Memahami Sarkoma Kaposi, Jenis dan Penanganannya

Sarkoma kaposi ada beberapa jenis yang dapat dikategorikan berdasarkan jenis orang yang terindikasi penyakit ini. Biasanya banyak penderita sarkoma kaposi disebabkan oleh HIV.
Dipublish tanggal: Sep 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Munculnya bercak-bercak berwarna merah atau ungu di bawah kulit, tepi mulut, hidung, kelenjar limfa, atau organ tubuh lainnya akibat infeksi virus dan menyebabkan pertumbuhan jaringan yang tidak normal disebut dengan sarkoma kaposi. 

Sarkoma kaposi disebabkan oleh infeksi virus. 

Kanker bukan hal yang dapat diabaikan, umunya kanker disebabkan oleh tumbuhnya sel yang tidak normal dan berkembang secara berlipat ganda yang bisa menjadi kanker ganas serta keberadaannya menggangu kinerja sel tubuh normal. 

Pada sarkoma Kaposi, human herpervirus 8 akan menyerang beberapa sel tubuh. Virus ini menyerang bagian sel-sel endothelial dan meningkatkan sel-sel tersebut untuk tumbuh secara cepat serta bertahan lebih lama di dalam tubuh. 

Namun infeksi virus ini tidak menyebabkan terjadinya sarkoma kaposi hanya saja orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah dapat dengan mudah mengalami keganasan virus tersebut. 

Sarkoma kaposi ada beberapa jenis yang dapat dikategorikan berdasarkan jenis orang yang terindikasi penyakit ini. Biasanya banyak penderita sarkoma kaposi disebabkan oleh HIV

Untuk gejala awal terkena sarkoma kaposi biasanya muncul bercak merah atau ungu pada kulit tetapi tidak terasa nyeri. Namun untuk gejala yang lebih detail tergantung dari jenis sarkoma kaposi yang diderita. 

Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan HIV, selain itu dapat juga dilakukan proses CT scan, biopsi kulit, dan endoskopi.

Kemudian setelah dipastikan terkena sarkoma kaposi, ada penanganan tersendiri untuk si penderita. 

Jenis sarkoma kaposi dan penanganannya

Berikut adalah beberapa jenis sarkoma kaposi yang dapat dikelompokkan berdasarkan penderitanya:

1. Sarkoma kaposi pada penderita HIV

Sarkoma kaposi dengan HIV memiliki keterkaitan. Bila seseorang mengalami AIDS yang disebabkan HIV maka kekebalan tubuh akan menurun sehingga kanker tersebut bisa muncul. 

Kondisi sarkoma kaposi yang sudah parah dapat menyebabkan seseorang kesulitan makan, kebotakan, bengkak parah pada bagian tubuh tertentu hingga sesak napas.

2. Sarkoma kaposi klasik

Jenis sarkoma kaposi ini banyak terjadi pada keturunan Eropa Timur terutama pada usia tua. Selain itu, biasanya jenis kanker ini banyak terjadi pada pria.

3. Sarkoma kaposi pada pasien transplantasi organ

Sebagian besar orang yang menerima transplantasi organ akan diberikan obat untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh agar tubuh tidak bereaksi untuk menolak organ yang baru. 

Oleh karena itu virus herpes terkait sarkoma kaposi dapat lebih mudah menyerang orang yang transplantasi organ.

4. Sarkoma kaposi endemik di Afrika

Sesuai dengan namanya, sarkoma kaposi endomik di Afrika banyak terjadi pada seseorang yang tinggal di Afrika. Jenis sarkoma kaposi ini berkembang dengan cepat pada kelenjar getah bening

Faktor yang menyebabkan penyakit ini adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh, kekurangan gizi,dan infeksi kronis lainnya.

Virus herpes pada sarkoma kaposi bisa ditemukan pada darah, air liur, cairan vagina dan cairan semen. Oleh karena itu sarkoma kaposi dapat ditularkan melalui hubungan intim dengan pasangan yang terinfeksi sarkoma dan penularan dari ibu ke bayi melalui plasenta.

Orang yang menderita sarkoma kaposi memang sulit untuk disembukan, akan tetapi perkembangan penyakitya bisa diperlambat dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Dokter biasanya akan memberikan penanganan untuk mencegah virus berkembang biak lebih lebih banyak.

 Pada kondisi sarkoma kaposi yang masih kecil dan jumlahnya belum banyak, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangani penyakit ini. Berikut adalah beberapa penanganannya:

  • Operasi. Operasi bedah kecil biasanya dapat dilakukan dengan mengambil lesi kulit dan sedikit jaringan sehat disekitarnya.
  • Radioterapi. Terapi ini menggunakan bantuan sinar radiasi untuk mematikan sel-sel kanker
  • Kemoterapi. Kemoterapi adalah penanganan berupa pemberian obat-obatan untuk menghentikan perkembangan sel-sel kanker. Untuk sarkoma kaposi pada organ dalam dapat dimasukkan obat menggunakan infus, sedangkan untuk bagian organ yang luar dapat dengan menggunakan suntikan langsung ke lesi kulit yang terkena sarkoma.
  • Krioterapi. Terapi ini mematikan sel kanker dengan membekukan area tubuh dan sekitarnya yang terkena sarkoma kaposi.

Bila Anda mengalami tanda-tanda yang menjurus pada penyakit sarkoma kaposi, segera pergi dan konsultasikan ke dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kaposi sarcoma treatment (PDQ). National Cancer Institute. https://www.cancer.gov/types/soft-tissue-sarcoma/hp/kaposi-treatment-pdq#link/_7_toc.
General considerations in the treatment of Kaposi sarcoma. American Cancer Society. https://www.cancer.org/cancer/kaposi-sarcoma/treating/general-considerations.html.
Groopman JE. AIDS-related Kaposi sarcoma: Staging and treatment. https://www.uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app