Kenali Gejala Penyakit Usus Buntu Sebelum Terlambat

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Kenali Gejala Penyakit Usus Buntu Sebelum Terlambat

Usus buntu adalah bagian usus normal yang memiliki bentuk seperti cacing sehingga disebut juga dengan umbai cacing. Sesuai dengan namanya, usus buntu merupakan istilah yang menggambarkan bahwa usus itu memang memiliki ujung yang buntu, tidak seperti usus lainnya yang ujungnya berlubang sampai anus. Usus buntu juga disebut sebagai apendix, secara normal terletak di bagian perut kanan bawah.

Penyakit usus buntu adalah kondisi di mana usus buntu mengalami peradangan, atau dalam istilah medis disebut Apendisitis. Ketika terjadi radang, usus buntu akan membengkak, penuh dengan nanah yang terdiri dari bakteri dan sel-sel mati sebagai akibat dari infeksi.

Jika penyakit radang usus buntu tidak diobati, maka usus buntu bisa semakin membengkak dan akhirnya bisa pecah (meledak) sehingga isinya menyebar ke seluruh rongga perut  dan berpotensi menyebabkan infeksi yang luas sampai mengancam nyawa sesorang. Untuk itu ada baiknya untuk mengenali tanda dan ciri usus buntu sejak dini.

Dengan penanganan dini maka Anda akan terhindar dari komplikasi yang membahayakan. BerikutDengan demikian, sangat peting untuk mengetahu ciri-ciri atau gejala awal penyakit usus buntu, dan ketika itu Anda alami maka harus segera mencari pertolongan medis untuk penanganan yang lebih awal dan tepat guna.

Gejala Usus Buntu Tahap Awal

Ketika terjadi radang usus buntu, maka gejala awal yang muncul adalah sakit perut. Sayangnya, sakit perut adalah gejala umum bagi banyak penyakit, seperti penyakit iritasi usus, infeksi saluran kemih (ISK), dan penyakit radang panggul (infeksi organ reproduksi wanita).

Lantas apa ciri khas sakit perut pada radang usus buntu?

Gejala sakit perut pada penyakit usus buntu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Sakit perut dimulai pada daerah tengah atau sekitar pusar yang terasa hilang timbul. Dalam hitungan jam, rasa sakit ini perlahan-lahan bergerak ke bagian perut kanan bawah perut dan cenderung fokus pada tempat yang disebut dengan titik McBurney, lokasi di mana usus buntu berada.

Sakit perut pada titik ini akan terasa semakin parah dan konstan, jika disentuh akan terasa sakit. Sakit perut akan semakin memburuk ketika batuk, bersin, mengambil nafas dalam, berjalan, atau gerakan tubuh lainnya yang menimbulkan penekanan pada perut kanan bawah.

Gejala Usus Buntu dan Ciri Ciri Lainnya Yang Umum Dirasakan

Jika Anda terkena radang usus buntu, maka secara umum akan merasakan gejala seperti:

  • Sakit perut bagian kanan bawah
  • Rasa mual  
  • Muntah
  • Merasa meriyang atau sakit 
  • Kehilangan selera makan 
  • Diare 
  • Sembelit
  • Demam atau suhu tubuh meningkat disertai dengan wajah memerah 
  • Perut kembung dan susah untuk buang gas (kentut)
  • Naiknya jumlah sel darah putih
  • Pada ibu hamil, akan mengalami tingkatan kontraksi rahim
  • Sulit buang air kecil
  • Sakit perut kanan atas
  • Lemas dan mudah capek
  • Sakit perut yang dimulai di sekitar pusar dan berpindah ke bagian dimana terletak usus buntu.

Tanda lain yang khas pada radang usus buntu yaitu perut kanan bawah akan menjadi sakit saat ditekan, dan rasa sakit akan semakin terasa sesaat setelah tekanan dilepaskan, kondisi ini disebut dengan "nyeri lepas" atau "rebound tenderness".

Gejala Usus Buntu pada Anak

Meskipun sebagian besar orang yang mengalami radang usus buntu memiliki gejala yang sama, beberapa orang mungkin menampilkan gejala apendisitis yang tidak seperti biasanya, atau kurangnya gejala tertentu, ini terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil.

Paling sering, penyakit usus buntu mempengaruhi anak-anak dan remaja berusia antara 10 - 19 tahun. Untuk anak-anak, radang usus buntu biasanya ditandai dengan gejala sebagai berikut:

  • Demam
  • Nyeri lepas
  • Sakit perut yang dimulai di sekitar pusar dan berpindah ke titik McBurney (atas usus buntu)
  • Peningkatan jumlah sel darah putih, yang menunjukkan adanya infeksi pada tubuh 

Ciri-ciri Penyakit Usus Buntu lainnya yang biasanya terjadi pada orang dewasa tidak selalu muncul pada anak-anak, seperti pada studi tahun 2007 dalam Journal of American Medical Association.

