Ocuson Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 22, 2019 Waktu baca: 7 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Ocuson tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi pada saluran pernapasan, kulit, dan mata. 
  • Mengandung betamethasone (obat yang termasuk golongan kortikosteroid) dan dexchlorpheniramine maleate (obat yang termasuk anti histamin).
  • Dosis Ocuson tablet untuk dewasa dan anak > 12 tahun adalah 1 tablet setiap 4-6 jam. Sebaiknya diberikan bersama makanan atau susu untuk mengurangi efek samping pada lambung dan usus.
  • Hati-hati penggunaan pada lansia, penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulseratif, atau gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter jika ingin mengonsumsi Ocuson tablet saat hamil atau menyusui.
  • Klik untuk mendapatkan Ocuson Tablet atau obat alergi lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Ocuson tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi pada saluran pernapasan, kulit, dan mata. Ocuson tablet mengandung betamethasone (obat yang termasuk golongan kortikosteroid) dan dexchlorpheniramine maleate (obat yang termasuk anti histamin).

Mengenai Ocuson Tablet

Pabrik

Sanbe farma

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Ocuson tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • 10 x 10 tablet

Kandungan

Tiap kemasan ocuson tablet mengandung zat aktif sebagai berikut:

  • (Betamethasone 0,25 mg + Dexchlorpheniramine maleat 2,0 mg) / tablet

Mekanisme kerja Ocuson Tablet

Cara kerja Ocuson Tablet berkaitan dengan kandungan zat aktif di dalamnya, yaitu:

1. Betamethasone

Betamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid yang digunakan untuk pengobatan sejumlah penyakit termasuk gangguan rematik, penyakit kulit, kondisi alergi, persalinan prematur untuk mempercepat pengembangan bayi, penyakit Crohn, bahkan kanker seperti leukemia.

Betamethasone bekerja dengan cara mencegah dan mengendalikan peradangan (inflamasi) dengan mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan fibroblast, dan membalikkan permeabilitas kapiler dan stabilisasi lisosom.

2. Dexchlorpheniramine

Dexchlorpheniramine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi alergi. Obat alergi ini termasuk antihistamin dengan sifat antikolinergik dan sedatif, juga isomer dextrorotatory dari chlorpheniramine.

Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Dexchlorpheniramine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.

Manfaat Ocuson Tablet

Kegunaan Ocuson tablet adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut:

  • Kondisi alergi yang parah seperti asma, angioedema, dermatitis atopik, dermatitis kontak, reaksi hipersensitivitas obat, dan rhinitis alergi.
  • Penyakit kulit, seperti dermatitis dan psoriasis.
  • Mata, seperti penyakit oftalmia simpatis, arteritis temporal, uveitis dan kondisi peradangan mata yang tidak responsif terhadap kortikosteroid topikal.
  • Penyakit pada saluran pernapasan, seperti Berylliosis, TBC paru-paru fulminan, pneumonia eosinofilik idiopatik, sarkoidosis simptomatik.
  • Dermatomiositis, polymyositis, dan lupus eritematosus sistemik.

Kontraindikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate dan obat golongan kortikosteroid dan anti histamin lainnya.
  • Pemberian vaksin hidup atau dilemahkan merupakan kontraindikasi pada pasien yang menggunakan dosis imunosupresif dari obat-obat kortikosteroid.
  • Kortikosteroid dosis tinggi, tidak boleh digunakan untuk pengobatan cedera otak traumatis yang berhubungan dengan mata. Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan pembentukan infeksi okular sekunder karena bakteri, jamur, atau virus.
  • Penggunaan kortikosteroid oral tidak dianjurkan dalam pengobatan optik neuritis dan dapat menyebabkan peningkatan risiko episode baru.
  • Kortikosteroid tidak boleh digunakan dalam aktif okular herpes simpleks.
  • Sebaiknya tidak digunakan untuk bayi baru lahir dan prematur, penderita tukak peptik, atau penderita infeksi jamur sistemik.

