Sulfadiazine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 2, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Sulfadiazine adalah sejenis antibiotik yang disebut sulfonamide. Meskipun belakangan ini antibiotik golongan sulfonamide sudah jarang diresepkan, sulfadiazin tetap merupakan obat yang masih digunakan untuk membantu mencegah episode demam rematik yang berulang. Demam rematik adalah penyakit radang yang biasanya cukup umum di kalangan anak-anak di Inggris atau di negara-negara eropa, tetapi sekarang demam rematik sudah jarang terjadi. Demam rematik berkembang setelah infeksi dengan jenis kuman (bakteri) yang disebut streptococcus, dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. 

Ada risiko bahwa episode selanjutnya akan terjadi setelah episode pertama, jadi antibiotik seperti sulfadiazine diresepkan jangka panjang untuk membantu mencegah komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ini. Selain digunakan untuk mengatasi demam rematik, sulfadiazine juga diresepkan untuk mengobati berbagai penyakit lainnya, untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel yang satu ini.

Mengenai Obat Sulfadiazine

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet

Kandungan: 

Antibiotik sulfonamida 

Bagaimana cara kerja Sulfadiazine?

Sulfonamida sistemik adalah agen bakteriostatik yang memiliki spektrum yang luas. Sulfonamides bekerja dengan cara menghambat sintesis asam folat (asam pteroylglutamic) dari asam aminobenzoic oleh bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.Tetapi pada bakteri yang resisten, mereka mampu menggunakan prekursor asam folat atau asam folat preformed sehingga efek dari sulfadiazine tidak bekerja begitu baik. Sulfonamida ada dalam darah dalam 3 bentuk yaitu dalam bentuk bebas, terkonjugasi (asetilasi dan mungkin lainnya) dan protein terikat. Bentuk bebas dianggap sebagai bentuk yang aktif melawan infeksi bakteri.

Sulfadiazine yang diberikan secara oral mudah diserap dari saluran pencernaan. Sulfadiazine diekskresikan sebagian besar dalam urin, di mana konsentrasi 10 sampai 25 kali lebih besar dari tingkat serum. Sekitar 10% dari dosis oral tunggal diekskresikan dalam 6 jam pertama, 50% dalam 24 jam dan 60% hingga 85% dalam 48 hingga 72 jam. Dari jumlah yang diekskresikan dalam urin, 15% hingga 40% dalam bentuk asetil.

Manfaat Obat Sulfadiazine

Tablet Sulfadiazine diindikasikan dalam kondisi sebagai berikut:

  • Chancroid atau infeksi yang menyebabkan luka terbuka pada alat kelamin
  • Trakhoma atau infeksi pada kelopak mata bagian dalam
  • Nocardiosis/ infeksi yang disebabkan oleh bakteri Nocardia yang mempengaruhi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), paru-paru, atau kulit.
  • Infeksi saluran kemih (terutama infeksi pada kantung kemih, saluran kemih bagian luar, dan infeksi pada ginjal) dengan tidak adanya kerusakan saluran kemih atau benda asing.
  • Ensefalitis toksoplasmosis (infeksi pada otak akibat toxoplasma) pada pasien dengan dan tanpa sindrom imunodefisiensi.
  • Malaria yang disebabkan oleh patogen yang tahan klorokuin dari Plasmodium falciparum, bila digunakan sebagai terapi ajuvan.
  • Meningitis meningokokus, ketika organisme telah terbukti rentan.
  • Otitis media akut (infeksi pada telinga bagian tengah) karena Haemophilus influenzae, bila digunakan bersamaan dengan penicillin dosis yang adekuat.
  • Profilaksis terhadap rekurensi demam rematik, sebagai alternatif untuk penisilin.
  • H. influenzae meningitis, sebagai terapi ajuvan dengan streptomisin.

Pada kondisi apa Sulfadiazine tidak boleh digunakan?

