Toxaprim Forte: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 6, 2019 Waktu baca: 6 menit

Toxaprim forte adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi seperti infeksi saluran pencernaan, pernafasan, saluran kemih dan berbagai jenis infeksi lainnya. Toxaprim forte mengandung cotrimoxazole, suatu obat antibiotik yang merupakan kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole. Berikut ini adalah informasi lengkap Toxaprim forte yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Samco farma

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

toxaprim forte dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 25 x 4 kaplet forte

kandungan

tiap kemasan toxaprim forte mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

cotrimoxazole adalah antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. kombinasi ini dengan perbandingan satu bagian trimethoprim dan lima bagian sulfamethoxazole.  Cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat enzim metabolisme asam folat pada bakteri yang peka. Trimethoprim sendiri adalah bakterisida sedangkan sulfamethoxazole adalah bakteriostatik. Dalam bentuk kombinasi, antibiotik ini berfungsi sebagai bakterisida. Cotrimoxazole bermanfaat untuk mengobati infeksi-infeksi oleh bakteri yang resisten sulfamethoxazole tapi masih peka terhadap trimethoprim.

Indikasi

Kegunaan toxaprim forte (Cotrimoxazole) adalah untuk pengobatan infeksi- infeksi sebagai berikut :

  • Infeksi saluran pernafasan : otitis media akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae. Eksaserbasi akut bronchitis kronis yang disebabkan oleh pneumoniae atau H. influenzae, sebagai obat alternatif jika obat golongan penicillin tidak dapat digunakan.
  • Infeksi saluran pencernaan : sebagai pencegahan traveller diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli, sebagai alternatif antibiotik golongan quinolon.
  • Infeksi saluran kemih : obat ini juga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri coli, Klebsiella, Enterobacter, Morganella morganii, Proteus mirabilis, atau P. vulgaris.
  • Brucellosis dan kolera : obat ini adalah antibiotik alternatif untuk pengobatan brucellosis untuk pasien yang tidak bisa menggunakan tetracycline (misalnya anak-anak).
  • Infeksi mikobakteri : infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium marinum juga bisa menggunakan antibiotik ini.
  • Pertusis : sebagai alternatif erythromycin.
  • Demam tifus dan infeksi Salmonella lain : umumnya demam tifus diobati dengan antibiotik golongan quinolon atau cephalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone dan cefotaxime, namun toxaprim forte (Cotrimoxazole) sering digunakan sebagai alternatifnya.
  • Selengkapnya lihat dosis.

Kontra indikasi

  • jangan menggunakan toxaprim forte (Cotrimoxazole) untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap  trimethoprim dan sulfamethoxazole, obat-obat golongan sulfonamide lainnya.
  • Penggunaan obat ini untuk pasien dengan gangguan hati dan ginjal yang berat sebaiknya dihindari.
  • Jangan digunakan untuk wanita hamil terutama menjelang kelahiran, anak < 2 tahun (kecuali untuk pengobatan atau pencegahan pneumocytosis jiroveci (P. carinii) pada bayi dari usia empat minggu atau lebih).
  • Obat ini diketahui ikut keluar bersama air susu ibu, oleh karena itu pemakaian selama menyusui sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.

Efek Samping

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan antibiotik ini :

  • efek samping toxaprim forte (Cotrimoxazole) yang umum seperti mual, muntah, ruam, diare , demam, gatal nyeri otot dan sendi.
  • Reaksi alergi yang parah bisa terjadi bagi orang-orang yang sensitif terhadap obat-obat golongan sulfonamide termasuk toxaprim forte (Cotrimoxazole), seperti sindrom stevens-johnson, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya.
  • Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan jamur atau bakteri pada pencernaan.
  • Obat ini bisa menyebabkan hemolisis pada pasien yang kekurangan enzim glukosa-6-fosfat  dehidrogenase (enzim yang berperan dalam produksi sel darah merah), terutama jika diberikan pada dosis yang tinggi.
  • Pada pasien lanjut usia, efek samping lebih rentan terjadi misalnya penekanan sumsum tulang dan penurunan trombosit (terutama jika obat ini diberikan bersamaan dengan diuretik jenis tiazid).

