Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Terima atau Donor ASI

Dipublish tanggal: Jul 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 5 menit
Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Terima atau Donor ASI

Air susu ibu alias ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi penting dan paling utama bagi bayi, dimulai sejak lahir hingga usia 6 bulan. Namun sayangnya, tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI secara maksimal karena kondisi tertentu. Nah, donor ASI bisa menjadi solusi terbaik supaya kebutuhan nutrisi bayi tetap terjaga.

Penting dicatat bahwa donor ASI ternyata tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada beberapa aturan yang harus Anda penuhi sebelum menerima atau memberikan donor ASI. Apa saja syaratnya? Berikut selengkapnya.

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Apa itu donor ASI?

Donor ASI adalah solusi terbaik bagi para ibu yang tidak mampu menghasilkan ASI eksklusif bagi bayinya. Donor ASI diberikan oleh ibu yang memiliki kelebihan persediaan ASI kepada bayi yang memerlukan ASI.

Di sisi lain, tidak sedikit masyarakat menganggap donor ASI sebagai hal yang aneh atau menjijikkan. Terlebih, ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui ASI. Itulah sebabnya, donor ASI tidak boleh dilakukan sembarangan supaya dapat memberikan manfaat secara maksimal bagi kedua belah pihak.

Baca Selengkapnya: Manfaat ASI Bagi Ibu dan Bayi yang Sungguh Tak Terkira

Apa saja syarat donor ASI?

Tidak semua ibu yang memiliki kelebihan ASI bisa melakukan donor ASI. Mengutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), syarat donor ASI terbagi menjadi 2 tahap penapisan, yaitu:

Penapisan I

  • Ibu dalam kondisi sehat dan tidak memiliki masalah menyusui.
  • Pendonor memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
  • Pendonor mampu memenuhi kebutuhan ASI bagi bayinya, sehingga memutuskan untuk mendonorkan ASI karena alasan produksi ASI yang berlebih.
  • Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir.
  • Tidak sedang minum obat, baik berupa insulin, hormon tiroid, maupun produk lain yang bisa memengaruhi kesehatan bayi.
  • Pendonor tidak minum beralkohol, merokok, atau konsumsi obat ilegal seperti narkotika.
  • Tidak ada riwayat menderita penyakit menular seperti hepatitis B atau C, HIV, maupun human T-lymphotropic virus 2 (HTLV2).
  • Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular seperti HIV, HTLV2, maupun hepatitis B atau C.
  • Tidak menggunakan implan silikon pada payudara.

Penapisan II

  • Pendonor harus menjalani skrining atau pemeriksaan kesehatan yang meliputi tes HIV, HTLV2, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur).
  • Bila pendonor merasa ragu dengan kesehatannya, tes skrining dapat dilakukan setiap 3 bulan.
  • ASI harus terjamin bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.

Apa saja syarat penerima donor ASI?

Beberapa syarat penerima donor ASI adalah sebagai berikut:

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

  • Ibu tidak mampu menghasilkan ASI dengan cukup, baik secara langsung (direct breastfeeding) atau susu perah.
  • Bayi benar-benar membutuhkan donor ASI, misalnya bayi yang ibunya meninggal, bayi lahir prematur, memiliki kelainan metabolik atau penyakit tertentu, atau memiliki alergi susu sapi berat. 

Cara memberikan donor ASI yang aman dan steril

Pada prinsipnya, proses memberikan donor ASI sama seperti saat Anda mendonorkan darah. Meskipun bentuknya susu, ASI berasal dari darah yang dapat menularkan penyakit pada bayi.

Karena itulah, ASI harus dipastikan steril sebelum diberikan kepada bayi yang membutuhkan. Terlebih, sebagian besar penerima donor ASI adalah bayi prematur atau bayi sakit sehingga tubuhnya lebih rentan terhadap penyakit.

Berikut cara memberikan donor ASI yang aman dan steril, yakni:

  1. Setelah calon pendonor ASI sudah dinyatakan sehat dan bebas penyakit, ibu pendonor juga perlu mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI dengan benar.
  2. Sebelum memerah ASI, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Lalu keringkan dengan handuk bersih.
  3. ASI diperah di tempat yang bersih. Bila menggunakan pompa ASI, gunakan jenis pompa yang mudah dibersihkan. Pompa ASI tipe balon karet lebih berisiko terkontaminasi bakteri.
  4. ASI perah harus disimpan pada tempat tertutup, botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, botol bayi gelas atau plastik standar.

