Limfadenitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 11, 2019 Waktu baca: 5 menit

Limfadenitis adalah peradangan (inflamasi) atau pembesaran kelenjar getah bening akibat penyakit infeksi atau inflamasi. Kelenjar getah bening (KGB) itu sendiri merupakan jaringan normal berupa bulatan (nodul) berukuran kecil berukuran beberapa milimeter hingga 2 cm.

KGB tersebar di sepanjang pembuluh limfe yang berlokasi di seluruh tubuh.

Fungsi utama kelenjar getah bening (KGB) ini adalah sebagai salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi untuk menyingkirkan mikroorganisme dan sel – sel abnormal yang terkumpul di cairan limfe.

Pembesaran nodus limfatikus (kelenjar getah bening) merupakan gambaran klinis yang biasanya muncul pada berbagai macam penyakit dan bisa juga sebagai tanda lokal pada penyakit di sistem retikuloendotelial atau karena infeksi regional pada daerah tubuh tertentu.

Sebagai contoh adanya infeksi payudara menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. Contoh lainnya, ketika ada infeksi pada daerah kaki, maka akan ada pembesaran KGB di inguinal atau lipat paha.

Pada kasus infeksi sitemik, yaitu infeksi yang melibatkan hampir seluruh tubuh, maka pembesaran getah bening bisa terjadi di berbagai lokasi pada tubuh.

Ciri-ciri dan Gejala Limfadenitis

Pembesaran kelenjar getah bening biasanya asimptomatik atau tak bergejala atau bisa juga menimbulkan keluhan nyeri lokal dan juga bengkak.

Gejala Umum:

  • Kulit yang melapisi nodus limfa terlihat memerah dan terasa nyeri.
  • Nodus limfa bengkak, kaku atau keras.
  • Nodus limfa bisa terasa kenyal jika terbentuk abses atau mengalami peradangan hebat.

Gejala khusus:

  • Limfadenitis servikal bisa menyebabkan kekakuan leher dan tortikolis.
  • Pembesaran kelenjar getah bening preaurikula biasanya berhubungan dengan beberapa bentuk konjungtivitis, termasuk konjungtivitis granulomatosa unilokular,demam konjungtival faringeal (infeksi adenovirus tipe 3) dan keratokonjungtivitis (infeksi adenovirus tipe 8).
  • Peradangan kelenjar getah bening retrofaringeal bisa menyebabkan disphagia (kesulitan menelan karena nyeri) atau sesakgt;napas (dispnea).
  • Limfadenitis mediastinal bisa menyebabkan batuk, dispnea, stridor (mengorok), efusi pleura (penumpukan cairan di rongga selaput paru), atau bendungan pembuluh darah vena.
  • Peradangan kelenjar getah bening intra-abdominal bisa menyebabkan nyeri perut.
  • Pembesaran kelenjar getah bening iliaka bisa menyebabkan nyeri perut.

Kebanyakan anak – anak dengan limfadenitis mengalami pembesaran kelenjar getah bening di inguinal (lipat paha), aksila (ketiak), dan cervical (leher) yang berukuran kecil dan mudah digerakkan.

Hanya sedikit kasus yang mengalami pembesaran kelenjar getah bening di suboksipital (leher belakang) atau post aurikula (belakang telinga). Pembesaran kelenjar getah bening di supraklavickla (leher bagian atas), epitroklear, dan popliteal tidak biasa terjadi seperti halnya pembesaran KGB di mediastinal dan perut (abdominal).

Limfadenitis bisa hanya 1 buah atau muncul berkelompok dan bisa unilateral (sesisi) atau bilateral (dua sisi). Onset (awal mula terjadinya) limfadenitis bisa bersifat akut, subakut atau kronik.

Penyebab Limfadenitis dan Faktor Resiko

Limfadenitis disebabkan karena infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme seperti:

  • Bartonella henselae
  • Coccidioides immitis(coccidioidomycosis)
  • Cytomegalovirus
  • Epstein-Barr virus (mononucleosis)
  • Francisella tularensis(tularemia)
  • Histoplasma capsulatum(histoplasmosis)
  • Atypical Mycobacterium
  • Mycobacterium tuberculosis
  • Parvovirus
  • Rubella
  • Salmonella
  • Staphylococcus aureus
  • Streptococcus Group A
  • Toxoplasma gondii
  • Yersinia enterocolitica
  • Yersinia pestis

Penyakit imunologi atau penyakit pada jaringan konektif yang menyebabkan limfadenitis antara lain:

  • Arthritis rematoid juvenile
  • PEnyakit Akibat ketidakcocokan antara graft dan host

Penyakit primer pada jaringan limfoid atau retikuloendotelial yang menyebabkan limfadenitis antara lain sebagai berikut:

