HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

PMS - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 2, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Waktu baca: 4 menit

Kebanyakan wanita beberapa hari sebelum datang bulan, sering merasakan nyeri payudara serta cenderung suka marah-marah. Mungkin kita sering mendengar banyak orang yang menyebut gejala yang timbul sebelum haid ialah Premenstrual Syndrome atau PMS. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan PMS?

Premenstrual syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang mempengaruhi emosi, kesehatan fisik, dan perilaku wanita selama beberapa hari sebelum menstruasi.

PMS adalah kondisi yang sangat umum. Gejalanya mempengaruhi hingga 85 persen wanita yang sedang akan haid. Saat Anda pergi ke dokter karena PMS, PMS pasti sudah memasuki tahap yang mengganggu kehidupan Anda.

Bagaimana PMS bisa terjadi?

Gejala PMS umumnya terjadi mulai lima sampai 11 hari sebelum menstruasi dan biasanya hilang begitu menstruasi dimulai. Penyebab PMS tidak diketahui secara pasti.

Namun, banyak peneliti percaya bahwa hal itu terkait dengan perubahan kadar hormon Seks dan Serotonin pada awal siklus menstruasi. Kadar Serotonin diketahuigt;dapat mempengaruhi mood. Serotonin adalah zat kimia yang dihasilkan di otak dan di usus yang dapat mempengaruhi suasana hati, emosi, dan pikiran Anda.

Kadar Estrogen dan Progesteron meningkat pada waktu-waktu tertentu dalam sebulan. Kenaikan hormon ini dapat menyebabkan perubahan mood, rasa cemas yang berlebihan, dan membuat seorang wanita mudah tersinggung.

Hormon yang dihasilkan ovarium juga memodulasi aktivitas di bagian otak Anda yang terkait dengan gejala pramenstruasi.  

Apa saja tanda-tanda jika anda sedang mengalami PMS?

Gejala PMS biasanya ringan atau sedang. Menurut jurnal American Family Physician hampir 80 persen wanita melaporkan satu atau lebih gejala yang tidak mempengaruhi aktivitas harian sama sekali.Sekitar 20% wanita melaporkan gejala PMS yang sedang sampai parah, yang dapat mempengaruhi beberapa aspek kehidupan.

Tingkat keparahan gejala dapat bervariasi tiap individu. Gejala PMS meliputi:

  • Perut kembung
  • Sakit perut
  • Nyeri pada bagian payudara
  • Muncul jerawat
  • Mengidam makanan, terutama makanan manis seperti permen
  • Sembelit
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Kepekaan terhadap cahaya atau suara
  • Kelelahan
  • Sifat lekas marah
  • Perubahan pola tidur
  • Gelisah
  • Depresi
  • Sedih
  • Ledakan emosi

Bagaimana anda membedakan PMS dengan gejala akibat penyakit lain?

Ada beberapa gejala yang bisa membuat Anda maupun dokter Anda salah dalam mendiagnosa PMS. Beberapa contoh kondisi medis yang mirip dengan PMS meliputi:

  • Depresi
  • Bengkak pada kaki atau wajah (edema idiopatik)
  • Kelelahan kronis
  • Hipotiroidisme
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS)

Ciri diagnosis PMS adalah adanya saat-saat tidak ada gejala sama sekali saat menstruasi hari pertama dan gejala biasanya muncul beberapa hari sebelum menstruasi terjadi. Jika gejala-gejala seperti diatas muncul setiap waktu maka PMS umumnya dapat disingkirkan sebagai diagnosa utama.

Cara lain untuk membantu diagnosis PMS adalah dengan meresepkan obat yang menghentikan semua fungsi ovarium. Jika obat ini dapat memperbaiki gejala yang bermasalah,kemungkinan besar diagnosisnya adalah PMS.  

Penanganan PMS yang dapat dilakukan

Pengobatan PMS kadang-kadang bisa sama sulitnya dengan menentukan diagnosa PMS. Berbagai macam pengobatan telah digunakan untuk mengatasi kondisi ini.

