Selesnizol Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Sep 2, 2019 Waktu baca: 6 menit

Selesnizol adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan protozoa seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas vaginalis, amoebiasis di usus dan hati. Selesnizol mengandung metronidazole, obat yang termasuk anti amuba golongan nitroimidazole.

Berikut ini adalah informasi lengkap selesnizol yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

PT. Lestari jaya sejahtera

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

selesnizol dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 tablet 250 mg
  • Dos 10 x 10 tablet 500 mg

kandungan

tiap kemasan selesnizol mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Metronidazole adalah antimikroba yang digunakan dalam pengobatan beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan protozoa seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas vaginalis, amoebiasis di usus dan hati. Metronidazole adalah antimikroba yang termasuk golongan nitroimidazole. Bentuk tereduksi dan radikal bebas dari obat ini dapat berinteraksi dengan DNA menyebabkan degradasi dan penghambatan sintesis asam nukleat yang menyebabkan kematian mikroba.

Indikasi

Berikut ini adalah beberapa kegunaan selesnizol (metronidazole) :

  • Selesnizol (metronidazole) digunakan untuk pengobatan infeksi trichomonal vaginitis, dan bakterial vaginosis (infeksi Gardnerella vaginalis).
  • Obat ini juga digunakan pada pembedahan dan sepsis ginekologi terutama untuk menangani infeksi oleh bakteri anaerob kolon, seperti Bacteroides fragilis.
  • Metronidazol juga efektif terhadap pseudomembran kolitis (kolitis yang disebabkan oleh antibiotik).
  • Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati disentri amuba invasif akut, karena obat ini efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba histolytica.
  • Metronidazol juga digunakan untuk kasus amoebiasis intestinal (usus) dan hepar (hati).
  • Sering digunakan sebagai obat alternatif untuk terapi infeksi rongga mulut untuk pasien yang alergi terhadap antibiotik golongan penicillin (misalnya, ampicillin dan amoxicillin) atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob penghasil enzim beta-laktamase.
  • Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati acute necrotizing ulcerative gingivitis (Vincent’s infection) dan perikoronitis.
  • Selengkapnya lihat pada dosis.

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada selesnizol (metronidazole) atau obat golongan nitroimidazole lainnya.
  • Jangan menggunakan obat ini pada pasien hamil trimester pertama.

Efek samping selesnizol

Berikut adalah beberapa efek samping selesnizol (metronidazole) :

  • Efek samping yang umum diantaranya gangguan pengecapan, lidah kasar, gangguan saluran cerna (mual, sakit perut, dan diare), kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, muntah, sakit kepala, pusing.
  • Efek yang jarang misalnya : hipersensitivitas (ruam, gatal, kemerahan, demam), sakit kepala, timbul rasa lesu, mengantuk, pusing, glositis, stomatitis, urin gelap, dan parestesia.
  • Pada pemakaian sistemik jangka panjang dan dengan dosis tinggi berpotensi menyebabkan leukopenia, neutropenia, peningkatan resiko neuropati perifer, serangan epilepsi transien dan toksisitas sistem saraf pusat.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan selesnizol (metronidazole) adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
  • Obat ini kadang-kadang menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
  • Selesnizol (metronidazole) harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati. Penyesuaian dosis disarankan. Pemakaian harus dihentikan jika muncul tanda-tanda klinis dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati.
  • Berikan dengan hati-hati jika pasien menderita disfungsi ginjal.
  • Obat ini dieksresikan dalam air susu ibu dengan kadar yang hampir mendekati dosis terapi bayi. Oleh karena itu, penggunaan selesnizol (metronidazole) oleh ibu menyusui tidak dianjurkan.
  • Hentikan penggunaan obat jika muncul ataksia, vertigo, halusinasi, atau konfusi mental.
  • Keamanan penggunaan obat ini pada anak belum dipastikan kecuali untuk amoebiasis.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang mengidap penyakit pada susunan syaraf pusat dan perifer karena terdapat resiko agravasi neurologis.
  • Hentikan konsumsi minuman beralkohol atau produk yang mengandung propilen glikol saat menggunakan metronidazol sistemik sampai setidaknya tiga hari sesudahnya karena bisa terjadi disulfiram like reaction berupa kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing.
  • selesnizol (metronidazole) hanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan protozoa, bukan untuk mengobati infeksi virus (misalnya, flu, pilek, cacar dan inveksi virus lain).
  • Gunakan obat sesuai yang diresepkan, baik jumlah maupun durasinya. Jangan hentikan pemakaian meskipun sudah merasa sembuh, sebelum obat yang disarankan habis. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi.