  • Leukemia limfoblastik akut
  • Limfosarkoma
  • Sarkoma sel retikulum
  • Limfoma
  • Limfoma histiosit atau histiositosis maligna
  • Tumor burkitt nonendemik
  • Rrhabdomyosarkoma nasofaring
  • Neuroblastoma
  • Karsinoma tiroid, tiroiditis limfositik kronik
  • Histiositosis X
  • Penyakit Kikuchi
  • Histiositosis sinus jinak
  • Limfadenopati imunoblastik atau Angioimmunoblastik
  • Limfadenopati pseudolimfomatous kronik

Sindrom imunodefisiensi dan disfungsi fagosit yang menyebabkan limfadenitis antara lain:

  • Sindrom imunodefisiensi dapatan
  • Penyakit granulomatosa kronik pada anak
  • Sindrom hiperimunoglobulin E

Penyakit metabolik yang menyebabkan limfadenitis adalah:

  • Penyakit gaucher
  • Penyakit Niemann-Pick
  • Sistinosis

Penyakit hematopoietik menyebabkan limfadenitis antara lain:

  • Talasemia
  • Anemia sel sickle
  • Anemia hemolitik kongenital
  • Anemia hemolitik autoimun

Penyakit lainnya yang menyebabkan limfadenitis antara lain:

  • Penyakit kawasaki
  • Sindrom PFAPA (periodic fever, aphthous stomatitis, pharyngitis, and adenitis)
  • Sarkoidosis
  • Penyakit Castleman (hiperplasia nodus limfa giant jinak)

Obat – obatan yang menyebabkan limfadenitis antara lain:

  • Mesantoin . Kebanyakan menyebabkan limfadenitis servikal
  • Hidantoin

Pasien dengan riwayat klinis berikut ini memiliki resiko terjadinya limfadenitis:

  • Gejala infeksi saluran napas atas, nyeri tenggorokan, sakit telinga, flu, konjungtivitis, atau impetigo.
  • Demam, rewel, atau anoreksia (tidak mau makan)
  • Kontak dengan binatang, terutama kucing
  • Kesehatan gigi yang buruk
  • Penggunaan obat hidantoin dan atau mesantoin

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis penyebab limfadenitis, dokter akan menyarankan melakukan pemeriksaan fisik meliputi inspeksi (melihat) tanda yang muncul dari infeksi di sekitar nodus limfa yang membesar serta palpasi (perabaan) nodus limfatikus tersebut. Beberapa pemeriksaan fisik yang dilakukan seperti:

  • Menentukan lokasi kelenjar getah bening yang terinfeksi. Biasanya tergantung etiologi (penyebab) yang mendasarinya.
  • Jumlah KGB yang terinfeksi. Apakah hanya satu, kelompok lokal (regional), atau generalisata (berbagai regio).
  • Bentuk/ ukuran. Ukuran kelenjar getah bening normal hanya beberapa milimeter hingga 2 cm; pembesaran KGB lebih dari 2-3 cm dengan bentuk regular/irregular.
  • Apakah lunak, kenyal, keras, berfluktuasi, hangat.
  • Tenderness (rasa nyeri atau ketidaknyamanan ketika area yang terinfeksi disentuh). Hal ini cenderung terjadi pada proses infeksi meskipun tidak menyingkirkan kemungkinan penyebab keganasan.

Biopsi dan kultur pada area yang terinfeksi akan membuktikan penyebab peradangan. Kultur darah bisa membuktikan penyebaran infeksi ke aliran darah.

Pengobatan Limfadenitis

Limfadenitis bisa menyebar dalam beberapa jam. Pengobatan harus dimulai dengan tepat. Pengobatan meliputi:

  • Antibiotik untuk mengobati infeksi.
  • Analgesik atau obat penghilang nyeri untuk mengontrol rasa nyeri yang muncul.
  • Anti inflamasi untuk meredakan peradangan.
  • Kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
  • Pembedahan kadang bisa dibutuhkan untuk drainase atau mengalirkan nanah yang ada dalam abses.

Prognosis dan Komplikasi

Pengobatan yang tepat dengan antibiotik bisa memulihkan kondisi dengan sempurna. Proses penyembuhan membutuhkan waktu dalam beberapa minggu atau bulan hingga bengkak menghilang.

Jika tidak diobati dengan baik, maka bisa timbul beberapa komplikasi seperti:

  • Terbentuknya abses atau nanah.
  • Selulitis (infeksi kulit).
  • Fistula atau berlubang (muncul pada limfadenitis karena tuberkulosis).
  • Sepsis (infeksi pada aliran darah).

Kesehatan yang baik dan higienitas yang terjaga dapat membantu mencegah timbulnya berbagai macam infeksi.


23 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Partridge, et al. Medscape (2017). Lymphadenitis. (https://emedicine.medscape.com/article/960858-overview)
Blake, K. Healthline (2018). Lymph Node Inflammation (Lymphadenitis). (https://www.healthline.com/health/lymphadenitis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app