Tips Memilih Makanan yang Sehat Saat Natal

Dipublish tanggal: Des 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Tips Memilih Makanan yang Sehat Saat Natal

Berkumpul bersama keluarga menjadi momen yang paling dinanti saat perayaan Natal. Ditambah lagi dengan sajian kue jahe, daging kalkun, ayam panggang, dan steak sebagai makanan khas Natal yang selalu ditunggu. Walau semua terlihat enak, hati-hati jangan sampai makan berlebihan karena hal ini bisa mengundang berbagai penyakit. Lalu, bagaimana cara memilih makanan sehat saat Natal? Berikut tips dan triknya.

Memilih makanan sehat saat Natal

Selama perayaan Natal bersama keluarga, pastikan makanan yang Anda pilih termasuk kategori sehat. Jangan sampai Anda 'lapar mata' sehingga asal menyantap semua makanan di hadapan tanpa berpikir panjang dampaknya bagi kesehatan Anda setelah liburan usai.

Tenang, berikut adalah beberapa tips memilih makanan yang sehat saat Natal, antara lain:

1. Hindari terlalu banyak makan bawang

Sebagian besar makanan mengandung tambahan bawang di dalamnya, baik itu bawang merah, putih, maupun bawang bombai. Walaupun memang bisa menambah cita rasa makanan, sebaiknya kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung bawang saat perayaan besar seperti Natal.

Pasalnya, konsumsi terlalu banyak bawang dapat membuat Anda kembung dan buang angin berlebihan akibat kandungan fructan yang ada pada bawang. Selain bawang, sumber makanan lain yang juga dapat menyebabkan perut kembung adalah semangka, daun bawang, blackberry, kacang kapri, dan minuman bersoda.

2. Kurangi karbohidrat

Makanan berkarbohidrat seperti nasi, pasta, dan kentang yang disajikan melalui proses pendinginan dan pemanasan akan membentuk resisten pati yang saat masuk ke pencernaan akan menghasilkan gas. Konsumsi karbohidrat berlebih saat Natal dapat menyebabkan nafsu makan menjadi kurang terkontrol. 

Semakin banyak Anda mengonsumsi makanan berkarbohidrat, kandungan gulanya akan membuat Anda semakin cepat kenyang tapi juga nantinya cepat lapar. Selain itu, kadar gula dan insulin dalam tubuh juga akan meningkat dan memengaruhi mood Anda.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mengganti sarapan pagi dari yang biasanya seporsi nasi uduk atau lontong sayur menjadi semangkok bubur oats. Oats mengandung kadar indeks glikemik rendah dan serat yang tinggi sehingga akan membuat Anda kenyang lebih lama. 

Saat menyantap jamuan prasmanan, Anda bisa mengisi setengah piring Anda dengan sayur atau salad. Ganti nasi putih Anda dengan nasi merah, serta makanlah dalam porsi kecil.

Baca Juga: Pilihan Sayur Rendah Karbohidrat untuk Penderita Diabetes

3. Hindari fruktosa berlebih

Fruktosa adalah satu di antara jenis karbohidrat sederhana yang dapat ditemukan di dalam gula. Selain di dalam gula yang kita pakai sehari-hari, fruktosa juga terdapat terkandung di buah-buahan. 

Fruktosa adalah gula alami dari buah dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, sehingga masih aman untuk kesehatan. Namun, kalau dikonsumsi berlebihan, fruktosa dapat memicu asam urat, meningkatkan kadar kolestrol jahat (LDL), tekanan darah tinggi, pengendapan lemak di hati, resistensi insulin, serta risiko obesitas. 

Beberapa contoh buah yang tinggi kandungan fruktosa adalah mangga, apel, dan pir. Bila ingin tetap sehat saat Natal, batasi konsumsi buah-buahan maupun makanan yang mengandung fruktosa tinggi.

4. Biasakan mengunyah makanan dengan benar

Tanpa disadari, tidak sedikit orang yang asal mengunyah makanan, yang terpenting makanan dalam mulut jadi lebih lembut dan mudah ditelan. Namun hati-hati, mengunyah asal-asalan ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan, lho!

Fungsi mengunyah adalah untuk membantu memperkecil ukuran makanan sebelum ditelan. Proses tersebut membantu mengurangi beban pada tenggorokan serta memlancarkan proses metabolisme di dalam usus dan perut.

Saat mengunyah, tubuh juga akan memproduksi enzim yang membantu mencerna makanan. Idealnya, Anda harus mengunyah makanan kurang lebih 30 kali sebelum menelannya. 

Mengunyah lebih lama dapat memberikan isyarat ke otak bahwa tubuh sudah mendapat cukup sumber makanan. Selain itu, mengunyah juga membantu kerja usus agar bisa mencerna makanan dengan lebih mudah. 

Jika Anda tidak mengunyah makanan secara sempurna, makanan tersebut akan lebih lama dicerna dalam usus. Akibatnya, bakteri akan berkembang di makanan sehingga menyebabkan diare, perut kembung, kram, dan konstipasi. Mengunyah dengan baik juga akan membuat lidah merasakan semua jenis rasa dan bumbu dengan maksimal.

Baca Selengkapnya: Apakah Betul Kebiasaan Mengunyah yang Buruk Dapat Mengubah Posisi Gigi?

5. Jaga asupan air putih

Saat perayaan Natal, bukan hanya sumber makanan yang harus dijaga. Memilih minuman yang sehat juga tidak kalah penting. Apabila Anda terbiasa mengonsumsi alkohol atau minuman dengan kandungan gula tinggi saat perayaan Natal, Anda bisa mengubahnya mulai dari sekarang. 

Pilihlah air putih ataupun jus buah yang lebih sehat untuk tubuh. Konsumsi air putih yang cukup akan membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. 

Selain itu, memenuhi kebutuhan cairan tubuh setiap hari juga dapat membantu menjaga tekanan darah dan meningkatkan stamina. Yang tak kalah penting, minum air putih yang cukup dapat membantu mencegah konstipasi dan melancarkan pencernaan selama libur Natal.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Saat Libur Natal dan Tahun Baru


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
MacDonald A. (2010). Why eating slower may help you feel full faster. (https://www.health.harvard.edu/blog/why-eating-slowly-may-help-you-feel-full-faster-20101019605)
Kang J-H, et al. (2009). Effects of an irregular bedtime schedule on sleep quality, daytime sleepiness, and fatigue among university students in Taiwan. DOI: (https://doi.org/10.1186/1471-2458-9-248)
Hijikata Y, et al. (2011). Walking just after a meal seems to be more effective for weight loss than waiting for one hour to walk after a meal. DOI: (https://doi.org/10.2147/IJGM.S18837)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app