Zat Besi: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Mar 9, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Agu 19, 2019 Waktu baca: 4 menit

Sering dari kita mendengar seseorang yang menderita kekurangan zat besi,tahu kah kamu ,bahwa setiap tubuh manusia membutuhkan elemen-elemen penting untuk kelangsungan hidup. Jika elemen tersebut berkurang atau berlebihan bisa menyebabkan kerusakan pada tubuh. Salah satu elemen penting untuk nutrisi tubuh manusia yaitu zat besi.

Secara biologis, zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh Anda. Zat besi sebagai nutrisi yang penting untuk tubuh berfungsi untuk memproduksi energi, transportasi oksigen, sintesis hormon, pertumbuhan, perkembangan, fungsi otak, aktivitas kekebalan tubuh, dan lain- lain.

Zat besi merupakan kofaktor penting yang dibutuhkan untuk sejumlah fungsi sel dan karenanya zat besi merupakan nutrisi yang sangat penting untuk tubuh. Namun, zat besi juga bisa berbahaya sebagai katalis reaksi radikal bebas. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui tentang mineral yang satu ini.

Peran zat besi di tubuh Anda

  • Sebagai transfer Oksigen
    Zat Besi adalah komponen penting dari ratusan protein dan enzim yang sangat diperlukan tubuh. Sekitar 65 sampai 80 persen zat besi ada didalam darah dalam bentuk hemoglobin, protein yang digunakan sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru ke setiap sel lainnya di sistem tubuh Anda. Hemoglobin menyumbang sekitar 70% zat besi di tubuh Anda. Protein yang terkait adalah mioglobin. Myoglobin melakukan peran yang sama seperti hemoglobin namun mioglobin ditemukan di jaringan otot bukan di darah. Protein pengikat zat besi lainnya termasuk feritin dan transferin, yang berfungsi untuk menyimpan dan mengangkut mineral.
  • Sebagai sumber energi dan detoksifikasi
    Jika Anda mendapati diri Anda mengalami kelelahan yang tidak dapat dijelaskan secara pasti, kekurangan zat besi mungkin bisa sebagai penyebabnya. Sitokrom adalah enzim yang mengandung zat besi yang penting untuk metabolisme sel tubuh.
    Sitokrom bertugas sebagai pembawa elektron. Sitokrom tertentu juga terlibat dalam detoksifikasi obat-obatan dan polutan, serta metabolisme asam lemak dan vitamin A, D, dan K.

Defisiensi zat besi

Kekurangan zat besi adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi. Faktanya adalah kekurangan zat besi merupakan masalah gizi yang paling umum di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 30% populasi dunia memiliki kadar zat besi yang rendah.

Hal ini bisa terjadi jika Anda tidak mendapatkan cukup zat besi dalam makanan Anda. Kehilangan darah, termasuk menstruasi, menjadi salah satu penyebab kehilangan zat besi yang lebih besar.

Anemia defisiensi besi

Anemia adalah istilah umum yang mengacu pada jumlah sel darah merah yang rendah atau kadar hemoglobin dalam sel darah merah yang rendah. Ada banyak jenis anemia, tapi yang paling sering adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi.

Dari 1.62 miliar kasus anemia di seluruh dunia, sekitar setengahnya disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah kondisi serius yang berawal dari kadar zat besi rendah yang berkepanjangan. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, komplikasi pada kehamilan, dan gangguan perkembangan fisik dan mental.

Pengujian defisiensi zat besi

Carilah bantuan penyedia layanan kesehatan yang terpercaya jika Anda menduga Anda menderita kekurangan zat besi. Mereka dapat melakukan beberapa tes untuk menentukan tingkat zat besi Anda.

Tes laboratorium dapat mengukur kadar feritin, kapasitas pengikat zat besi, transferin, dan kadar zat besi total. Penyedia layanan kesehatan Anda juga dapat memeriksa tingkat hematokrit Anda, yang merupakan tes untuk menentukan jumlah sel darah merah Anda.

Berapakah jumlah zat besi yang dibutuhkan tubuh?

Jadi berapakah jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh? Jawabannya adalah tergantung pada berbagai faktor, termasuk, usia, jenis kelamin, dan gaya hidup. Bayi harus mendapatkan semua yang mereka butuhkan dari ASI ibunya.