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Toxaprim forte adalah sebagai berikut :

  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma bronkial.
  • Orang-orang yang kekurangan folat seperti pasien lanjut usia, pecandu alkohol, sedang menggunakan obat anti konvulsan, atau oang-orang yng mengalami malnutrisi, jika menggunakan toxaprim forte (Cotrimoxazole) harus mendapatkan perhatian serius.
  • seperti antibiotik lainnya obat ini harus digunakan sampai dosis yang disarankan habis. Jangan menghentikan pemakaian sebelum waktunya untuk menghindari terjadinya resistensi.
  • Pasien yang menggunakan antibiotik ini harus mengkonsumsi cukup cairan untuk mencegah kristaluria.

Toleransi terhadap kehamilan

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan cotrimoxazole kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. Akan tetapi apabila besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa, maka penggunaannya dapat dipertimbangkan. 

Oleh sebab itu, penggunaan obat-obat yang mengandung cotrimoxazole oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat dengan zat aktif cotrimoxazole termasuk toxaprim forte dengan obat-obat lain :

  • ACE inhibitor seperti captopril, enalapril, lisinopril, dan ace inhibitor lainnya jika diberikan bersamaan toxaprim forte (Cotrimoxazole), berpotensi terjadi hiperkalemia.
  • Obat-obat antiaritmia : toxaprim forte (Cotrimoxazole) meningkatkan resiko aritmia ventrikel pada pasien yang menggunakan amiodarone. Sedangkan pemberian bersamaan dengan obat dofetilide terjadi peningkatan resiko perpanjangan Interval QT.
  • Kalium aminobenzoate menghambat efek obat-obat golongan sulfonamide (seperti sulfamethoxazole).
  • Obat-obat golongan sulfonilurea meningkatkan efek farmakologi toxaprim forte (Cotrimoxazole).
  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) menghambat metabolisme phenytoin sehingga meningkatkan waktu paruhnya.
  • Diuretik : obat-obat diuretik terutama golongan tiazide meningkatkan potensi terjadinya penurunan kadar trombosit, terutama untuk pasien usia lanjut.
  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) menghambat klirens obat-obat antikoagulan dan meningkatkan protrombin time (PT) sehingga meningkatkan efek obat-obat ini.
  • Jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal pada pasien penerima transplantasi ginjal
  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) meningkatkan kadar digoxin dalam plasma terutama pada pasien usia lanjut.
  • Antibiotik ini juga meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat antivirus seperti lamivudine dan zalcitabine.
  • Indomethacin meningkatkan konsentrasi sulfamethoxazole dalam plasma.
  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) berpotensi meningkatkan efek samping berupa hipoglikemia pada pemakaian anti dibetes oral, seperti glibenclamide.
  • Efek samping anemia megaloblastik terjadi ketika pemberian bersamaan toxaprim forte (Cotrimoxazole) dan pyrimethamine.
  • Pemberian bersamaan rifampisin dan toxaprim forte (Cotrimoxazole) menyebabkan kadar rifampisin dalam plasma meningkat di sisi lain terjadi penurunan kadar trimethoprim.
  • Toxaprim forte (Cotrimoxazole) menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma procainamide dan amantadine sehingga meningkatkan toksisitasnya.
  • Jika diberikan bersamaan dengan clozapine dan antipsikotik lainnya, resiko efek samping hematologis meningkat.

Dosis Toxaprim forte

Toxaprim forte (Cotrimoxazole) diberikan dengan dosis :

  • dewasa dan anak > 12 tahun : 2 x sehari 1 kaplet forte.
  • Anak 6-12 tahun : 2 x sehari ½ kaplet forte.
  • 6 bulan – 5 tahun : 2 x sehari ¼ kaplet forte.
  • Dosis minimum dewasa dan jangka panjang (> 14 hari) : 2 x sehari 1 tablet.
  • Minum air yang cukup untuk menghindari kristaluria.
  • Pengobatan dilakukan paling sedikit 5 hari atau 2 hari setelah gejala hilang.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif cotrimoxazole
  • merk-merk obat yang termasuk sulfonamide

24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Toxaprim Forte. Pusat Informasi Obat Nasional (PIO Nas). (http://pionas.pom.go.id/obat/toxaprim-forte)
The expanding role of co-trimoxazole in developing countries. The Lancet. (https://www.thelancet.com/journals/laninf/article/PIIS1473-3099(14)71011-4/fulltext)
Co-trimoxazole Side Effects: Common, Severe, Long Term. Drugs.com. (https://www.drugs.com/sfx/co-trimoxazole-side-effects.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app