Lasal: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Sep 10, 2019 Waktu baca: 4 menit

Lasal adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Lasal termasuk obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek pada otot-otot bronkus (short acting beta-adrenergic receptor agonist).

Lasal merupakan obat mengandung salbutamol yang berfungsi untuk membuka saluran pernapasan bronkus (bronkodilator) dengan melemaskan otot-otot di sepanjang saluran pernapasan. Kandungan ini digunakan untuk mengurangi pelebaran otot bronkus seperti pada asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Salbutamol adalah obat sistem saluran napas yang termasuk golongan perangsang kinerja adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek (short acting beta-adrenergic receptor agonist). Obat ini bekerja dengan cara merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot bronkus. hal ini menyebabkan terjadinya pelebaran otot bronkus karena otot bronkus mengalami relaksasi.

Mengenai Lasal

Pabrik

Lapi

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Lasal dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 10 x 10 kapsul 2 mg
  • Dos 10 x 10 kapsul 4 mg
  • Botol 100 ml sirup
  • Dos 5 vial 2 ml injeksi

Kandungan

Tiap kemasan lasal mengandung zat aktif sebagai berikut :

  • Salbutamol sulfat 2 mg / kapsul
  • Salbutamol sulfat 4 mg / kapsul
  • Salbutamol sulfat 2 mg / 5 ml sirup
  • Salbutamol sulfat 0.5 mg / ml injeksi

Manfaat Lasal

Manfaat lasal adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut:

  • Mengobati bronkospasme (misalnya penyakit asma karena alergi tertentu, asma bronkial, bronkitis asmatis, emfisema pulmonum) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Mengobati hiperkalemia akut karena kemampuannya merangsang aliran kalium ke dalam sel sehingga konsentrasi kalium dalam darah berkurang.
  • Untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien yang memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, lasal (salbutamol) lebih dipilih karena bekerja lebih lama dan lebih aman, dibanding beta-2 adrenergic lainnya.

Dosis Lasal

Lasal diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Terapi asma  atau PPOK serangan akut: 3-4 x sehari 2-4 mg, dapat ditingkatkan hingga 3-4 x sehari 8 mg.
  • Profilaksis asma karena olahraga: dengan alat inhalasi atau dry powder inhaler sebanyak 2 hirupan tiap 10-15 menit sebelum olahraga.
  • Pada asma berat: dengan menggunakan alat inhalasi dengan dosis awal 4 hirupan, kemudian dilanjutkan 2 hirupan tiap 2 menit tergantung respon terapi. Maksimal 10 hirupan.

Efek samping Lasal

Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik. Berikut adalah beberapa efek samping Lasal yang mungkin terjadi, antara lain:

Efek samping yang lebih berat tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme paradoksikal, urtikaria (biduran) , angioedema (pembengkakan pembuluh darah akibat reaksi berat) , dan hipotensi (tekanan darah menurun). Penggunaan dosis tinggi telah dilaporkan memperburuk diabetes melitus dan ketoasidosis.

Interaksi Obat Lasal

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Lasal adalah:

  • Bronkodilator simpatomimetik kerja pendek: memberikan efek yang sangat buruk pada sistem kardiovaskular.
  • Obat-obat beta-2 antagonis: menghambat kerja salbutamol.
  • Obat-obat golongan beta-blocker non-selektif seperti propranolol: obat beta bloker meningkatkan efek penyempitan saluran bronkus pada pasien asma.
  • Monoamine oksidase inhibitor atau antidepresan trisiklik: meningkatkan efek pada sistem kardiovaskular, di antaranya bisa memicu hipertensi berat.
  • Atomoksetin: menignkatkan risiko efek samping pada sistem kardiovaskular.
  • Salbutamol: menurunkan konsentrasi digoksin dalam plasma.
  • Metildopa: menyebabkan hipotensi akut (penurunan tekanan darah terlalu cepat dalam waktu singkat) 

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien jika menggunakan Lasal adalah sebagai berikut :

  • Sebaiknya hindari penggunaan untuk anak usia < 4 tahun karena keamanan dan efektivitas obat belum diketahui.
  • Belum diketahui apakah salbutamol diekskresikan dalam air susu ibu. Pada studi hewan obat ini telah diketahui memiliki potensi tumorigenicity sehingga sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat pilihan yang lebih aman atau diberikan dengan jarak yang cukup antara menyusui dan penggunaan obat.
  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) pada salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor beta-2 lainnya.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular terutama insufisiensi koroner, aritmia jantung, dan hipertensi.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien dengan hipertiroidisme dan diabetes melitus karena berisiko terjadinya ketoasidosis. Pemantauan kadar glukosa darah perlu dilakukan.
  • Tidak diperuntukkan bagi pasien dengan risiko penyakit jantung iskemik, kehamilan kurang dari 22 minggu, kehamilan dengan risiko seperti infeksi, perdarahan, plasenta previapreeklamsia berat, eklamsia berat, dan ibu dengan abortus iminens (keguguran dipertahankan).
  • Obat ini bisa menyebabkan bronkospasme paradoks yang bisa mengancam nyawa. Jika bronkospasme terjadi segera hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter.
  • Pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia, terutama pada pasien dengan gagal ginjal dan orang-orang yang sedang menggunakan obat diuretik tertentu atau obat turunan xanthine.
  • Hentikan pemakaian dengan segera jika Anda mengalami reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya, karena bisa berakibat yang lebih fatal.

Penggunaan oleh ibu hamil

FDA di Amerika Serikat (setara dengan BPOM di Indonesia) mengkategorikan salbutamol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Penelitian pada hewan memang tidak selalu bisa digunakan sebagai acuan keamanan obat oleh manusia. Namun, efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin menggunakan obat ini pada wanita hamil.

Penggunaan salbutamol oleh ibu hamil hanya untuk tujuan tertentu misalnya mencegah kelahiran prematur bilamana manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang mungkin terjadi.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Spiekerkoetter, E., Fabel, H., & Hoeper, M. (2002). Effects of inhaled salbutamol in primary pulmonary hypertension. European Respiratory Journal, 20(3), 524-528. https://doi.org/10.1183/09031936.02.02572001. European Respiratory Society. (https://erj.ersjournals.com/content/20/3/524)
Westerhof, F. (2005). Effects of salbutamol and enantiomers on allergen-induced asthmatic reactions and airway hyperreactivity. European Respiratory Journal, 25(5), 864-872. https://doi.org/10.1183/09031936.05.00102203. European Respiratory Society. (https://erj.ersjournals.com/content/25/5/864)
Rosa Bergés, Jordi Segura, Rosa Ventura, Kenneth D Fitch, Alan R Morton, Magı́ Farré, Marta Mas, Xavier de la Torre, Discrimination of Prohibited Oral Use of Salbutamol from Authorized Inhaled Asthma Treatment, Clinical Chemistry, Volume 46, Issue 9, 1 September 2000, Pages 1365–1375, https://doi.org/10.1093/clinchem/46.9.1365. Oxford Academic. (https://academic.oup.com/clinchem/article/46/9/1365/5641275)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app