HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Lupus - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 6, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 20, 2019 Waktu baca: 3 menit

Lupus atau yang lebih dikenal dengan Systemic Lupus Erythematosus pada kalangan medis, adalah penyakit sistem kekebalan tubuh. Biasanya, sistem kekebalan tubuh melindungi tubuh dari infeksi. Pada lupus, sistem kekebalan tubuh secara tidak tepat menyerang jaringan di berbagai bagian tubuh. Aktivitas sistem pertahanan tubuh yang abnormal ini menyebabkan kerusakan jaringan dan masalah pada organ.

Gejala yang umum terjadi adalah ruam merah berbentuk sayap kupu-kupu di wajah (malar rash / butterfly rash), mudah lelah, tidak tahan terkena panas matahari langsung, sendi nyeri dan bengkak, demam, nyeri dada, rambut rontok, bisul mulut, kelenjar getah bening bengkak. 

Jenis-jenis lupus

Namun jika gejala-gejala seperti di atas muncul, belum tentu seseorang mengidap Lupus (SLE), berikut adalah jenis-jenis lupus yang biasa ditemukan di masyarakat :

1. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus) 

Lupus (SLE) adalah Lupus yang dimaksud oleh masyarakat ketika merujuk pada seseorang yang sakit Lupus, SLE merupakan jenis Lupus yang paling sering. Penyakit ini juga merupakan jenis lupus yang paling serius karena dapat mempengaruhi organ, darah, dan kulit.

2. Discoid Lupus

Discoid Lupus menyebabkan ruam yang biasanya muncul di wajah, kulit kepala, dan leher. Tapi discoid lupus tidak mempengaruhi organ tubuh. Namun perlu diingat, ada kemungkinan orang dengan Discoid Lupus akan menderita Lupus SLE dikemudian hari.

3.Lupus karena induksi obat-obatan

Lupus jenis ini terjadi saat seseorang mengkonsumsi jenis obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan gejala seperti Lupus. Saat obat dihentikan gejala pun akan hilang.

4. Lupus Neonatal

Dalam kasus yang sangat jarang, seorang ibu dengan Lupus akan melahirkan bayi yang baru lahir dengan Neonatal Lupus. Hal ini dapat menyebabkan ruam kulit, anemia, atau masalah hati. Gejala biasanya hilang setelah beberapa bulan. Namun beberapa bayi dengan Neonatal Lupus bisa terlahir dengan cacat jantung yang serius.

Komplikasi dan bahaya penyakit lupus

Lupus termasuk penyakit yang cukup berbahaya dan memiliki angka kematian yang tinggi, seperti halnya dengan HIV, dimana sistem pertahanan tubuh yang rendah sama buruknya dengan sistem pertahanan tubuh yang menyerang tubuh sendiri. 

Lupus dapat menyebabkan kematian karena peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat mempengaruhi organ-organ pada tubuh Anda dan menyebabkan komplikasi sistemik seperti komplikasi pada beberapa bagian tubuh berikut:

1. Ginjal

Lupus dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius, dan gagal ginjal adalah salah satu penyebab utama kematian di antara penderita lupus.

2. Otak dan sistem saraf pusat

Jika otak Anda terkena dampak dari lupus yang Anda derita, Anda mungkin mengalami sakit kepala, pusing, perubahan perilaku, masalah penglihatan, dan bahkan stroke atau kejang. Banyak penderita lupus mengalami masalah ingatan dan mungkin mengalami kesulitan mengekspresikan diri mereka.

3. Sel darah dan pembuluh darah

Lupus dapat menyebabkan masalah darah, termasuk anemia dan peningkatan risiko perdarahan atau pembekuan darah. Hal ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh darah (vaskulitis).

4. Paru-paru

Memiliki lupus meningkatkan kemungkinan Anda terkena radang pada lapisan rongga dada (pleura), yang bisa membuat pernapasan terasa nyeri. Pendarahan pada paru-paru dan pneumonia juga mungkin terjadi.

5. Jantung

Lupus bisa menyebabkan radang otot jantung, arteri atau selaput jantung (pericarditis). Risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung juga meningkat.

Komplikasi lupus lainnya yang perlu diwaspadai

Memiliki Lupus juga meningkatkan risiko Anda mengalami:

1. Infeksi

Orang dengan lupus lebih rentan terhadap infeksi karena penyakit dan pengobatan Lupus dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

2. Kematian jaringan pada tulang

Hal ini terjadi ketika suplai darah ke tulang berkurang, sering menyebabkan hambatan aliran darah (avascular necrosis) di tulang dan akhirnya menyebabkan tulang keropos.

3. Komplikasi kehamilan

Wanita dengan lupus memiliki peningkatan risiko keguguran. Lupus meningkatkan risiko tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklampsia) dan kelahiran prematur. Untuk mengurangi risiko komplikasi ini, dokter sering menyarankan untuk menunda kehamilan sampai penyakit Anda terkendali setidaknya selama enam bulan.

Yang membuat penyakit ini lebih berbahaya adalah, tidak ada obat yang tersedia untuk SLE tapi ada banyak perawatan untuk penyakit ini. Pada tahun 1950an, kebanyakan orang yang didiagnosis dengan SLE hidup kurang dari lima tahun. 

Saat ini, lebih dari 90% bisa bertahan selama lebih dari sepuluh tahun, dan banyak orang yang menderita Lupus bisa hidup relatif bebas dari gejala. Selain tidak adanya pengobatan yang adekuat,penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti, sehingga menyebabkan pencegahannya yang sulit.

Prognosis biasanya lebih buruk pada pria dan anak daripada wanita. Namun, jika gejala muncul setelah usia 60, penyakit ini cenderung lebih jinak. Kematian dalam waktu 5 tahun, disebabkan oleh kegagalan organ atau infeksi yang hebat,namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan diagnosis dan pengobatan dini. 

Risiko kematian lima kali lipat lebih besar pada tahap akhir. Hal ini dapat dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular karena Aterosklerosis, yang merupakan penyebab utama kematian pada orang dengan SLE.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Nancy Carteron, MD, FACR, Lupus (https://www.healthline.com/health/lupus), 2 December 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app