Paronikia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 31, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa Itu Paronikia?

Paronikia adalah keadaan dimana terjadinya infeksi pada kuku, bisa saja terjadi pada kuku tangan dan kuku kaki. Pada umumnya, infeksi pada kuku bisa terjadi karena infeksi bakteri, virus ataupun jamur. 

Penyakit ini bisa bersifat akut maupun kronis (lama). Di Indonesia, paronikia lebih dikenal dengan istilah Cantengan, namun sebenarnya, cantengan merupakan penyebab dari paronikia ini sendiri.

Apa Penyebab Paronikia?

Penyebab Paronikia

Penyebab dari paronikia adalah infeksi bakteri, virus ataupun jamur. Biasanya infeksi ini akan menyebar ke daerah kulit sekitar kuku. Keadaan akut pada penyakit paronikia adalah bila infeksi bertahan kurang dari 6 minggu, dikatakan kronis jika berlangsung lebih dari 6 minggu. 

Infeksi Bakteri Staphylococcus aureus adalah infeksi yang paling sering menyebabkan paronikia. Biasanya infeksi terjadi karena terdapat luka kecil pada kuku karena menggunting kuku terlalu dalam ataupun karena trauma fisik seperti terkena batu atau tersandung. 

Terlalu lama terkena air merupakan salah satu faktor resiko lain terjadi infeksi jamur, dimana jenis jamur Candida sp. merupakan jenis infeksi jamur yang paling sering dialami.

Tanda dan Gejala Paronikia

Biasanya paronikia akibat infeksi bakteri akan menimbulkan keluhan keluhan, antara lain:

Paronikia akut. Pada keadaan akut, biasanya akan menimbulkan keluhan keluhan seperti nyeri, pembengkakan daerah sekitar kuku yang terinfeksi, kemerahan serta keluhan keluhan yang bersifat subjektif pada anak. Demam juga bisa terjadi pada keadaan paronikia akut ini.
Paronikia kronik. Bila infeksi tidak cepat ditangani, biasanya akan terjadi abses (pembengkakan berisi kumpulan pus atau nanah).

Berbeda dengan paronikia akibat bakteri, paronikia akibat jamur biasanya akan menyebabkan keluhan tidak terlalu berat, namun akan memberikan penampakan kuku yang lebih pucat, menebal, dan seperti terangkat. Gatal gatal daerah kuku juga bisa terjadi pada paronikia akibat jamur.

Ada beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan paronikia, antara lain adalah:

  • faktor pekerjaan dimana pekerjaan seperti nelayan, tukang cuci, dan lain lain yang sehari harinya terpapar air lama
  • kebiasaan seperti menggigit kuku, kebiasaan menggunting kuku yg terlalu dalam
  • alergi juga bisa menyebabkan paronikia

Pencegahan Paronikia

Pencegahan yang bisa kita lakukan agar tidak menderita paronikia adalah:

  • Hindari menggunakan kuku palsu dalam jangka waktu lama
  • Gunakan sarung tangan jika sering bersentuhan dengan air
  • Tidak menggigit kuku atau memotong kuku terlalu dalam
  • Selalu mengeringkan tangan setelah bersentuhan dengan air
  • Periksakan kondisi kaki secara rutin bagi para penderita diabetes

Pengobatan Paronikia

Paronikia merupakan penyakit yang harus diperiksakan secara langsung ke dokter guna memastikan diagnosanya. Adapun beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan seorang dokter bila Anda terkena Paronikia ini adalah

Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan fisik sederhana yang memeriksakan keadaan infeksi pada kuku sehingga dapat diketahui perkiraan penyebabnya apakah bakteri ataupun jamur.
Biopsi abses. Pengambilan sampel nanah juga bisa dilakukan bila sudah terjadi abses untuk mengetahui jenis bakteri spesifik yang menyebabkan abses tersebut agar mendapatkan pengobatan dengan antibiotik yang cocok dan spesifik.
Pemeriksaan penunjang lain yang sesuai.

Pada umumnya, paronikia memerlukan suatu penanganan terhadap infeksi yang terjadi agar tidak terjadi komplikasi seperti abses, perubahan bentuk kuku yang permanen dan penyebaran infeksi ke daerah yang lebih luas seperti tulang, tendon dan pembuluh darah

Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan jika mengalami paronikia, seperti:

Krim atau salep. Krim atau salep antibiotik atau anti jamur bisa diberikan pada paronikia dengan gejala yang tidak terlalu parah.
Obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan harus sesuai dengan penyebab yang menyebabkan paronikia. Pada paronikia akibat infeksi bakteri, erythromycin dapat diberikan. Pemilihan obat antibiotik akan berdasarkan hasil tes biopsi. Jika biopsi tidak dilakukan, biasanya akan diberikan antibiotik spektrum luas untuk menangani gejala gejala seperti golongan sefalosporin ataupun makrolid dan yang lainnya. Pengobatan paronikia akibat infeksi jamur yaitu dengan obat antijamur seperti terbinafin, mikonazole atau itraconazole. Pengobatan dengan obat minum diberikan apabila pengobatan topikal tidak mempan. 

Operasi.  Bila sudah terbentuk abses, biasanya dokter harus melakukan operasi kecil seperti pemecahan abses dan mengeluarkan pus serta nanah yang terdapat didalamnya untuk mempercepat penyembuhan. Operasi pengangkatan kuku juga bisa dilakukan apabila diperlukan. 


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Harding, M. Patient (2017). Paronychia. (https://patient.info/skin-conditions/paronychia-leaflet)
Ellis, ME. Healthline (2012). Paronychia. (https://www.healthline.com/health/paronychia)
Balentine, JR. Emedicinehealth(2017). Paronychia (Nail Infection). (https://www.emedicinehealth.com/paronychia_nail_infection/article_em.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app