Yang Perlu Diketahui Terkait Pemeriksaan Feses

Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 31, 2020 Waktu baca: 3 menit
Yang Perlu Diketahui Terkait Pemeriksaan Feses

Sesuai namanya, pemeriksaan feses merupakan tes yang dilakukan pada sampel tinja. Fungsi pemeriksaan feses tak lain untuk mencari tahu ada-tidaknya gangguan pada sistem pencernaan, entah yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau penyakit lainnya. 

Cara mengambil sampel feses

Pemeriksaan tentunya dimulai dengan pengambilan sampel feses lebih dulu. Tindakan ini bisa dilakukan di rumah atau rumah sakit. Untuk ini, biasanya pasien akan memperoleh wadah untuk menampung sampel berikut sendok/ spatulanya. 

Sebelum mengambil sampel tinjanya, Anda sebaiknya melengkapi dulu label  informasi yang tertera pada wadah. Dalam hal ini, informasi yang biasanya harus ditulis adalah nama, tanggal lahir, serta tanggal pengambilan sampel. 

Tujuannya tentu supaya sampel tak tertukar dengan milik orang lain.

Nah kalau sudah, baru ikuti cara mengambil sampel fesesnya berikut ini:

  • Beberkan plastik atau koran di atas kloset untuk menampung sampel fesesnya. Pastikan sampel tidak jatuh atau terkontaminasi dengan urin maupun kloset.
  • Setelah itu, gunakan sendok dari petugas untuk memasukkan sampel ke dalam wadah steril.
  • Begitu sampel diamankan dalam wadah tertutup dan kantong plastik, cuci tangan sampai bersih menggunakan air dan sabun. 
  • Serahkan sampel ke petugas kesehatan. Waktu penyerahannya sebaiknya tidak lebih dari 24 jam agar pertumbuhan bakteri dalam sampel tidak mengaburkan hasil tesnya.

Soal cara mengambil sampel feses pada anak mungkin lebih sulit, apalagi kalau ia sedang diare. Berikut adalah metode yang biasa dilakukan:

  • Cuci tangan lebih dulu sebelum memakai sarung tangan lateks.
  • Gunakan plastik untuk menutupi kloset supaya feses tidak terkontaminasi
  • Pada bayi, letakkan plastiknya di atas popok
  • Kumpulkan sampel yang sudah tertampung, kemudian cuci tangan sampai bersih

Tergantung dari tesnya, kadangkala sample tinja perlu diambil lebih dari sekali. Untuk mengecek kadar lemak misalnya, pengambilan sampel umumnya dilakukan selama 3 hari berturut-turut. 

Bahkan ada pula kasus yang mengharuskan sampel feses diambil setiap hari hingga 10 hari berturut-turut. Ini biasanya terjadi untuk pasien yang mengalami gangguan pencernaan pasca bepergian lama ke luar negeri.

Dan supaya hasil tesnya akurat, janganlah menyerahkan sampel tinja yang sudah tercemar, entah itu karena urin, habis jatuh, atau lainnya. Selain itu, utarakan pada dokter bila Anda:

  • Sedang haid atau mengalami pendarahan aktif karena wasir 
  • Baru menjalani rontgen yang melibatkan barium - zat kontras ini juga bisa mempengaruhi hasil tes
  • Baru bepergian ke luar negeri selama beberapa minggu/ bulan
  • Sedang dalam pengobatan lain, baik menggunakan obat (resep/ dijual bebas), bahan herbal, hingga suplemen - beberapa obat bisa mempengaruhi hasil tes seperti antibiotik, antidiare, anti-parasit, OAINS (obat antiinflamasi nonsteroid), maag antasida, hingga pencahar
  • Ragu soal makanan dan minuman apa yang boleh atau justru dilarang menjelang tes dilakukan

Hasil pemeriksaan feses

Setelah itu, sample kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dianalisa melalui mikroskopik, mikrobiologi, dan tes kimia. Tes tersebut bertujuan mengamati: 

  • Konsistensi, warna, serta bau feses
  • Ada-tidaknya lendir, lemak, cairan empedu, sel darah putih, gula, hingga serat daging
  • Ada-tidaknya bakteri, cacing, parasit penyebab infeksi 
  • Seberapa asam tinjanya
  • Ada-tidaknya darah (melalui tes darah samar)
  • Resiko pertumbuhan abnormal bakteri penyebab infeksi (lewat kultur feses)

Hasil tes biasanya sudah keluar dalam waktu 1-3 hari, dan dinyatakan normal kalau memenuhi kriteria berikut:

  • Warna fesesnya coklat, bertekstur lembut namun konsisten
  • Tidak mengandung bakteri berbahaya, jamur, parasit, virus, darah, nanah, lendir, maupun serat daging yang gagal tercerna maksimal
  • Memuat 2-7 gram lemak/ 24 jam
  • Kadar gula tak lebih dari 0.25 g/ dL

Kondisi yang menuntut pemeriksaan feses

Tak semua gangguan kesehatan menuntut pemeriksaan feses. Biasanya pemeriksaan feses hanya diperlukan untuk gangguan yang berhubungan dengan saluran pencernaan, contohnya seperti:


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Stool culture: The test. (2016, March 31). Retrieved from   (http://labtestsonline.org/understanding/analytes/stool-culture/tab/test)
Petrof, E. O., Gloor, G. B., Vanner, S. J., Weese, S. J., Carter, D., Daigneault, M. C. … Allen-Vercoe, E. (2013, January 9). Stool substitute transplant therapy for the eradication of Clostridium difficile infection: ‘RePOOPulating’ the gut. Microbiome, 1, 3 (http://microbiomejournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/2049-2618-1-3)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app