Beberapa pengobatan tidak memiliki dasar ilmiah yang solid namun tampaknya  dapat membantu beberapa wanita. Pengobatan lain dengan dasar ilmiah yang masuk akal mungkin tidak selalu memberikan efek yang diinginkan pada semua pasien.

Manajemen umum untuk membantu meringkan PMS mencakup gaya hidup sehat yang meliputi:

  • Olahraga
  • Dukungan emosional selama periode pramenstruasi
  • Pembatasan garam sebelum periode menstruasi
  • Penurunan asupan kafein sebelum menstruasi
  • Berhenti merokok
  • Membatasi asupan alkohol
  • Mengurangi asupan gula

Semua hal di atas terbukti dapat membantu gejala pada beberapa wanita, walaupun dasar ilmiah yang tidak begitu jelas. Selanjutnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen kalsium dan magnesium dapat membantu mengurangi gejala PMS juga.

Selain menerapkan pola hidup sehat, Terkadang penggunaa obat-obata digunakan untuk mengobati gejala PMS yang cukup parah dan mengganggu. Obat- obatan yang digunakan yaitu :  

  • Diuretik
    Diuretik adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan tingkat produksi urin, sehingga menghilangkan kelebihan cairan dari jaringan tubuh. Diuretik banyak digunakan untuk mengobati bengkak pramenstruasi pada tangan, kaki dan wajah.

  • Analgesik (penghilang rasa sakit)
    Analgesik biasanya diberikan untuk kram menstruasi, sakit kepala, dan ketidaknyamanan panggul. Kelompok Analgesik yang paling efektif tampaknya adalah obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAID). Contohnya termasuk Ibuprofen (Advil, Motrin), Naproxen (Aleve, Anaprox), dan Asam Mefenamat (Ponstel).

  • Benzodiazepin
    (Xanax) telah terbukti dalam beberapa penelitian untuk meringankan gejala depresi PMS. Namun, obat ini tidak dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk kondisi ini karena berpotensi menyebabkan ketagihan.

  • Pil kontrasepsi oral (OCPs)
    OCP kadang-kadang diresepkan untuk menghilangkan fluktuasi hormon Ovarium. Pil kontrasepsi oral yang mengandung progestin Drospirenone telah disetujui oleh BPOM untuk pengobatan PMS dan gangguan Dysphoric Pramenstruasi (PMDD).

  • Supresor Ovarium
    Obat-obatan seperti Danazol (Danocrine) diberikan untuk menekan produksi hormon ovarium. Sayangnya, Danocrine tidak bisa digunakan dalam waktu lama karena efek samping yang berbahaya.

  •  Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)
    Penekanan lengkap fungsi ovarium oleh sekelompok obat yang disebut analog gonadotropin-releasing hormone (GnRH) telah terbukti membantu beberapa wanita dengan PMS.
  • Obat ini tidak dapat diberikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan karena meningkatkan resiko osteoporosis. Dalam beberapa kasus, obat ini dapat diresepkan bersamaan dengan Suplementasi Hormon.
  • Antidepresan
    Obat ini banyak digunakan untuk mengobati gangguan mood akibat PMS. Antidepresan tampak bekerja dengan meningkatkan kadar kimia otak (Opioid, Serotonin, dan lainnya) yang dipengaruhi oleh hormon Ovarium.

    Neurotransmitter ini penting dalam mengendalikan mood dan emosi. Fluoxetine (Prozac) dan Paroxetine (Paxil) adalah contoh obat antidepresan yang terbukti efektif dalam mengobati perubahan mood yang terkait dengan PMS. 

Penting untuk diketahui bahwa dalam penggunaan obat-obatan, walaupun efektif dalam mengobati gangguan mood pada beberapa wanita, namun kurang efektif dalam mengobati gejala fisik. Seringkali, kombinasi diet, obat-obatan dan olahraga dibutuhkan untuk mendapatkan hasil optimal dari penanganan gejala PMS.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app