Oleh karena itu, wanita yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan lebih banyak zat besi dalam makanan mereka. Vitamin prenatal yang baik harus diberikan sebanyak 17 mg zat besi per dosis.

Sumber zat besi

Ada dua tipe utama diet zat besi-heme dan nonheme. Heme besi ditemukan dalam darah dan daging dari produk hewani. Besi nonheme ditemukan di sumber tanaman seperti daun kari, kacang, bayam, dan kacang-kacangan.

Tubuh Anda menyerap zat besi lebih mudah, tapipada kebanyakan orang hanya memberi kontribusi sekitar 10-15% dari total asupan zat besi.

Meskipun bioavailabilitas bioetanol yang rendah, makanan nabati sebenarnya mendorong pemprosesan zat besi yang lebih efisien. Hal ini kemungkinan disebabkan kandungan vitamin C yang tinggi dari makanan nabati. Saat dikonsumsi bersamaan, vitamin C meningkatkan bioavailabilitas zat besi.

Untungnya, ada banyak makanan yang kaya akan zat besi, baik heme maupun nonheme. Global Healing Center selalu menganjurkan diet nabati, tapi kami mengerti bahwa ini bukan untuk semua orang.

Pembaca yang mengonsumsi produk hewani bisa menemukan zat besi pada daging tanpa lemak dan makanan laut. Orang vegetarian juga dapat menemukan banyak zat besi pada kacang polong, coklat hitam, bayam, biji-bijian, dan banyak makanan yang kaya zat besi lainnya.

Toksisitas zat besi

Ada beberapa nutrisi, seperti vitamin B-12, yang tidak bisa Anda konsumsi terlalu banyak. Jika Anda mengkonsumsi melebihi kebutuhan sehari-hari, tubuh Anda akan membuang sisanya.Terlalu banyak zat besi bisa sama berbahayanya dengan terlalu sedikit. Penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat untuk kebutuhan zat besi Anda.

Mengkonsumsi suplemen yang mengandung 25 mg zat besi, terutama pada saat perut kosong, bisa menyebabkan mual dan sembelit dan mengurangi penyerapan mineral seng (zink). Besi nonheme, baik dalam makanan atau suplemen, memiliki risiko mengurangi toksisitas zat besi.

Faktor genetik juga bisa berperan dalam toksisitas zat besi. Hemochromatosis adalah suatu keadaan yang diturunkan ( keturunan), dimana tubuh menyerap dan menumpuk zat besi dalam jumlah berlebihan.

Hal ini dapat meningkatkan risiko sirosis hati, diabetes, kerusakan jantung, dan masalah reproduksi dan sendi. Mereka yang memiliki hemochromatosis harus menghindari penggunaan vitamin C dan suplemen zat besi.

Fakta singkat tentang zat besi

  • Kurangnya zat gizi dalam makanan dapat menyebabkan perkembangan anemia defisiensi besi
  • Kebutuhan zat besi yang paling besar adalah selama pertumbuhan atau periode kehilangan darah
  • Untuk memenuhi rekomendasi diet untuk zat besi:
    • Makanlah berbagai makanan yang kaya zat besi dan yang tinggi vitamin C
    • Campurkan sumber tanaman yang mengandung zat besi dengan daging,dan ikan
  • Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh status zat besi setiap individu, jenis makanan yang dimakan dan asupan vitamin C

Jadikan keseimbangan zat besi sebagai salah satu prioritas kesehatan Anda. Terlalu sedikit dapat menyebabkan komplikasi defisiensi zat besi. Terlalu banyak juga berbahaya dan bisa menyebabkan toksisitas.

Temukan keseimbangan zat besi yang tepat untuk tubuh Anda. Kebanyakan orang seharusnya tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan semua zat besi yang mereka butuhkan dari makanan, namun suplemen zat besi mungkin juga diperlukan dalam beberapa situasi.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
CBC with differential, blood. Mayo Medical Laboratories. http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Clinical+and+Interpretive/9109.
Iron: Fact sheet for health professionals. National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/#h3.
Mahoney DH, et al. Iron deficiency in infants and young children: Treatment. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app