Cermati Penyakit Kuning Pada Bayi, Normal atau Bahaya?

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 12, 2019 Waktu baca: 4 menit
Cermati Penyakit Kuning Pada Bayi, Normal atau Bahaya?

Keadaan bayi kuning dalam istilah kedokteran disebut sebagai ikterus neonatus. Hal ini biasanya disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin dalam darah melebihi nilai normal, dengan gejala klinis warna kuning pada kulit bayi dan selaput lendirnya.

Apa Penyebab Bayi Kuning?

Perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki bilirubin yang tersimpan dalam sel darah merahnya. Ketika jangka waktu tertentu sel darah merah manusia akan mati (usia sel darah merah ± 120 hari) dan pecah (lisis) sehingga keluarlah bilirubin. Kemudian secara normal bilirubin tersebut akan diurai oleh hati, untuk kemudian dibuang lewat feses ketika buang air besar.

Pada saat bayi masih dalam kandungan, bilirubin hasil dari pecahnya eritrosit dikeluarkan melalui plasenta, selanjutnya akan masuk ke peredaran darah ibu, kemudian  hati ibu lah yang memproses dan membuangnya melalui tinja ibu. Namun, ketika bayi sudah lahir, maka hati bayi yang akan melakukannya,  jika fungsi hati belum sempurna misalnya bayi lahir kurang bulan, atau terdapat gangguan dalam hati bayi, maka kadar bilirubin dalam darah dapat meningkat sebagai akibatnya bayi akan terlihat kuning karena bilirubin yang menumpuk pada kulit dan lapisan mukosa (selaput lendir, seperti pada langit-langit mulut).

Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan oleh kondisi patologis (penyakit), lebih lanjut disebut sebagai ikterus patologis (penyakit kuning pada bayi). Di satu sisi, peningkatan bilirubin (bayi kuning) dapat pula terjadi secara fisiologis (proses normal), hal ini terjadi karena pada bayi baru lahir produksi bilirubin dapat dua kali lebih besar dari kadar bilirubin orang dewasa, disebabkan umur eritrosit yang lebih pendek dibanding umur eritrosit orang dewasa.

Dengan demikian secara garis besar kuning pada bayi dibagi menjadi dua:

  • Kuning karena proses normal
  • Penyakit Kuning Pada Bayi

Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas, penyebab bayi kuning (ikterus neonatus) juga bisa diakibatkan oleh ketidakcocokan (inkompatibilitas) golongan darah antara ibu dan bayi, yang biasa disebut inkompatibilitas ABO dalam sistem golongan darah ABO sehingga sel darah merah bayi menjadi mudah pecah akibatnya bilirubin meningkat.

Penyakit kuning pada bayi dapat kita lihat dengan mudah pada pada kulit, mukosa membran, dan sklera (bagian putih mata), bisa juga kita lihat air seni yang berwarna kuning kecoklatan. Warna kuning biasanya muncul pertama kali pada muka, kemudian jika bertambah parah muncul di daerah dada dan perut, lalu ke kaki. Hal ini bisa menjadi patokan keparahan suatu penyakit kuning pada bayi, oleh karena itu ntuk memudahkan dibuatlah grading atau derajat keparahan sebagai berikut.

Grading pada bayi kuning ditentukan berdasarkan zona Kramer, berupa :

  • Grade I      :  Jika warna kuning hanya muncul pada daerah kepala (wajah) dan leher, termasuk mata (mata kuning pada bayi) dengan perkiraan bilirubin total ±5-7mg/dl
  • Grade II     : Jika warna kuning terlihat pada kepala, leher, dan dada hingga pusar atau umbilicus diperkirakan kadar bilirubin total ±7-10mg/dl
  • Grade III   : grade II ditambah bawah pusat hingga lutut.  Kadar bilirubin diperkirakan ±10-13mg/dl
  • Grade V     : Bayi kuning seluruh tubuh.

Bagaimana Cara Membedakan Bayi Kuning yang Normal dan yang Tidak?

Untuk membedakannya maka kita lihat dari gejala-gejalanya sebagai berikut:

Ikterus Fisiologis (Bayi Kuning Normal)

  • Timbul kuning pada umur >24 jam sampai hingga 14 hari setelah lahir.

Ikterus Patologis (Penyakit Kuning Pada bayi)

Hiperbilirubinemia patologis adalah:

  • Kuning terjadi sebelum/dalam 24 jam pertama
  • Setiap peningkatan bilirubin serum memerlukan foto terapi.
  • Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5 mg/dl/jam.
  • Adanya tanda-tanda penyakit  yang mendasari pada setiap bayi (muntah,letargi, malas menetek, BB turun cepat, apnea, tahipnea, suhu labil).
  • Terdapat faktor resiko.
  • Ikterus bertahan setelah 8 hari pada BCB, setelah 14 hari BKB.
  • Bilirubin direk >2mg/dL.

 

Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Kuning?

Setelah kita mengetahui bagaimana cara membedakan bayi kuning yang normal dan yang tidak, maka sekarang saatnya kita belajar bagaimana mengatasinya, Perlu diingat bahwa yang dapat kita atasi dengan cara berikut adalah kuning yang normal sedangkan yang tidak normal harus segera dikonsultasikan dengan dokter, berikut caranya :

Tetap beri bayi ASI seperti biasa. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya peroses ini akan membantu membuang penumpukan bilirubin pada tubuh. Namun demikian, pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin (breast milk jaundice). Baca juga: Manfaat ASI

Terapi Sinar Matahari. Mungkin Anda pernah menyaksikan kenapa bayi kok jemur pagi-pagi. Oh, ternyata itu ada manfaat tersendiri dalam mengatasi penyakit kuning pada bayi. Hal ini dilakukan dengan cara menjemur bayo selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda agar kulit yang terkena sinar juga bisa berbeda. Sebagai contoh, 15 menit pada posisi telentang, dan 15 menit sisanya telungkup. Waktu terbaik dalam melakukan hal ini adalah pagi harai antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin.

Perhatian

Jangan sampai mata bayi menatap langsung ke matahari, ini bahaya karena dapat merusak matanya. Sehingga hindarilah posisi yang memungkinkan hal ini. Disamping itu penting juga untuk diperhatikan lingkungan sekitar, pastikan udara bersih dan segar karena jangan sampai kita berusaha menyembuhkan penyakit kuning pada bayi, malah timbul masalah yang lain.

Fototerapi atau terapi sinar. Terdapat dua jenis fototerapi yaitu dengan konvensional dengan menggunakan sinar ultraviolet dan dengan metode serat optic. Kedua jenis fototerapi tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni membuat kulit bayi mendapat paparan sinar sebanyak mungkin. Kedua jenis fototerapi ini biasanya akan dihentikan selama 30 menit setiap 3-4 jam sekali

Tranfusi tukar. Tranfusi tukar bila dalam kondisi hyperbilirubinemia yang parah dan tidak membaik dengan tindakan medis diatas. Jika kondisi bayi tak segera membaik atau Anda menemukan tanda-tanda dan gejala kuning pada bayi yang tidak normal, maka segeralah periksakan ke dokter.

 

 

 


17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Karen Richardson Gill, MD, FAAP, Newborn Jaundice (https://www.healthline.com/health/newborn-jaundice), 25 July 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app