Berbicara mengenai topik leptospirosis, tahukah kamu apa itu leptosprosis ? Apakah kamu pernah mendengar orang tuamu berkata jangan sampai kaki atau bagian tubuhmu yang lain terkena air kencing tikus ?
Secara garis besar, leptopspirosis dapat disimpulkan sebagai nama dari sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari urine atau air pipis atau dari darah beberapa hewan yang menginfeksi manusia.
Kebanyakan hewan yang banyak membawa bakteri ini ialah hewan pengerat seperti tikus. Selain itu masih banyak berbagai informasi yang kamu sebaiknya ketahui mengenai penyakit leptospirosis. Yuk simak lebih lanjut artikel satu ini.
Apakah Leptospirosis?
Leptopspirosis ialah sebuah nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang berbentuk spiral dan bernama bakteri Leptospira interrogans yang banyak disebarkan melalui air urine, darah hewan maupun berbagai jaringan yang ada pada tubuh hewan baik bewan pengerat seperti tikus maupun beberapa jenis hewan ternak seperti sapi dan babi, hewan reptil pun bisa menjadi salah satu pembawa bakteri leptospirosis pada manusia.
Penyebab Leptospirosis
Penyebaran penyakit leptospirosis juga kebanyakan karena sentuhan langsung antara manusia dengan urin, darah, jaringan maupun hewan hewan tersebut tanpa disengaja.
Selain sentuhan langsung, seseorang juga bisa terjangkit penyakit ini akibat dari kontak tidak langsung seperti kontak dengan air yang sudah terkontaminasi air urine para hewa pembawa bakteri tersebut baik itu air hujan, air banjir, air kolam, air danau, air sungai maupun air selokan.
Leptospirosis termasuk salah satu penyakit yang berbahaya dan butuh segera diobati bila terjangkit penyakit ini karena bila didiamkan tanpa pengobatan maka penyakit leptospirosis akan membawa efek pada kerusakan ginjal, gagal hati, gangguan pernafasan, meningitis atau peradangan selaput sekitar otak dan tulang belakang hingga kematian.
Penyakit leptospirosis dalam proses tumbuh dan kembangnya dalam tubuh manusia memiliki 2 fase yang biasa dilaluinya yaitu fase inkubasi dan fase infeksius. Fase inkubasi ialah fase saat seseorang terkena infeksi jamur leptospira interrogans dan menimbulkan beberapa gejala penyakit leptispirosis. Fase inkubasi umumnya terjadi dalam waktu 10 hari.
Di fase inkubasi ini, ada beberapa gejala umum yang bisa muncul bagi si penderita seperti demam tinggi, mual dan muntah, diare, mata yang memerah, rasa nyeri pada otot terutama di bagian otot paha dan otot betis, munculnya ruam merah di beberapa area tubuh, badan yang terasa panas dingin disertai sakit kepala yang sering muncul batuk dan kehilangan nafsu makan.
Fase kedua ialah fase infeksisus, di fase ini orang yang sudah terinfeksi bakteri leptopsira interrogans akan mengalami berbagai gejala yang semakin parah dan serius dan perlu segera diobati.
Fase infeksius biasanya terjadi dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu setelah fase inkubasi. Di fase infeksius ini, penderita juga akan mengalami beberapa ciri ciri atau gejala seperti demam kuning atau keadaan menguning di area kulit dan mata, gagal ginjal, detak jantung yang tidak teratur, paru paru yang mengalami berbagai masalah, mata memerah serta meningitis atau peradangan pada area selaput otak.
Gejala Leptospirosis
Umumnya para penderita setelah mengalami gejala yang terjadi di awal akan membaik dalam beberapa waktu yaitu sekitar 1 sampa 3 hari namun bila tidak tetap diobati atau dilanjutkan proses pengobatannya, maka si pasien ini akan kembali mengalami kondisi yang buruk dengan komplikasi yang lebih serius dimana saat sakit dan gejala terulang kembali maka bakteri leptopspira yang ada dalam tubuh si pasien sudah berkembang biak dan mampu merusak beberapa fungsi organ penting dalam tubuh pasien tersebut.
Tanda dan gejala yang paling sering timbul pada penderita leptospirosis, adalah:
- Meriang
- Sakit kepala
- Mual muntah
- Nyeri otot
- Demam
- Konjungtivitis
- Kulit atau area putih pada mata yang menguning
- Sakit perut
Penyakit leptospirosis yang sudah semakin parah inilah yang dapat berkembang menjadi penyakt weil dan menimbulkan gejala gejala yang semakin parah seperti terlihat pada fase infeksius. Pada fase ini, bakteri dapat menyerang organ lain sehingga menyebabkan kondisi berikut:
- Gangguan ginjal
- Gangguan paru-paru
- Gangguan jantung
- Gangguan pada otak
Diagnosis Leptospirosis
Untuk menegakan diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat gejala serta melakukan pemeriksaan fisik. Tes penunjang juga akan dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis, termasuk:
- Tes urine, untuk mendeteksi apabila terdapat bakteri leptospira dalam urine.
- Tes darah, untuk mendeteksi adanya bakteri dalam aliran darah serta antibodi dalam tubuh.
- Pemeriksaan fungsi ginjal, untuk memeriksa kondisi ginjal dan infeksi bakteri ini pada ginjal.
- Pemeriksaan fungsi hati.
- Foto Rontgen paru, untuk melihat apakah infeksi sudah menyebar hingga ke organ paru-paru.
Pengobatan Leptospirosis
Untuk pengobatan pada pasien leptospirosis, maka umumnya dokter akan meresepkan obat antibotik seperti penisilin dan tetracycline yang harus diminum hingga takaran obat nya habis untuk menghilangkan segala macam bakteri leptopsira yang sudah berkembang biak dalam tubuh.
Selain antibiotik, pemberian obat pereda nyere seperti paracetamol, ibuprofen juga dapat diberikan untuk mengalami rasa nyeri.
Pemberian cairan infus juga dapat diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi apabila penderita tidak dapat banyak minum cairan. Selain itu, pemeriksaan secara rutin terhadap fungsi jantung harus dilakukan untuk memantau kondisi jantung.
Apabila fungsi ginjal terganggu, pengobatan dialisis dapat diberikan sesuai anjuran dokter.
Untuk itu jaga selalu kebersihanmu, jangan main air atau main hujan sembarangan, bila kakimu terkena air hujan atau air kotor, sebaiknya segera cuci kakimu agar bakteri leptospira tidak keburu masuk ke dalam area kulitmu.
Malam dok, saya mau tanya kalau gejala penyakit jantung rematik apa saja ya? apa bisa didiagnosa dengan anamnesa, jika bisa, berapa persen tingkat keakuratannya terhadap kemungkinan menderitanya?