Normalkah Jika Seseorang Memiliki Dua Aliran Kencing Saat Buang Air Kecil?

Aliran urin bercabang yang sering atau persisten merupakan indikasi adanya masalah mendasar di uretra atau di kandung kemih. Penyebab umum kencing bercabang yang persisten adalah stenosis meatal, striktur uretra, dan pembesaran prostat. Kelainan kulup seperti phimosis atau kelainan pada anatomi stenosis meatal termasuk kutil kelamin pada meatus uretra juga dapat menyebabkan buang air kecil yang tidak teratur atau bercabang.
Dipublish tanggal: Agu 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 11, 2020 Waktu baca: 3 menit
Normalkah Jika Seseorang Memiliki Dua Aliran Kencing Saat Buang Air Kecil?

Saat buang air kecil normalnya pancaran urin atau kencing seseorang akan keluar dengan satu pancaran. 

Namun terkadang seseorang dapat mengalami kencing yang bercabang atau keluarnya kencing yang terbagi menjadi dua bagian yang berbeda. Apakah hal tersebut merupakan suatu kondisi yang normal? Berikut penjelasannya.

Penyebab aliran kencing bercabang

Kencing bercabang merupakan salah satu alasan umum bagi kebanyakan orang untuk memeriksakannya ke dokter. Aliran urin dapat bercabang menjadi dua aliran. Kencing bercabang dapat membuat aliran urin ganda tetapi kadang-kadang alirannya tidak teratur sehingga urin dapat terciprat ke berbagai arah.

Kencing bercabang yang tidak teratur biasanya disebabkan oleh turbulensi urin saat buang air kecil. Hal tersebut bisa disebabkan oleh aliran urin yang tinggi dengan urinasi bertekanan tinggi, obstruksi parsial pada uretra atau pada meatus uretra.

Aliran urin ganda atau kencing bercabang sesekali dapat terjadi akibat adhesi sementara dari tepi meatus uretra bersamaan yang menyebabkan stenosis meatal uretra intermiten. 

Kondisi tersebut biasanya dapat menghasilkan aliran kencing yang bercabang. Seseorang dengan phimosis yang parah atau kulup penis yang terlalu ketat, serta belum disunat juga dapat mengalami aliran urin yang bercabang.

Bagian dari batu ginjal kecil yang mungkin sekecil pasir dalam urin seperti sel-sel ginjal dari nekrosis tubular juga dapat menyebabkan turbulensi selama buang air kecil dan menyebabkan kencing bercabang.

Alirann urin bercabang yang sering atau persisten merupakan indikasi adanya masalah mendasar di uretra atau di kandung kemih

Penyebab umum kencing bercabang yang persisten adalah stenosis meatal, striktur uretra, dan pembesaran prostat

Kelainan kulup seperti phimosis atau kelainan pada anatomi stenosis meatal termasuk kutil kelamin pada meatus uretra juga dapat menyebabkan buang air kecil yang tidak teratur atau bercabang.

Aliran urin yang tidak menentu pada pria juga bisa disebabkan oleh prostatitis, ISK atau pembesaran prostat. Kencing bercabang merupakan masalah yang lebih umum terjadi pada pria daripada pada wanita.

Mendiagnosis kencing bercabang

Mendiagnosis kencing bercabang biasanya dibuat berdasarkan anamnesis. Pengamatan langsung oleh dokter urologis saat sedang buang air kecil mungkin bermanfaat dalam mengevaluasi beberapa orang dengan kencing bercabang.

Pemeriksaan fisik sering dapat mendeteksi masalah-masalah seperti stenosis meatal uretra, kutil kelamin pada meatus uretra dan phimosis.

Pemeriksaan lainnya yang diperintahkan untuk mengevaluasi penyebab aliran urin pada pria yaitu dengan ultrasonografi kandung kemih dengan residual post void dan uroflow. 

Pemeriksaan Sistoskopi juga dapat dilakukan. Evaluasi serupa juga dapat dilakukan pada wanita dengan keluhan aliran urin yang terus menerus.

Pengobatan kencing bercabang pada pria

Pengobatan kencing bercabang pada pria membutuhkan penanganan masalah mendasar yang menyebabkan aliran urin bercabang.

Stenosis Meatal atau striktur uretra masing-masing dapat diobati dengan urethroplasty atau meatotomy. 

Seseorang dengan phimosis dapat diobati dengan krim steroid tetapi biasanya memerlukan penyunatan pada orang dewasa pada kasus phimosis yang parah.

Pada pria dengan pembesaran prostat dapat ditangani tergantung seberapa besar pembesarannya. Penggunaan obat-obatan dan tindakan bedah biasanya dapat dilakukan.

Pengobatan kencing bercabang pada wanita

Pada wanita, kandung kemih neurogenik mungkin menjadi penyebab tekanan berkemih yang tinggi yang menyebabkan aliran urin bercabang. 

Batu kandung kemih, kutil kelamin, polip uretra atau prolaps organ panggul juga dapat menyebabkan aliran urin bercabang. Masalah-masalah tersebut umumnya dapat berhasil ditangani oleh dokter spesialis urologis.

Masalah kemih lainnya yang umum berkaitan dengan aliran urin bercabang saat kencing

Penyebab yang mendasari aliran urin yang bercabang juga dapat menyebabkan aliran urin yang lambat, aliran urin yang terputus-putus dan tidak konsisten, rasa terbakar di daerah uretra dan tekanan di perut bagian bawah.

Oleh karena itu, Anda harus tetap waspada, karena aliran kencing yang bercabang bisa menunjukkan adanya kondisi serius yang membutuhkan tindakan medis segera. 

Ambil contoh, fistula uretra kongenital yang diartikan sebagai munculnya saluran abnormal antara uretra dan kulit penis.

Salah satu aliran kencing berasal dari area yang normal yaitu dari uretra, sedangkan aliran yang lainnya berasal dari bagian abnormal atau fistula pada uretra.

Gangguan dalam proses pengeluaran urin tersebut memang terbilang jarang dan biasanya mulai muncul sejak bayi.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hydration Chart: Learn to Read the Shades of Your Pee. Healthline. (https://www.healthline.com/health/hydration-chart)
Urine Color Chart: What’s Normal and When to See a Doctor. Healthline. (https://www.healthline.com/health/urine-color-chart#color-chart)
The International Continence Society (ICS) report on the terminology for adult male lower urinary tract and pelvic floor symptoms and dysfunction. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30681183)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app