Thrombocytopenia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 2, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Dalam kasus tertentu, penderita DBD dapat mengalami pendarahan pada gusi hingga dubur. Biasanya juga disertai dengan timbulnya bercak-bercak merah keunguan di seluruh tubuh. Kondisi ini disebut dengan pendarahan spontan, di mana pendarahan bisa terjadi meskipun tidak ada trauma yang menyebabkan luka. Hal ini umumnya disebabkan oleh gangguan medis bernama thrombocytopenia atau kekurangan trombosit dalam tubuh.

Apa itu Thrombocytopenia?

Darah tidak hanya terdiri dari cairan berwarna merah, tapi juga mengandung beberapa jenis sel. Cairan tempat sel-sel darah berada disebut dengan plasma darah.

Jenis-jenis sel darah antara lain sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah atau trombosit (platelet). Setiap jenis sel darah memiliki fungsinya masing-masing, begitu juga dengan trombosit.

Ketika kulit terluka atau lapisannya rusak, trombosit akan membentuk gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Jika tubuh tidak memiliki cukup trombosit, maka tidak akan bisa membentuk gumpalan darah sehingga menyebabkan pendarahan.

Dalam istilah medis, penurunan jumlah trombosit dalam tubuh disebut dengan trombositopenia (thrombocytopenia). Normalnya, darah mengandung sekitar 150.000-350.000 trombosit per mL darah.

Trombositopenia terjadi ketika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL dan ini bisa menyebabkan perdarahan abnormal. Namun, gejala gangguan dalam tubuh biasanya baru muncul jika jumlah trombosit kurang dari 10.000/mL.

Gejala thrombocytopenia bisa tergolong ringan hingga parah, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Bahkan pada beberapa orang, pendarahan hebat akibat trombositopenia bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati. Sedangkan ada juga yang tidak merasakan gejala apa pun.

Penurunan jumlah trombosit dalam tubuh bisa mengartikan banyak hal, mulai dari leukemia, DBD, atau efek samping obat-obatan tertentu. Sebaiknya perlu diperiksakan lebih lanjut oleh dokter agar segera diberikan perawatan.

Mengenai Thrombocytopenia

Penyebab Thrombocytopenia

Ada banyak kondisi yang dapat menurunkan jumlah trombosit dalam tubuh. Akan tetapi, ada 2 penyebab thrombositopenia yang paling utama, yaitu:

1. Masalah sumsum tulang (masalah produksi)

Sumsum tulang adalah jaringan spons yang ada di dalam tulang. Di sinilah semua komponen darah termasuk trombosit diproduksi.

Setiap keping darah atau trombosit hanya dapat bertahan hidup sekitar 10 hari. Karena itulah, sumsum tulang akan terus memproduksi trombosit untuk menggantikan trombosit lama. Jika sumsum tulang bermasalah, maka produksi trombosit tentu akan tidak maksimal sehingga jumlahnya kurang dalam tubuh.

Berbagai penyebab kurangnya produksi trombosit antara lain:

  • Anemia aplastik
  • Kekurangan vitamin B12, asam folat, atau zat besi
  • Infeksi virus, termasuk HIV, Epstein-Barr, atau cacar air
  • Paparan kemoterapi, radiasi, atau zat toksik
  • Terlalu banyak konsumsi alkohol
  • Sirosis
  • Leukemia
  • Myelodysplasia

2. Kerusakan trombosit

Penurunan jumlah trombosit atau trombositopenia juga bisa disebabkan oleh sistem pertahanan tubuh yang merusak trombosit itu sendiri. Hal ini bisa terajdi akibat efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik atau obat anti kejang. 

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh:

  • Pembesaran limpa (hipersplenisme)
  • Gangguan autoimun
  • Kehamilan
  • Infeksi bakteri dalam darah
  • Idiophatic thrombocytopenic purpura (ITP)
  • Thrombotic thrombocytopenic purpura (ITP)
  • Sindrom hemolitik uremik
  • Koagulasi intravaskuler diseminata

Gejala Thrombocytopenia

Jumlah penurunan trombosit memengaruhi seberapa parah gejala trombositopenia yang dirasakan. Ada orang yang tidak mengalami gejala apa pun, tapi ada juga yang mengalam gejala ringan hingga parah.