Efek samping Ocuson Tablet

Berikut adalah beberapa efek samping Ocuson tablet yang mungkin terjadi:

  • Peningkatan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat, sehingga pemberian obat ini pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa, juga menyebabkan pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu, penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki resiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak, hal ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang. Penggunaan kortikosteroid pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan pubertas. Bila benar-benar dibutuhkan, sebaiknya gunakan dosis terkecil.
  • Mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh.
  • Mengurangi massa otot (proximal myopathy).
  • Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Ocuson Tablet, sehingga meningkatkan resiko terkena infeksi virus, jamur, ataupun bakteri.
  • Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai sindromCushing, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya. Sindrom Cushing dapat pulih (reversibel) bila terapi dihentikan, tetapi cara menghentikan terapi harus dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering-off) untuk menghindari terjadinya insufisiensi adrenal akut.
  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan insufisiensi adrenal.
  • Pasien dengan riwayat gangguan jiwa, dapat mengalami gangguan mental yang serius, paranoid atau depresi dengan risiko bunuh diri. Pengawasan yang ketat diperlukan. Bila perlu dihindari.
  • Obat-obat kortikosteroid bisa menyebabkan timbulnya tukak peptik meskipun lemah.

Dosis Ocuson tablet

Dosis Ocuson tablet adalah sebagai berikut :

  • Dewasa dan anak > 12 tahun: 1 tablet setiap 4-6 jam, tidak boleh melebihi 6 tablet sehari.
  • Anak usia 6-12 tahun: ½ tablet setiap 4-6 jam, tidak boleh melebihi 3 tablet.
  • Anak usia 2-6 tahun: ¼ tablet setiap 4-6 jam, tidak melebihi 1 ½ tablet sehari.

Obat sebaiknya diberikan bersama makanan atau susu untuk mengurangi efek samping pada lambung dan usus.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Ocuson tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Interaksi Ocuson Tablet

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Ocuson tablet adalah:

  • Aminoglutethimide: menurunkan kadar betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
  • Agen Kalium-depleting: jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia.
  • Antibiotika makrolida: menurunkan klirens betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate sehingga meningkatkan kadar/efek farmakologisnya.
  • Antidiabetik: kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah, oleh karena itu penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
  • Isoniazid: konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
  • Cholestyramine dan efedrin: cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
  • Vaksin hidup: betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan betamethasone dan dexchlorpheniramine maleate sebaiknya dihindari.
  • Anti jamur azole seperti ketoconazole: mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
  • NSAID: aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Penggunaan bersamaan dengan agen antikolinesterase dapat menyebabkan kelemahan yang parah pada pasien myasthenia gravis. Jika memungkinkan, agen antikolinesterase harus ditarik setidaknya 24 jam sebelum memulai terapi kortikosteroid.
  • Pasien yang menggunakan glikosida digitalis mungkin mengalami peningkatan risiko aritmia karena hipokalemia.
  • Estrogen, termasuk kontrasepsi oral, dapat menurunkan metabolisme hepatik kortikosteroid tertentu, sehingga meningkatkan efeknya.
  • Enzim hati reagen (misalnya, barbiturat, fenitoin, carbamazepine, rifampin) dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid. Dosis kortikosteroid mungkin perlu ditingkatkan.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan Ocuson Tablet, sebagai berikut :

  • Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulseratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan Ocuson Tablet, karena berisiko memicu perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, Ocuson tablet diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, terutama pada penggunaan jangka panjang, karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia, dan malaise.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit infeksi, terutama cacar dan campak. Cacar dan campak dapat menjadi lebih serius atau bahkan fatal pada pasien anak-anak dan dewasa yang menggunakan obat-obat kortikosteroid. Pasien yang tidak memiliki penyakit ini, harus menghindari paparan dari orang-orang penderita cacar atau campak.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Ocuson tablet.
  • Sebaiknya dibatasi menggunakan obat ini pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindrom Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
  • Retensi natrium dengan edema dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kortikosteroid. Obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif, hipertensi, atau insufisiensi ginjal.

Penggunaan Ocuson Tablet untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan betamethasone ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Betamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau diulang selama kehamilan, risiko penghambatan pertumbuhan intrauterin dapat meningkat.

Namun, tidak ada bukti terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk neonatal respiratory distress syndrome). Beberapa gejala supresi adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan, biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna klinis.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app