Samster’S Triad - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 6, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Samster’s triad adalah kondisi kronis dengan adanya asma, radang sinus bersamaan dengan polip hidung, dan sensitivitas aspirin. Samster’s triad disebut juga sebagai aspirin-exacerbated respiratory disease (AERD) atau ASA Triad. 

Saat penderita Samster’s Triad terdedah aspirin atau obat-obatan anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), penderita akan mengalami reaksi. Reaksi yang terjadi antara lain muncul gejala pada sistem pernapasan bagian bawah dan atas. Penderita juga mengalami ruam dan nyeri perut.

Apa saja gejala Samster’s Triad?

Penderita Samster’s Triad memiliki asma, inflamasi sinus atau hidung mampet, dan polip hidung yang sedang dialami. Biasanya, gejala-gejala tersebut tidak berkurang saat menggunakan obat-obat standar. 

Penderita yang memiliki polip hidung dan asma sering diminta untuk berhenti meminum aspirin meskipun ketika mereka tidak pernah mengalami reaksi tubuh tertentu. 

Penderita Samster’s Triad mengalami reaksi yang parah bersamaan dengan munculnya gejala pada sistem pernapasan bagian atas dan bawah saat penderita meminum aspirin atau NSAID lainnya. 

Gejala-gejala berikut biasanya muncul antara 30 hingga 120 menit setelah meminum aspirin. Gejala yang terjadi antara lain:

Gejala lainnya yang mungkin terjadi:

Beberapa orang yang mengalami Samster’s Triad dapat kehilangan kemampuan penciumannya dan mengalami infeksi sinus.Pada beberapa laporan, terdapat hingga 70 persen penderita Samster’s Triad mengalami sensitivitas terhadap anggur merah atau minuman beralkohol lainnya.

Apa penyebab Samster’s Triad?

Masih belum pasti apa yang menyebabkan Samster’s Triad. Berdasarkan American Academy of Allergy, Astma & Immunology, terdapat 9 persen orang dewasa yang mengidap asma dan 30 persen orang dewasa memiliki asma dan polip hidung, juga memiliki Samster’s Triad. 

Samster’s Triad mulai terjadi pada masa dewasa muda, biasanya pada orang-orang berumur antara 20 hingga 50 tahun. Umur rata-rata terjadinya Samster’s Triad adalah 34 tahun.

Bagaimana Samster’s Triad didiagnosis?

Tidak ada pemeriksaan tertentu untuk mendiagnosis Samster’s Triad. Biasanya, diagnosis dibuat ketika seseorang mengalami asma, polip hidung, dan sensitivitas terhadap aspirin. 

Pemeriksaan penggunaan aspirin adalah pemeriksaan yang digunakan untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan ini dilakukan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter. 

Orang yang diduga memiliki Samster’s Triad diberi sebuah dosis aspirin untuk melihat apakah terdapat reaksi yang membahayakan. Pemeriksaan penggunaan aspirin jua digunakan sebagai alat diagnostik ketika dokter mencurigai Samster’s Triad saat penderita memiliki asma dan polip hidung, tetapi tidak memiliki riwayat sentivitas terhadap aspirin. 

Selain itu, penderita Samster’s Triad biasanya memiliki jumlah eosinofil pada polip hidung atau darah mereka. Eosinofil adalah jenis sel imun yang spesifik.

Bagaimana cara mengobati Samster’s Triad?

Penderita Samster’s Triad perlu meminum obat secara rutin untuk mengontrol gejala yang mereka alami. Inhaler akan digunakan untuk mengontrol gejala asma

Semprotan steroid intranasal atau steroid sinus rinses akan digunakan untuk mengobati inflamasi sinus. Polip nasal dapat disembuhkan dengan suntik steroid. Pengobatan Samster’s Triad dapat melibatkan operasi sinus untuk menghilangkan polip hidung. 

Tetapi terdapat kemungkinan yang tinggi bahwa polip hidung akan muncul kembali setelah operasi. Berikut adalah beberapa pengobatan untuk menyembuhkan Samster’s Triad:

Desensitisasi Aspirin

Tujuan desenstitisasi Aspirin adalah untuk membuan toleransi terhadap aspirin. Dokter akan memberikan peningkatan dosis aspirin secara perlahan-lahan dalam waktu tertentu hingga Anda dapat mentoleransi aspirin dalam dosis yang tinggi. 

Setelah itu, Anda akan lanjut meminum dosis aspirin yang tinggi setiap hari. Desensitisasi aspirin diperlukan oleh orang yang memerlukan aspirin atau NSAID lainnya untuk masalah penyakit kardiovaskuler atau nyeri kronis

Desensitisasi aspirin dapat menyembuhkan asma dan inflamasi sinus sekaligus mengurangi kebutuhan untuk melakukan operasi sinus dan banyaknya kortikosteroid yang harus diminum oleh penderita Samster’s Triad. 

Banyak penderita Samster’s Triad merespon pada desensitisasi aspirin. Namun, beberapa gejala penderita tidak membaik. Studi jangka panjang pada tahun 2003 pada 172 pasien, menemukan bahwa sekitar 22 persen melaporkan bahwa tidak terjadi penyembuhan gejala setelah desensitisasi aspirin atau setelah berhenti meminum aspirin karena efek sampingnya. 

Desensitisasi aspirin tidak cocok untuk orang yang tidak diperbolehkan meminum aspirin, yaitu wanita hamil atau memiliki riwayat gastric ulcers.

Menghindari aspirin dan NSAID lainnya

Orang-orang yang belum pernah melakukan desensitisasi aspirin harus menghindari aspirin dan NSAID lainnya untuk mencegah terjadinya reaksi. Namun pada banyak kasus, sulit untuk menghindari aspirin dan NSAID lainnya. 

Obat-obat tersebut sering digunakan untuk mengobati atau mengatasi penyakit kardiovaskuler dan kondisi lainnya. Orang-orang yang belum pernah melakukan desensitisasi aspirin akan tetap merasakan gejala asma, inflamasi hidung dan polip. 

Penderita kemungkinan akan mengalami operasi sinus yang berulangkali untuk menghilangkan polip hidung dan harus meminum kortikosteroid untuk mengatasi gejala yang mereka alami


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sommer DD, et al. (2014). Treatment of aspirin exacerbated respiratory disease with a low salicylate diet. DOI: (https://doi.org/10.1177/0194599814555836)
Lee RU, et al. (2010). Aspirin-exacerbated respiratory disease: Evaluation and management. DOI: (https://doi.org/10.4168/aair.2011.3.1.3)
Kennedy JL, et al. (2016). Aspirin-exacerbated respiratory disease: Prevalence, diagnosis, treatment, and considerations for the future. DOI: (https://doi.org/10.2500/ajra.2016.30.4370)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app