Scleroderma - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 17, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu penyakit Skleroderma?

Penyakit skleroderma adalah penyakit yang jarang sekali ditemukan. Penyakit ini menyerang kulit dimana akan ditemukan kulit dan jaringan yang mengeras dan menebal. Kondisi ini memiliki hubungan antara gangguan autoimun yang terletak pada kulit dimana sistem kekebalan tubuh telah menyerang jaringan sehingga muncul penebalan di kulit.

Penyakit skleroderma paling sering menyerang kulit luar. Tetapi pada beberapa kasus bahwa penyait ini juga menyerang struktur pada lapisan kulit yang lebih dalam seperti pembuluh darah, otot, jantung, hingga sistem pencernaan. Pada penyakit skleroderma akan timbul penebalan pada kulit akibat produksi kolagen yang meningkat sebagai salah satu komponen jaringan ikat. 

Penyebab Penyakit Skleroderma

Penyakit ini menyerang orang dewasa pada usia 30 hingga 50 tahun, biasanya sering muncul pada wanita dibanding pria. Penyebab utama yang dikaitkan oleh timbulnya penyakit ini adalah faktor riwayat keluarga (genetik).

Selain itu, faktor lingkungan juga diduga memicu terjadinya penyakit ini.Penanganan dengan pengobatan dan terapi dapat mengendalikan gejala skleroderma yang timbul. 

Gejala Penyakit SKleroderma

Penyakit ini memiliki gejala yang beragam. Pada dasarnya skleroderma dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

  1. Morphorea
    Munculnya plak berbentuk bulat di permukaan kulit dan terasa gatal. Munculnya plak ini biasanya akan sembuhgt;sendiri.
  2. Linear
    Linear berbentuk garis-garis tebal pada permukaan kulit di wajah, kepala, tangan, dan kaki.

Berbagai gejala yang ditemukan pada penyakit ini antara lain

  1. Perubahan warna pada jari-jari tangan dan kaki yang pucat kebiruan dan sensitif terhadap panas atau dingin (Raynaud Phenomenon)
  2. Penebalan pada kulit yang keras dan mengkilap
  3. Terbatasnya kelenturan kulit
  4. Kaku saat menggerakan persendian, mati rasa, dan nyeri
  5. Rasa panas di dada hingga perut (heartburn) dan gangguan lambung (GERD)
  6. Sulit menelan

Komplikasi pada penyakit skleroderma

JIka kondisi ini dibiarkan maka peluang resiko yang dapat terjadi adalah komplikasi yang terdiri dari

  1. Ulserasi pada jaringan kulit akibat gangguan pembuluh darah dan jaringan.
  2. Pada skleroderma yang sudah menyebar hingga ke ginjal menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatnya protein di urin.
  3. Gangguan pencernaan seperti munculnya refluks esofagus (GERD), konstipasi, dan diare akibat terganggunya sistem pencernaan pada lambung.
  4. Meningkatnya denyut jantung dan resiko gagal jantung kongestif atau perikarditis.
  5. BIla penyakit ini menyerang hati akan menyebabkan sirosis bilier dan muncul penyakit kuning.

Pemeriksaan Diagnosis Untuk Penyakit Skleroderma

Diagnosis dapat ditegakkan apabila dokter telah melakukan pemeriksaan secara detil mulai dari keluhan yang disampaikan, pemeriksaan fisik, adanya riwayat genetika, dan tidak lupa untuk melakukan pemeriksaan penunjang. Untuk penyakit skleroderma biasa dilakukan pemeriksaan antara lain

  1. Pemeriksaan darah lengkap
    Pada pemeriksaan darah lengkap, dokter akan mencari apakah adanya peningkatan pada laju endap darah, leukosit, dan faktor rematik.
  2. Pemeriksaan ANA
    Pemeriksaan antibody antinuclear untuk memastikan adanya penyakit autoimun di dalam tubuh seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau skleroderma.
  3. Rontgen dada
    Pemeriksaan dada dengan rontgen/x-ray untuk menilai adanya fibrosis paru.
  4. Analisa urin
    Pemeriksaan urin digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan ginjal akibat penyakit ini. Komplikasi pada ginjal akan didapat protein dan dalam pada sampel urin.

Pengobatan Penyakit Skleroderma

Penyakit skleroderma adalah suatu penyakit autoimun yang tidak dapat disembuhkan. Cara utama pada kondisi ini adalah hanya dengan mengendalikan gejala yang terjadi di saat yang sama dengan harapan tidak akan timbul gejala berulang. Obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengurangi gejala antara lain

  1. Obat anti nyeri
    Obat anti nyeri dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri
  2. Kortikosteroid
    OBat steroid untuk inflamasi diberikan untuk meredakan sumber peradangan pada otot dan sendi
  3. Penisilamin
    Penisilamin merupakan obat yang diberikan untuk mengobati penyakit rheumatoid arthritis. Obat ini merupakan obat golongan DMARD (Disease Modifying Antirheumatic Drug)
  4. Imunosupresan
    Obat imunosupresan digunakan untuk penyakit autoimun dan berfungsi untuk menurunkan aktivitas kekebalan tubuh yang menyerang sel sehat.
  5. Nifedipine
    Obat untuk digunakan pada kasus skleroderma dengan raynaud phenomenon dan gangguan refluks esofagus.
  6. Obat Penurun Tekanan darah tinggi
    Obat ini bermanfaat pada kasus skleroderma yang telah mengalami komplikasi pada ginjal yang menyebabkan hipertensi.

22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Shiel, W. MedicineNet (2017). Scleroderma. (https://www.medicinenet.com/scleroderma/article.htm)
Hicks, R. WebMD (2016). Scleroderma: Symptoms, Diagnosis and Treatment. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/scleroderma)
Blahd, W. WebMD (2017). Scleroderma: Main Types Top Questions Answered. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/scleroderma)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app