ASI tidak serta merta hanya diperas lalu diletakkan di botol kaca atau kontainer plastik khusus saja. ASI donor juga perlu dipanaskan untuk meminimalisir risiko penularan penyakit.

Ada 2 metode pemanasan ASI donor yang bisa Anda lakukan di rumah, di antaranya:

1. Pasteurisasi pretoria

Pasteurisasi pretoria dilakukan dengan cara memasukkan ASI donor ke dalam botol, lalu dipanaskan dengan air mendidih. Berikut caranya:

Iklan dari HonestDocs
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

  • Masukkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca ukuran 450 ml, lalu tutup rapat.
  • Letakkan wadah kaca ke dalam baskom atau panci ukuran 1 liter.
  • Tuang air mendidih sebanyak 450 ml atau hingga permukaan air setinggi 2 cm dari bibir panci.
  • Diamkan selama 30 menit, lalu angkat dan biarkan sampai dingin.
  • Setelah dingin, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin.

2. Flash heating

Metode pemanasan ASI donor flash heating dilakukan dengan cara mendidihkan air di panci bersama dengan ASI yang sudah ditaruh di botol. Akan tetapi, batas air yang dituang ke dalam wadah sedikit lebih tinggi dari batas permukaan ASI.

Langkah-langkah flash heating adalah sebagai berikut:

  • Masukkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca ukuran 450 ml, lalu tutup rapat.
  • Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan di dalam panci ukuran 1 liter.
  • Tuangkan 450 ml air atau hingga permukaan air setinggi 2 cm dari bibir panci.
  • Didihkan air sampai meletup-letup.
  • Kalau sudah, segera pindahkan wadah dari air dan sumber panas.
  • Dinginkan ASI, lalu berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin.

Baca Juga: 5 Cara Terbaik Menyimpan ASI Perah Agar Gizinya Tetap Terjaga

Donor ASI hanyalah solusi sementara, bukan selamanya

Donor ASI sering kali dianggap menjadi satu-satunya solusi ketika sang ibu merasa produksi ASInya tidak cukup. Misalnya ASI tidak keluar pada hari-hari pertama pasca persalinan, stok ASI perah tidak mencukupi kebutuhan bayi selama ditinggal ibu bekerja, bayi menyusu lebih sering atau lama, hingga alasan-alasan lainnya.

Bila Anda mengalami salah satu kondisi tersebut, jangan buru-buru mencari donor ASI demi memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Sebaiknya ajak suami dan keluarga untuk menemui konselor menyusui terlebih dahulu.

Meskipun donor ASI memang bermanfaat, hal ini bukanlah satu-satunya solusi terbaik. Pemberian ASI dari ibu lain justru bisa menjadi bumerang bagi Anda sendiri, terutama bagi ibu yang baru saja melahirkan.

Dengan ASI yang didapatkan dari ibu lain, bayi akan merasa kenyang sehingga frekuensi menyusu langsung pada ibu kandungnya akan berkurang. Hal ini bisa membuat produksi ASI ibu jadi menurun.

Selain itu, para ibu kadang juga merasa bayi kurang puas atau tidak kenyang setelah menyusu. Saking paniknya atau tidak percaya diri, ibu terdorong untuk segera mencari donor ASI atau bahkan buru-buru memberikan susu formula bagi bayinya.

Perlu dicatat bahwa semakin bertambahnya usia bayi, durasi dan frekuensi menyusu juga akan bertambah. Hal tersebut kemungkinan besar pertanda si kecil sedang mengalami masa pertumbuhan cepat atau growth spurt.

Growth spurt terjadi beberapa minggu dan berlangsung selama masa pertumbuhan bayi. Nah, ASI inilah yang diperlukan supaya bayi bisa tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai usianya.

Jadi, Anda tak perlu khawatir sebab produksi ASI juga akan meningkat mengikuti kebutuhan bayi. Yang terpenting, tetap susui bayi Anda sesuai keinginannya. Donor ASI hanyalah solusi sementara untuk masalah darurat ketika Anda sulit memberikan ASI pada si kecil.

Baca Selengkapnya: 12 Cara Ampuh Memperbanyak ASI Secara Alami

2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Roels, Leo & Wight, Celia. (2001). Donor Action: an international initiative to alleviate organ shortage. Progress in transplantation (Aliso Viejo, Calif.). 11. 90-7. 10.7182/prtr.11.2.r4221513m4685720. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/11491400_Donor_Action_an_international_initiative_to_alleviate_organ_shortage)
Donor Action: an international initiative to alleviate organ shortage. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11871052)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app