Nyeri Kolik Ginjal - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 7, 2020 Waktu baca: 3 menit

Nyeri kolik ginjal adalah rasa sakit yang disebabkan oleh batu pada saluran kemih (urolithiasis). Rasa sakit bisa berasal dari mana saja di saluran kemih, yang meliputi area dari ginjal ke ureter, kandung kemih, dan uretra

Ukuran batu ginjal juga dapat bervariasi secara signifikan. Sebagian besar batu terjadi karena penumpukan mineral (kalsium oksalat) atau zat lain, seperti asam urat, yang terkandung di dalam urin, yang kemudian mengendap membentuk gumpalan keras menyerupai batu.

Apa Penyebab terjadinya Nyeri Kolik Ginjal?

Nyeri kolik ginjal muncul ketika sebuah batu bersarang di saluran kemih Anda, pada kebanyakan kasus, nyeri kolik ginjal berasal dari dalam ureter (saluran kemih dari ginjal menuju kandung kemih). Batu yang tersangkut melebarkan ureter sehingga menyebabkan rasa nyeri yang hebat.

Batu pada saluran kemih terjadi pada sekitar 12% pria dan 6% wanita. Angka terjadinya nyeri kolik ginjal meningkat karena perubahan pola makan dan kebiasaan gaya hidup. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena batu kemih, meliputi:

  • diet tinggi zat yang menyebabkan batu terbentuk, seperti kalsium oksalat atau protein
  • Riwayat keluarga atau riwayat kesehatan yang pernah menderita batu
  • dehidrasi karena tidak minum cukup cairan, atau kehilangan terlalu banyak cairan melalui keringat, muntah, atau diare
  • kegemukan
  • operasi bypass lambung, yang meningkatkan penyerapan kalsium tubuh Anda dan zat lain yang membentuk batu
  • gangguan metabolisme, penyakit bawaan, hiperparatiroidisme, dan kondisi lain yang dapat meningkatkan jumlah zat pembentuk batu dalam tubuh Anda
  • Infeksi saluran kemih

Gejala Kolik Ginjal

Batu yang berukuran kecil mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Batu yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri kolik ginjal, terutama jika mereka menyebabkan sumbatan pada ureter.

Gejala kolik ginjal meliputi:

  • rasa sakit yang hebat di sepanjang sisi tubuh Anda antara tulang rusuk dan pinggul, atau di perut bagian bawah
  • rasa sakit yang menyebar ke punggung atau pangkal paha
  • mual atau muntah
  • Nyeri kolik ginjal sering hilang timbul.

Gejala lain dari batu kemih termasuk:

  • rasa sakit saat Anda buang air kecil
  • adanya darah di dalam urin Anda, yang mungkin berwarna merah muda, merah, atau cokelat
  • urin keruh atau berbau
  • keluar potongan batu kecil di urin Anda
  • kebutuhan mendesak untuk buang air kecil
  • buang air kecil lebih banyak atau kurang dari biasanya
  • demam (jika Anda terkena infeksi)

Bagaimana Cara Mencegah terjadinya Nyeri Kolik Ginjal?

Untuk menghindari terjadinya nyeri kolik ginjal di masa mendatang, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah terjadinya batu kemih:

  • Minumlah setidaknya 8 hingga 10 gelas air sehari. Kurangi soda, terutama yang mengandung asam fosfat.
  • Kurangi makan makanan yang terlalu mengandung banyak garam.
  • Batasi protein hewani dari makanan seperti daging merah, ikan, dan telur
  • Batasi makanan yang mengandung oksalat tinggi, seperti bayam, emping dan kacang-kacangan.

Diagnosa Nyeri Kolik Ginjal

Pedoman dari European Association of Urology (EAU) merekomendasikan tes laboratorium berikut pada semua pasien jika mengalami nyeri kolik ginjal untuk pertama kalinya:

  • Tes sedimen / dipstik urin untuk memeriksa jika ada sel darah dan bakteri (nitrit) pada urin dan memeriksa pH urin, dan melakukan kultur urin jika dideteksi adanya bakteri.
  • Kadar kreatinin serum, sebagai nilai ukur fungsi ginjal
  • Asam urat serum, kalsium terionisasi, natrium, dan kalium
  • Pemeriksaan sel darah lengkap (CBC)
  • protein C-reaktif
  • Jika akan dilakukan penanganan operatif, perlu dilakukan pemeriksaan koagulatif yang meliputi pemeriksaan: Waktu tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) dan waktu protrombin (PT) dengan rasio Normalisasi Internasional (INR)
  • Jika tidak ada rencana penanganan operatif, pemeriksaan natrium, kalium, protein C-reaktif (CRP), dan waktu pembekuan darah tidak perlu dilakukan.
  • Berdasarkan pembaruan pedoman terbaru pada tahun 2018, EAU sekarang merekomendasikan USG untuk penilaian awal jika ada gejala batu pada saluran kemih, diikuti oleh computed tomography (CT scan) untuk mengkonfirmasi diagnosis batu.

Perawatan Nyeri Kolik Ginjal

Kebanyakan batu yang berukuran kecil, bahkan, hingga 80% batu akan keluar dari tubuh melalui urin dengan sendirinya. Dokter akan merekomendasikan hidrasi yang tepat dan mungkin meresepkan obat penghilang rasa sakit untuk membantu mengatasi rasa sakit sambil memantau jika batu sudah keluar.

Ada berbagai prosedur untuk membantu menghilangkan batu yang lebih besar dan meredakan nyeri kolik ginjal. Diantaranya:

  • Ekstraksi batu dengan panduan ureteroskopi: Ini adalah prosedur bedah invasif di mana dokter memasukkan alat dengan panduan cahaya dan kamera di dalamnya melalui saluran kemih untuk menemukan batu dan mengeluarkannya.
  • Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL): Perawatan non-invasif, ESWL adalah proses mengarahkan gelombang suara ke ginjal untuk memecah batu menjadi potongan-potongan kecil. Fragmen-fragmen ini kemudian dapat keluar melalui urin.
  • Nefrolitotomi perkutan: Nefrolitotomi perkutan biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Ini adalah proses eksplorasi ginjal melalui luka kecil melalui punggung dan menggunakan instrumen untuk mengeluarkan batu.
  • Penempatan stent: Kadang-kadang, dokter akan menempatkan tabung tipis ke dalam ureter seseorang untuk membantu mengurangi sumbatan dan mendorong agar batu dapat keluar.

Jika semua metode di atas tidak berhasil, dokter dapat melakukan operasi untuk membuka ginjal. Tetapi prosedur ini jarang dilakukan karena memiliki waktu penyembuhan yang relatif lama.


32 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app