Kasus trombositopenia pada ibu hamil biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun pada kasus yang lebih parah, bisa memicu pendarahan yang membutuhkan pertolongan medis segera.

Tanda dan gejala trombositopenia meliputi:

  • Memar berwarna merah, ungu, atau kecokelatan, yang disebut purpura.
  • Ruam dengan bintik-bintik merah atau ungu kecil, yang disebut petechiae, biasanya terjadi di kaki.
  • Mimisan.
  • Gusi berdarah.
  • Pendarahan dari luka yang berlangsung dalam waktu lama atau tidak berhenti dengan sendirinya.
  • Pendarahan menstruasi yang berat.
  • Pendarahan dari rektum.

Dalam kasus yang lebih serius, pendarahan dapat terjadi secara internal alias di dalam tubuh. Tanda-tanda pendarahan internal antara lain:

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter. Pada kasus yang sangat jarang, kondisi ini juga dapat menyebabkan pendarahan di otak Anda. Jika jumlah trombosit Anda tergolong rendah hingga menyebabkan sakit kepala atau masalah neurologis, segera hubungi dokter.

Pencegahan Thrombocytopenia

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah trombositopenia, antara lain:

  • Hindari olahraga yang melibatkan banyak kontak fisik, seperti sepak bola atau tinju.
  • Hindari kegiatan dengan risiko tinggi perdarahan atau memar.
  • Gunakan sikat gigi berbulu halus untuk mencegah gusi berdarah.
  • Gunakan sabuk pengaman saat berada di mobil.
  • Batasi konsumsi alkohol, sebab alkohol bisa memperparah pendarahan.
  • Hentikan atau ganti obat yang mengganggu jumlah trombosit, contohnya aspirin dan ibuprofen.

Pengobatan Thrombocytopenia

Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ada-tidaknya memar atau ruam pada kulit yang diduga disebabkan oleh trombositopenia. Bagian perut pasien juga akan diperiksa untuk melihat potensi pembesaran limpa yang menyebabkan turunnya trombosit.

Selain itu, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang lainnya yang meliputi:

  • Tes darah lengkap: untuk melihat jumlah sel darah terutama trombosit dan antibodi trombosit. Kadang disertai juga dengan tes faktor pembekuan darah.
  • USG: untuk mendeteksi pembesaran limpa.
  • Aspirasi sumsum tulang dan biopsi: untuk melihat adanya masalah sumsum tulang.

Perawatan untuk penurunan trombosit dalam tubuh berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan penyakit. Jika tergolong ringan, dokter biasanya hanya akan memantau kondisi kesehatan Anda dalam beberapa waktu ke depan.

Namun jika gejalanya sudah parah, Anda mungkin memerlukan perawatan medis. Jenis pengobatan trombositopenia yang dapat diberikan antara lain:

  • Transfusi darah atau trombosit
  • Pemberian immune globulin oleh dokter ahli
  • Pemberian kortikosteroid untuk memblokir antibodi yang merusak trombosit
  • Mengganti obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh Anda
  • Operasi pengangkatan limpa (splenektomi)

Tidak semua kasus trombositopenia memerlukan perawatan khusus. Jumlah keping darah atau trombosit dapat kembali normal jika perubahannya tidak terlalu signifikan. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala penurunan jumlah trombosit dalam tubuh.


21 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Daniel Murrell, MD, Thrombocytopenia (low platelet count) (https://www.healthline.com/health/thrombocytopenia), 5 October 2018.
Alana Biggers, M.D., MPH, Thrombocytopenia (low platelet count) (https://www.medicalnewstoday.com/articles/314123.php), 16 November 2018.
Charles Patrick Davis, MD, PhD, Thrombocytopenia (low platelet count) (https://www.medicinenet.com/thrombocytopenia_low_platelet_count/article.htm).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app