Ciri-Ciri Penyakit Usus buntu pada Kehamilan

Bagi ibu hamil yang mengalami penyakit usus buntu, biasanya memiliki gejala sebagai berikut:

  • Kurang nafsu makan
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri di perut bagian kanan bawah

Demam dan diare kurang umum pada kasus radang usus buntu selama kehamilan. Menariknya, wanita hamil juga mungkin mengalami gejala lain yang tidak lazim terjadi pada orang dewasa, termasuk kontraksi rahim, buang air kecil yang menyakitkan atau sulit, dan rasa sakit di perut kanan atas, mungkin hal ini terjadi sebagai akibat dari usus buntu yang telah berubah posisinya selama kehamilan.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Usus Buntu?

Untuk mendiagnosis usus buntu, dokter akan mulai dengan wawancara singkat mengenai riwayat kesehatan Anda, dan meminta rincian tentang rasa sakit perut, gejala lain yang Anda alami, kondisi medis yang mungkin Anda miliki, dan menanyakan adakah kebiasaan minum alkohol atau obat.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mencari tanda-tanda radang usus buntu, termasuk:

  • Nyeri lepas
  • Tanda Rovsing, rasa sakit pada perut kanan bawah ketika dokter menekan perut sebelah kiri .
  • Tanda Psoas, rasa sakit perut kanan bawah saat meregangkan otot psoas di dekat apendiks.
  • Terkadang dokter juga melakukan pemeriksaan rektum dengan memasukkan jarinya ke dalam anus secara perlahan.

Selain pemeriksaan fisik di atas, dokter juga akan meminta sejumlah tes laboratorium yang akan mengarah ke diagnosis apendisitis. Ini dapat termasuk tes darah untuk mencari tanda-tanda infeksi, tes urine untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih dan batu ginjal, serta tes kehamilan pada wanita.

Selain itu, dokter juga mungkin mengajurkan pasien untuk melakukan tes pencitraan, termasuk USG perut, magnetic resonance imaging (MRI) scan, dan computerized tomography (CT) scan. Melalui tes ini, dokter dapat melihat adanya peradangan dan pecahnya usus buntu, sumbatan usus, dan masalah-masalah lain yang mungkin menyebabkan sakit perut.

Setelah dipastikan penyebabnya berdasarkan gejala usus buntu, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka dokter akan melakukan tindakan terapi sesuai kondisi, pada usus buntu yang benar-benar sudah meradang biasanya ditangani dengan cara operasi atau pembedahan, hal ini bertujuan untuk mencegah agar jangan sampai usus buntu pecah dan menyebabkan penyebaran infeksi yang mematikan.

Bagaimana Mengobati Penyakit Usus Buntu?

Bila usus buntu masih tergolong ringan dan tidak pecah, pemberian obat pereda nyeri dan antibiotik dapat diberikan untuk mengatasi kondisi dan mengurangi rasa sakit. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa pemberian antibiotik tidak selalu menyembuhkan penyakit walaupun telah dikonsumsi sampai habis.

Apabila peradangan usus buntu tidak dapat diobati dengan pemberian antibiotik, dokter akan menyarankan operasi pengangkatan usus buntu sebagai pilihan terbaik. Tindak operasi ini dikenal dengan istilah apendektomi dimana pembedahan sayatan di perut bagian kanan bawah akan dilakukan untuk mengangkat usus buntu yang meradang. 

Ada 2 jenis apendektomi seperti yang dijelaskan berikut ini:

  • Laparoscopy Appendectomy (Apendektomi Laparoskopi) - dimana sebuah selang akan dimasukan ke dalam perut dan mengangkat usus buntu. Jenis operasi ini lebih dipilih oleh orang-orang kebanyakan karena rasa sakit yang minimalis dan pemulihan yang lebih cepat.
  • Open Appendectomy (Apendektomi Terbuka) - dimana dokter akan melakukan sayatan pada perut kanan bawah untuk mengangkat usus buntu serta membersihkan rongga perut. Jenis operasi ini lebih ditujukan kepada penderita yang memiliki radang usus buntu berat dimana usus buntu telah pecah atau terjadi infeksi.

Pantangan Makanan Yang Perlu Dihindari Pasca-Operasi 

Perlu diketahui bahwa penyakit usus buntu dapat kambuh lagi meski tindak operasi telah dilakukan. Setelah operasi, banyak pantangan makanan yang sebaiknya dihindari agar mempercepat masa pemulihan dan mencegah timbulnya luka serta komplikasi.

Berikut adalah pantangan makanan yang perlu dihindari pasca-operasi usus buntu:

  • Makanan padat - yang memiliki waktu pencernaan lebih lama seperti daging, roti, kacang-kacangan.
  • Makanan pedas- dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, muntah bahkan menimbulkan komplikasi setelah operasi.
  • Minuman beralkohol
  • Makanan berlemak - dapat menimbulkan lemak serta diare dan memperlambat masa pemulihan.

Untuk mempercepat masa pemulihan, ikuti saran-saran yang dianjurkan dari dokter dan perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi untuk melancarkan pencernaan. Selain itu, hindari dehidrasi pasca-operasi dan penuhi asupan cairan dalam tubuh dengan minum air putih 8-10 gelas per harinya. 


32 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Walsh D. (n.d.). Pediatric appendicitis. (https://www.sages.org/wiki/pediatric-appendicitis/)
Moreno MA. (2017). New Approaches for Appendicitis in Children. DOI: . (https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/fullarticle/2652308)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app