Sulfadiazine tidak boleh digunakan pada keadaan berikut:

  • Hipersensitivitas terhadap sulfonamid.
  • Pada bayi kurang dari 2 bulan usia (kecuali sesuai arahan dokter).
  • Dalam masa kehamilan dan selama masa menyusui, karena sulfadiazine dapat melintasi plasenta dan diekskresikan dalam ASI dan dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi.

Dosis Sulfadiazine

Penggunaan sulfadiazine tidak dianjurkan digunakan pada bayi di bawah 2 bulan, kecuali dengan petunjuk dokter. Setiap tablet mengandung 500 mg sulfadiazine. Selain itu, setiap tablet mengandung bahan aktif seperti natrium kroskarmelosa, natrium docusate, selulosa mikrokristalin, povidone, natrium benzoat, natrium pati glikolat, dan asam stearat.

  • Dosis Biasa untuk Bayi di atas Usia 2 Bulan dan Anak-anak: Dosis awal satu setengah dosis selama 24 jam. Dosis selanjutnya, 150 mg / kg atau 4 g / m2, dibagi menjadi 4 hingga 6 dosis, setiap 24 jam, dengan maksimum 6 g setiap 24 jam. Profilaksis demam rematik, di bawah 30 kg, 500 mg setiap 24 jam; lebih dari 30 kg, 1 g setiap 24 jam.
  • Dosis Dewasa: Dosis awal, 2 g hingga 4 g. Dosis lanjutan, 2 g hingga 4 g, dibagi menjadi 3 hingga 6 dosis, setiap 24 jam.

Efek Samping Sulfadiazine

  • Kelainan pendarahan
  • Reaksi alergi
  • Reaksi gastrointestinal seperti sakit perut, mual muntah , diare
  • Reaksi gangguan saraf seperti sakit kepala, neuritis perifer, depresi mental, kejang, ataksia, halusinasi, tinnitus, vertigo dan insomnia.
  • Gangguan ginjal
  • Reaksi silang terhadap penggunaan obat lainnya
  • Kulit sensitif terhadap cahaya

Interaksi Sulfadiazine

Obat sulfadiazine dapat menimbulkan interaksi sebagai berikut:

  • Jika dikonsumsi dengan clozapine dapat meningkatkan risiko agranulositosis.
  • Meningkatkan efek hipoglikemia pada obat-obat diabetes
  • Meningkatkan kadar warfarin, methotrexate, phenytoin dan thiopental dalam darah.
  • Hindari penggunaan obat ini dengan aspirin karena dapat menimbulkan keracunan
  • Jika digunakan dengan diuretik dapat meningkatkan risiko penumpukan kristal. 
  • Menurunkan efektivitas obat yang mengandung hormon estrogen.

Peringatan pada penggunaan Sulfadiazine

Saat ini, karena meningkatnya frekuensi bakteri yang resisten terhadap penggunaan sulfadiazine atau sulfonamide lainnya jarang digunakan. Penggunaan sulfadiazine bervariasi pada masing-masing orang walaupun dosis yang digunakan sama. 

Jika kadar sulfadiazine bebas dalam darah mencapai 5 mg hingga 15 mg per 100 mL maka dianggap efektif untuk mengobati sebagian besar infeksi dan jika kadar sulfadiazine darah mencapai 12 mg hingga 15 mg per 100 mL dapat dianggap optimal untuk mengatasi infeksi serius. 

Kadar sulfadiazine darah dua puluh mg per 100 mL adalah merupakan kadar sulfonamida total maksimum dalam darah, karena jika melebih nilai ini, maka risiko muncul efek samping dari penggunaan sulfadiazine akan bertambah.

Seperti penggunaan antibiotik pada umumnya, jangan menghentikan penggunaan obat ini jika Anda merasa gejala sudah membaik tetapi obat yang diresepkan oleh dokter masih tersisa. Selalu ikuti petunjuk dokter pada penggunaan obat-obatan yang diresepkan.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app