Ayo Ketahui 5 Penyebab Rambut Rontok

Dipublish tanggal: Feb 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 25, 2019 Waktu baca: 3 menit
Ayo Ketahui 5 Penyebab Rambut Rontok

Rambut rontok merupakan hal yang mengganggu baik pada pria apalagi wanita. Hal ini karena rambut merupakan mahkota dan rambut yang tebal dan cantik menambah nilai estetika pada diri seseorang. Pada artikel berikut akan dibahas beberapa penyebab rambut rontok.

Apa Saja Penyebab Rambut Rontok?

Semakin tua umur seseorang biasanya semakin rapuh struktur rambutnya sehingga sering mengalami rambut rontok. Jumlah rambut rontok yang normal adalah sekitar 50 hingga 100 helai per harinya. 

Apabila jumlahnya melebihi angka tersebut, kamu perlu waspada mengalami kebotakan atau alopesia. Berikut ini adalah penyebab rambut rontok yang perlu Anda ketahui.

1. Faktor Keturunan

Apabila anggota keluarga Anda ada yang mengalami kebotakan, maka Anda pun beresiko juga mengalami hal yang sama. Keadaan ini dikenal dengan istilah medis alopesia androgenik. Tidak terdapat obat khusus untuk penyebab ini. 

Hal yang dapat Anda lakukan adalah menjaga agar rambut tidak rontok misalnya makan makanan bergizi yang mengandung zat besi, zinc dan protein, olahraga teratur dan hindari penggunaan zat-zat kimia pada rambut.

2. Hormon

Setelah melahirkan atau menjelang menopause biasanya seorang wanita akan mengalami kerontokan yang hebat. Jumlahnya bahkan mencapai 100 helai per harinya. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon dalam jumlah signifikan. 

Hormon yang mempengaruhi kerontokan adalah hormon dihidrotestosteron (DHT) yang dihasilkan oleh hormon progesteron. Kedua hormon tersebut membuat rambut lebih tipis dan pendek. 

Folikel rambut cukup sensitif terhadap lonjakan kadar hormon tersebut. Folikel perlahan-lahan menyusut sehingga rambut mudah sekali rontok. Pada pria kerontokan bermula dari sisi pelipis dan puncak kepala. 

Perlahan-lahan pria akan mengalami kebotakan sebagian dan beresiko botak total. Sementara pada wanita kebotakan total jarang terjadi karena hormon tidak berada pada titik tertentu. Rambut rontok yang terjadi pada ibu menyusui biasanya akan berlangsung hingga usia bayi sekitar satu tahun.

3. Stres

Stres menjadi salah satu penyebab terjadinya kerontokan pada rambut. Pada penderita alopesia areata, stres memicu tubuh menghasilkan sel darah putih yang menyebabkan folikel rambut menjadi rapuh dan akhirnya rambut rontok. 

Pada telogen effluvium, stres menyebabkan kerontokan yang bersifat menyebar atau difus. Pada kondisi ini terdapat lebih banyak rambut yang berada pada fase istirahat dan akibatnya rambut rontok secara tiba-tiba. 

Sementara pada kasus trikotilomania kebotakan terjadi akibat penderita cenderung mencabuti rambutnya sendiri. Faktor utama dari trikotilomania adalah stres berlebihan.

4. Penggunaan Obat Tertentu

Penggunaan zat kimia seperti pewarna rambut juga membuat struktur rambut menjadi rentan. Hal ini disebabkan karena zat tersebut menghalangi rambut dan kulit kepala menyerap nutrisi yang diperlukan oleh rambut. 

Pasien yang menjalani pengobatan kanker juga mengalami hal yang sama. Obat kanker menyebabkan kerontokan bahkan pada rambut di seluruh tubuh atau yang biasa disebut anagen effluvium. 

Kerontokan karena obat kanker sifatnya tidak permanen. Ketika pengobatan kanker selesai, rambut akan tumbuh normal kembali. Selain dua obat tersebut, penggunaan obat tekanan darah tinggi, jantung dan arthritis juga membuat rambut mudah rontok.

5. Infeksi pada Kulit

Infeksi pada kulit yang dapat merusak folikel rambut adalah skleroderma, folliculitis decalvans dan lupus eritematosus diskoid.

Skleroderma adalah kondisi dimana jaringan ikat mengalami penebalan. Pada kondisi tertentu, penderita mungkin mendapati adanya jaringan parut pada paru-paru dan ginjal, pengerasan pembuluh darah. Penderita beresiko mengalami kerusakan jaringan. Pemicu terjadinya penyakit ini adalah kelainan gen dan lingkungan. Sampai dengan saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini.

Folliculitis decalvans merupakan infeksi yang menyerang folikel rambut dan biasanya berupa jerawat putih kecil yang rasanya gatal atau panas. Penyebab penyakit ini adalah krim steroid topikal yang digunakan. Konsultasi kan pada dokter kulit apabila kondisi menjadi lebih parah.

Lupus eritematosus diskoid adalah peradangan dan terbentuknya jaringan parut pada kulit wajah, telinga dan kepala. Belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mencegah agar tidak tersebar pada bagian kulit lainnya. Penyakit ini diduga beresiko tiga kali lipat dialami oleh wanita.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Phillips T, et al. Hair loss: Common causes and treatment. American Family Physician. 2017;96:371.
Safety announcement. U.S. Food and Drug Administration. http://www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/ucm258314.htm.
McMichael A. Female pattern hair loss (androgenetic alopecia in women): Pathogenesis, clinical features and diagnosis. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app