Penggunaan obat selesnizol untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan metronidazole kedalam kategori C pada trimsester 1 dengan penjelasan sebagai berikut :

Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Masuk dalam kategori B pada trimsester 2 dan 3 dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil.

Obat ini relatif aman pada usia kehamilan trimester akhir. Namun jika diberikan pada trimester pertama kehamilan obat ini telah dikaitkan dengan kejadian cacat lahir pada bayi. Oleh karena itu, sebaiknya tidak menggunakan obat ini pada trimester awal kehamilan.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung metronidazole termasuk selesnizol dengan obat-obat lain :

  • Penggunaan bersamaan dengan disulfiram bisa menimbulkan reaksi psikotik. Jangan menggunakan metronidazole kepada pasien yang telah menggunakan disulfiram dalam 2 minggu terakhir.
  • Reaksi psikotik seperti di atas (disulfiram like reaction) seperti kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing juga dapat terjadi jika diberikan bersama minuman beralkohol atau produk yang mengandung propylene glycol (beberapa rokok elektronik mengandung zat ini).
  • Metronidazole bisa memperpanjang protrombine time saat diberikan bersamaan dengan antikoagulan seperti warfarin. Waspadai resiko perdarahan.
  • Jika diberikan bersamaan dengan lithium, terjadi peningkatan kadar lithium serum dan, dalam beberapa kasus, tanda-tanda toksisitas lithium.
  • Metronidazole bisa meningkatkan konsentrasi plasma dari busulfan, yang dapat mengakibatkan peningkatan resiko toksisitas busulfan.
  • Pemberian bersamaan dengan  obat yang menurunkan aktivitas enzim hati, seperti cimetidine, dapat memperpanjang waktu paruh dan mengurangi klirens selesnizol (metronidazole), sehingga meningkatkan konsentrasi plasma.
  • Pemberian bersamaan dengan obat yang menginduksi enzim hati, seperti fenitoin atau fenobarbital, dapat mempercepat klirens selesnizol (metronidazole), sehingga kadar plasma berkurang.

Dosis selesnizol

Selesnizol (metronidazole) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

Amubiasis intestinal invasif

  • Dosis lazim dewasa: 800 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
  • Anak usia 1-3 tahun : 200 mg setiap 8 jam.Anak usia 3-7 tahun : 200 mg setiap 6 jam.
  • Anak usia 7-10 tahun : 200-400 mg setiap 8 jam.

Amubiasis ekstra intestinal (termasuk abses hepar) dan pembawa kista amuba asimtomatik

  • Dewasa : 400-800 mg setiap 8 jam selama 5-10 hari.
  • Anak usia 1-3 tahun : 100-200 mg setiap 8 jam.
  • Anak usia 3-7 tahun : 100-200 mg setiap 6 jam.
  • Anak usia 7-10 tahun : 200-400 mg setiap 8 jam.

Trikomoniasis urogenital

  • Dewasa: 200 mg setiap 8 jam selama 7 hari atau 400-500 mg setiap 12 jam selama 7 hari atau 800 mg pada pagi hari dan 1.2 g pada malam hari selama 2 hari atau 2 gram dosis tunggal.
  • Anak usia 1-3 tahun : 50 mg setiap 8 jam selama 7 hari.
  • Anak usia 3-7 tahun : 100 mg setiap 12 jam.
  • Anak usia 7-10 tahun : 100 mg setiap 8 jam.

Giardiasis

  • Dewasa : 2 gram/hari selama 3 hari atau 500 mg 2 x sehari selama 1-10 hari.
  • Anak usia 1-3 tahun : 500 mg/hari selama 3 hari.
  • Anak usia 3-7 tahun : 600-800 mg/hari.
  • Anak usia 7-10 tahun : 1 gram/hari.

Infeksi bakteri anaerob

  • Dewasa (durasi lazimnya 7 hari) : dosis awal 800 mg, kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam.
  • Anak : 7.5 mg/kg BB setiap 8 jam.

Infeksi Gigi Akut

  • Dosis lazim dewasa: 200 mg setiap 8 jam selama 3-7 hari.

Profilaksis bedah 

  • Dewasa: 400 mg setiap 8 jam dimulai 24 jam sebelum operasi, dilanjutkan sesudah operasi secara intravena atau rektal sampai pemberian oral dapat dilakukan lagi.
  • Anak: 7.5 mg/kg BB setiap 8 jam.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif metronidazole
  • Obat yang termasuk anti mikroba golongan nitroimidazole

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Obat selesnizol (metronidazole) harus sesuai dengan yang dianjurkan.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Orange book: Approved drug products with therapeutic equivalence evaluations. (2018). (https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/ob/index.cfm)
Flagyl ER - (metronidazole) extended release tablets, 750 mg. (2015). (https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2015/020868s011lbl.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app