Manfaat Sarsaparila: Mengobati Sifilis dan Berbagai Penyakit Lainnya

Dipublish tanggal: Jun 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Manfaat Sarsaparila: Mengobati Sifilis dan Berbagai Penyakit Lainnya

Pernah mendengar Sarsaparila? Sarsaparila merupakan sejenis tumbuhan tropis yang banyak tumbuh di daerah hutan hujan kepulauan Karibia, Honduras, Amerika Selatan, Jamaica. 

Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan bagian akarnya untuk beragam pengobatan seperti pencernaan, radang sendi, demam dan kulit. Akar tumbuhan yang memiliki cita rasa pedas manis dan beraroma segar ini juga sering dijadikan sebagai hidangan teh.

Sarsaparilla mengandung zat berupa saponin yang merupakan senyawa steroid yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan steroid dalam Sarsaparilla dapat merangsang tubuh memproduksi steroid sendiri. 

Selain zat saporin, Sarsaparilla juga mengandung quercetin yang merupakan antioksidan yang berfungsi melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab penyakit dan kerusakan tubuh.

Manfaat Sarsaparilla untuk Kesehatan

1. Memperbaiki nyeri sendi

Kandungan zat saporin dalam Sarsaparilla yang dapat merangsang tubuh menghasilkan steroid membuat Sarsaparilla efektif untuk mengobati nyeri sendi. Sifatnya yang anti inflamasi cukup efektif membuat Sarsaparilla dapat digunakan untuk mengatasi rematik, bengkak karena asam urat dan berbagai keluhan karena penyakit inflamasi.

2. Mengatasi psoriasis

Penyakit Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang menyerang bagian kulit manusia. Gejala yang dialami penderita berupa munculnya sisik berlapis yang berwarna keperakan. 

Kulit juga mengalami penebalan warna hingga menjadi kemerahan serta muncul rasa perih dan gatal. Akar tumbuhan Sarsaparilla telah dikenal puluhan tahun mengobati keluhan akibat psoriasis.

Hal ini telah dibuktikan secara ilmiah berupa perubahan signifikan pada kulit penderita psoriasis dikarenakan kandungan zat saponin di dalam akar Sarsaparilla. Zat saponin dapat mengikat racun yang merupakan penyebab psoriasis kemudian mengeluarkan racun tersebut dari dalam tubuh.

3. Berfungsi sebagai anti-kanker

Meski belum dibuktikan keefektifannya pada manusia, namun akar Sarsaparilla telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah pertumbuhan kanker pada sel kanker pada tikus. 

Hal ini membuktikan bahwa Sarsaparilla mengandung anti kanker. Selain itu, Sarsaparilla juga diketahui memiliki komponen anti tumor untuk mengobati masalah terhadap kanker hati dan kanker payudara.

4. Melindungi hati

Sarsaparilla diketahui mengandung senyawa flavonoid yang bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada organ hati. Unsur flavonoid pada Sarsaparilla juga dapat mengembalikan kerja fungsi hati.

5. Mengobati penyakit sifilis dan lepra

Tumbuhan Sarsaparilla memang tidak termasuk ke dalam golongan antijamur maupun antibiotic modern. Namun, tumbuhan Sarsaparilla telah terbukti selama berabad-abad dapat membantu mengobati keluhan lepra dan penyakit sifilis

Ini disebabkan oleh kandungan pada tumbuhan Sarsaparilla yang dapat mengobati penyakit sifilis (raja singa) dan juga lepra. Peneliti telah membuktikan manfaat senyawa dalam Sarsaparilla yang bermanfaat untuk kesehatan. Peneliti menguji 60 senyawa dalam Sarsaparilla yang kemudian diuji coba pada satu jamur dan enam jenis bakteri

Dari keenam puluh senyawa ini terbukti ada 18 senyawa yang dapat bekerja sebagai antibakteri dan 1 senyawa berfungsi untuk anti jamur.

6. Meningkatkan daya ingat

Kandungan sarsasapogenin dalam Sarsaparilla terbukti melalui sebuah penelitian yang dilakukan di Cina dapat membantu meningkatkan daya ingat. 

Meskipun hasil penelitian ini belum diujicobakan pada manusia, namun penelitian yang dilakukan pada tikus ini membuktikan bahwa kandungan zat Sarsasapogenin dalam tanaman Sarsaparilla bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi belajar.

Adakah efek samping mengkonsumsi Sarsaparilla?

Meski penelitian untuk menguji efek samping dari konsumsi Sarsaparilla belum ada, namun konsumsi zat saponin di dalam Sarsaparilla terbukti dapat menyebabkan peningkatan risiko iritasi lambung

Sarsaparilla juga berisiko dapat berinteraksi dengan berbagai obat-obatan lain yang dikonsumsi dalam tubuh seperti meningkatkan penyerapan obat lain tersebut.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Zampieron, E. R., Kamhi, E. J. (2012). Natural Support for Autoimmune and Inflammatory Disease. Journal of Restorative Medicine, 1(1), 38-47 (http://www.ingentaconnect.com/content/aarm/jrm/2012/00000001/00000001/art00004)
Xu, S. Shang, M., Liu, G., Xu, F., Wang, X., Shou, C., Cai, S. (2013). Chemical Constituents from the Rhizomes of Smilax glabra and Their Antimicrobial Activity. Molecules, 18(5), 5265-5287 (http://www.mdpi.com/1420-3049/18/5/5265)
Xia, D., Fan, Y., Zhang, P., Fu, Y., Ju, M., Zhang, X. (2013). Protective effects of the flavonoid-rich fraction from rhizomes of Smilax glabra Roxb. on carbon tetrachloride-induced hepatotoxicity in rats[Abstract]. Journal of Membrane Biology, 246(6), 479-85 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23681353)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app