengi dengan mengatur kadar hormon. Dan untuk hampir semua pasien kanker, dapat mengurangi beberapa efek samping pengobatan, termasuk mual dan kelelahan.

6. Diabetes

Obesitas adalah salah satu penyebab utama diabetes tipe 2. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, penurunan berat badan dari 5% menjadi 7% menurunkan kejadian penyakit sebesar 58%. 

Kebugaran juga dapat memainkan peran utama dalam mempertahankan kadar glukosa darah normal dan mengurangi atau menunda komplikasi kardiovaskular jangka panjang.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
How Fitness Helps You Manage Chronic Diseases. Everyday Health. (https://www.everydayhealth.com/fitness/why-being-fit-helps-you-manage-chronic-diseases/)
Health Benefits Of Physical Activity. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=10074)
Physical Activity Prevents Chronic Disease. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (https://www.cdc.gov/chronicdisease/resources/infographic/physical-activity.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app